Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

(1)

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, KEPUASAN KERJA, KEJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA BENDAHARA

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

OLEH JAFAR SIDDIK 127017083/AKT

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, KEPUASAN KERJA, KEJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA BENDAHARA

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara

Oleh

JAFAR SIDDIK

127017083/Akt

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

Judul Tesis : PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, KEPUASAN KERJA, KEJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA BENDAHARA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN DELI SERDANG Nama Mahasiswa : JAFAR SIDDIK

Nomor Pokok : 127017083 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA) (Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, CA)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, Ak, CA) (Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA)


(4)

Telah Diuji pada

Tanggal : 26 Agustus 2014

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA Anggota : 1. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, CA

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, Ak, CA 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, KEPUASAN KERJA, KEJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA BENDAHARA

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN DELI SERDANG

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan perundang yang berlaku.

Medan, 26 Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,


(6)

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada

Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran terhadap kinerja bendahara dana BOS di Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang secara parsial dan simultan. Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode proportional random sampling dengan memperhatikan wilayah per Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dengan total jumlah 245 orang. Penelitian ini menggunakan data primer dimana data yang digunakan berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada responden. Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah regresi linier berganda dengan menggunakan analisis uji kualitas data dan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk mengetahui bahwa model regresi linier berganda layak dilakukan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran berpengaruh signifikan terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang secara simultan. Sedangkan variabel teknologi informasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang.

Kata kunci : teknologi informasi, kepuasan kerja, kejelasan peran, dan kinerja Bendahara BOS.


(7)

The Influece of Information Technology, Work Satisfaction, and the Clarity of Role on the Performance of the Treasurer of BOS (School Operational Aid) at

the Elementary School in Deli Serdang

ABSTRACT

The objective of the research was to examine and to analyze the influence of information technology, work satisfaction, and clarity of role on the performance of the treasurer of BOS fund at the Elementary School in Deli Serdang District partially and simultaneously. The samples consisted of 245 respondents, taken by using proportional random sampling technique, paying attention to the area per subdistrict in Deli Serdang District. The research used primary data which were based on questionnaires distributed to respondents. In order to test the hypothesis the data were analyzed by using multiple linear regression analysis. Data quality test and classic assumption test had been used to find out that the multiple linear regression tests were appropriate to test the hypothesis. The result of the research showed that information technology, work satisfaction, and the clarity of role had significant influence on the performance of the treasurer of BOS at the Elementary Schoolin Deli Serdang District simultaneously. Meanwhile, the variable of information technology did not have influnce partially on the performance of the treasurer of BOS at the Elementary School in Deli Serdang District.

Keywords : Information Technology, Work Satisfaction, Role Clarity, Performance of BOS Treasurer.


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang”. Penyusunan tesis ini merupakan tugas akhir untuk mencapai Strata Dua (S2) pada Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari semua pihak, baik secara langsung membimbing penulisan tesis ini, maupun secara tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syaril Pasaribu, DTM & H,M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara;

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, Ak, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Ketua Komisi Pembanding dalam penelitian tesis ini;

4. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini;


(9)

5. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, CA, selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan motivasi, bimbingan serta perhatiannya dengan ketulusan dan penuh kesabaran hingga selesainya tesis ini;

6. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, CA, selaku anggota komisi pembanding yang telah banyak memberikan kritikan dan saran sehingga menghasilkan tesis yang lebih baik;

7. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA, selaku sekretaris Program Studi sekaligus anggota komisi pembanding dalam penelitian tesis ini;

8. Seluruh Dosen dan Staf pada Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan;

9. Ayah dan ibu tercinta, Aming dan Zarhaniah yang selalu memberikan do’a dan restunya kepada penulis untuk senantiasa dapat menyelesaikan pendidikan ini;

10. Istriku tersayang, Tirama Simbolon, M.Si yang selalu menemani dalam menyelesaikan pendidikan ini;

11. Anak-anakku tersayang, Rizky Khairiyah Siregar dan Muhammad Rizky Arif Siddik Siregar yang selalu membuat gembira hati ini dalam menyelesaikan pendidikan ini;

12. Saudara- saudaraku terkasih Aliyah, SH., Saniah, S.Pd., Zuraidah, S.E., S.Pd., Amanah, M.Pd dan Siti Rahmi, S.Pd yang menjadi motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan Pendidikan ini;


(10)

13. Teman-teman seperjuangan Midah, Dewi, Yeni, dan lain-lain yang mendukung dan memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini;

Penulis menyadari bahwa keterbatasan yang dimiliki untuk menjadikan tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diperlukan dalam tesis ini. Namun demikian besar harapan penulis agar tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 26 Agustus 2014 Penulis,


(11)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Jafar Siddik

Tempat / Tanggal Lahir : Lubuk Pakam / 27 Oktober 1978 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Kawin

Agama : Islam

Alamat :

HP :

Anak ke : 5 (lima) dari 6 (enam) bersaudara Nama Ayah / Ibu : Aming / Zarhaniah

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2011 – 2013 : S-2 Program Magister Akuntansi USU

Tahun 1997 – 2004 : S-1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UMSU Tahun 1994 – 1997 : SMU Negeri 1 Lubuk Pakam

Tahun 1991 – 1994 : SLTP Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun 1985 – 1991 : SD Negeri 101900 Lubuk Pakam PENGALAMAN KERJA


(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Originalitas Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1 Teknologi Informasi ... 11

2.1.2 Kepuasan Kerja ... 15

2.1.3 Kejelasan Peran ... 21

2.1.4 Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah ... 23

2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 29

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 32

3.1 Kerangka Konsep ... 32

3.1.1 Hubungan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Bendahara ... 32

3.1.2 Hubungan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Bendahara ... 33

3.1.3 Hubungan Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara ... 33

3.2 Hipotesis Penelitian ... 34

BAB IV METODE PENELITIAN ... 35

4.1 Jenis Penelitian ... 35

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

4.3 Populasi dan Sampel ... 35

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 37

4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

4.5.1 Variabel Independen ... 38

4.5.2 Variabel Dependen ... 38

4.6 Pengukuran Variabel ... 39

4.7 Metode Analisis Penelitian ... 40


(13)

4.8.1 Uji Validitas ... 42

4.8.2 Uji Reliabilitas ... 42

4.9 Uji Asumsi Klasik ... 43

4.9.1 Uji Normalitas ... 43

4.9.2 Uji Multikolinieritas ... 43

4.9.3 Uji Heteroskedastisitas ... 44

4.10 Pengujian Hipotesis ... 44

4.10.1 Uji t ... 45

4.10.2 Uji F ... 45

4.10.3 Koefisien Deteminasi ... 46

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

5.1 Hasil Penelitian ... 47

5.2 Uji Kualitas Data ... 48

5.2.1 Uji Validitas ... 48

5.2.1.1 Validitas Instrumen Teknologi Informasi ... 48

5.2.1.2 Validitas Instrumen Kepuasan Kerja ... 49

5.2.1.3 Validitas Instrumen Kejelasan Kerja ... 49

5.2.1.4 Validitas Instrumen Kinerja Bendahara ... 50

5.2.2 Uji Realibilitas ... 50

5.2.2.1 Reliabilitas Instrumen Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran dan Kinerja Bendahara ... 50

5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 51

5.3.1 Normalitas ... 51

5.3.2 Multikolinieritas ... 52

5.3.3 Heterokedasitas ... 53

5.4 Pengujian Hipotesis ... 55

5.4.1 Hasil Uji Statistik t ... 55

5.4.2 Hasil Uji Statistik F ... 57

5.5 Pembahasan ... 58

5.5.1 Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Bendahara BOS ... 58

5.5.2 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Bendahara ... 60

5.5.3 Pengaruh Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara BOS ... 60

5.5.4 Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, dan Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara ... 62

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 64

6.1 Simpulan ... 64

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 65

6.3 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian ... 10

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 31

Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 36

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel ... 39

Tabel 5.1 Demografi Responden ... 47

Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Teknologi Informasi ... 48

Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kepuasan Kerja ... 49

Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kejelasan Peran ... 49

Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja Bendahara ... 50

Tabel 5.6 Hasil Uji Realibilitas Kuesioner Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran dan Kinerja Bendahara BOS ... 50

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas Dengan One-Sample Kolmogrov-Smirnov ... 52

Tabel 5.8 Hasil Uji Multikolinieritas ... 53

Tabel 5.9 Hasil Uji Heteroskedasitas ... 54

Tabel 5.10 Hasil Analisis Pengujian Hipotesis ... 55

Tabel 5.11 Hasil Uji F ... 57


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara BOS ... 32 Gambar 5.1 Diagram Histogram Normalitas ... 51 Gambar 5.2 Scatterplot Uji Heteroskedasitas ... 53


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 71

Lampiran 2. Data Penelitian ... 75

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 96

Lampiran 4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 100

Lampiran 5. Hasil Output Penelitian ... 102


(17)

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada

Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran terhadap kinerja bendahara dana BOS di Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang secara parsial dan simultan. Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode proportional random sampling dengan memperhatikan wilayah per Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dengan total jumlah 245 orang. Penelitian ini menggunakan data primer dimana data yang digunakan berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada responden. Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah regresi linier berganda dengan menggunakan analisis uji kualitas data dan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk mengetahui bahwa model regresi linier berganda layak dilakukan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran berpengaruh signifikan terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang secara simultan. Sedangkan variabel teknologi informasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang.

Kata kunci : teknologi informasi, kepuasan kerja, kejelasan peran, dan kinerja Bendahara BOS.


(18)

The Influece of Information Technology, Work Satisfaction, and the Clarity of Role on the Performance of the Treasurer of BOS (School Operational Aid) at

the Elementary School in Deli Serdang

ABSTRACT

The objective of the research was to examine and to analyze the influence of information technology, work satisfaction, and clarity of role on the performance of the treasurer of BOS fund at the Elementary School in Deli Serdang District partially and simultaneously. The samples consisted of 245 respondents, taken by using proportional random sampling technique, paying attention to the area per subdistrict in Deli Serdang District. The research used primary data which were based on questionnaires distributed to respondents. In order to test the hypothesis the data were analyzed by using multiple linear regression analysis. Data quality test and classic assumption test had been used to find out that the multiple linear regression tests were appropriate to test the hypothesis. The result of the research showed that information technology, work satisfaction, and the clarity of role had significant influence on the performance of the treasurer of BOS at the Elementary Schoolin Deli Serdang District simultaneously. Meanwhile, the variable of information technology did not have influnce partially on the performance of the treasurer of BOS at the Elementary School in Deli Serdang District.

Keywords : Information Technology, Work Satisfaction, Role Clarity, Performance of BOS Treasurer.


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 yang telah mengalami amandemen sebanyak 4 kali, melalui pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 2 menyatakan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Serta ayat 4 menyatakan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional.

Sehubungan dengan itu, pemerintah terus melakukan upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan, antara lain dengan mengeluarkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang merupakan penggantian atas pengurangan subsidi bahan bakar minyak dan sehubungan dengan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang ditujukan agar para siswa memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu. Pemerintah memprogramkan pemberian BOS bagi siswa SD/MI/SDLB/SMP/MTs/SMPLB negeri atau swasta dan Pesantren Salafiyah serta sekolah agama non Islam setara SD dan SMP yang menyelenggarakan wajib belajar (wajar) pendidikan dasar 9 tahun. Sekolah wajib mendukung program tersebut dengan menggunakan dana tersebut seefektif mungkin untuk meningkatkan mutu pembelajaran.


(20)

Dasar inilah yang menjadi keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 76 tentang petunjuk teknis penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan dana bantuan operasional sekolah tahun anggaran 2013. Peraturan yang menjadi latar belakang keluarnya dana BOS adalah Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (http://bos.kemdikbud.go.id, diunduh tanggal 8 Desember 2013).

Salah satu indikator penuntasan program wajib belajar 9 tahun dapat diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) SD dan SMP. Pada tahun 2005 APK SD telah mencapai 115%, sedangkan SMP pada tahun 2009 telah mencapai 98,11%, sehingga program wajar 9 tahun telah tuntas 7 tahun lebih awal dari target deklarasi Education For All (EFA) di Dakar. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program wajar 9 tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi program BOS, dari perluasan akses menuju peningkatan kualitas.

Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 tahun 2009, standar biaya operasi nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan, agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan. BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana


(21)

program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.

Pada tahun anggaran 2011 penyaluran dana BOS dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah kabupaten/kota dalam bentuk dana penyesuaian untuk bantuan operasional sekolah, mulai tahun anggaran 2012 dana BOS disalurkan dengan mekanisme yang sama tetapi melalui pemerintah provinsi.

Dalam mekanisme penyaluran dana BOS, banyak terjadi penyalahgunaan dan penyimpangan, seperti yang terjadi di Gunungkidul dan Magelang dimana dana BOS diselewengkan. Berdasarkan temuan Badan Pemeriksaan Keuangan RI penyaluran dana BOS tidak tepat di 12 Sekolah Dasar dan 13 Sekolah Menengah Pertama. Sementara itu, menurut laporan hasil pemeriksaan BPK, terdapat 48 sekolah yang melakukan pungutan liar terhadap siswa. Pungutan liar itu dibedakan menjadi iuran rutin bulanan dan iuran sukarela yang dikenakan berdasarkan kebutuhan sekolah dengan cara pembayaran diangsur. Jumlah nominal pungutan liar tersebut tidak membedakan antara siswa dari kalangan miskin dan siswa golongan kaya, Wibowo (2011)

Berbagai masalah penyelewengan dana BOS yang terjadi, seperti kasus seorang Kepala SMP Negeri di Kabupaten Nias dituntut jaksa di pengadilan tipikor Medan, 6 tahun 6 bulan penjara karena didakwa telah melakukan korupsi dana BOS senilai Rp 301.371.500. Dalam perkara ini, Kepala SMP Negeri tersebut menerima dana BOS Rp 800 juta pada tahun 2010 sampai dengan 2012. Sebagai pengelola, Kepala SMP Negeri tersebut menggunakan sebagian dana bantuan untuk kepentingan pribadi, mulai triwulan IV tahun 2010 sampai triwulan I tahun 2012, Muhardiansyah (2013). Banyak masalah ketidaktransparan dalam


(22)

penggunaan dana BOS. Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) bersama jaringan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan komunitas orang tua siswa, menyatakan 87% sekolah tidak transparan dalam pengelolaan BOS. Jumlah tersebut merupakan hasil uji akses yang dilakukan terhadap 222 sekolah sampel di 8 provinsi. Menurut Koordinator YSKK, "Dari 222 sekolah yang menjadi sampel, 87% diantaranya menolak memberikan informasi soal pengelolaan dana BOS,". Pihak YSKK menyesalkan meski termasuk kedalam kategori informasi publik, data dan informasi dana BOS masih sulit diakses. Koordinator YSKK mengatakan, "Kita adakan uji akses serentak pada 21 Oktober 2013 lalu, di 8 provinsi, yakni Nangroe Aceh Darussalam, Jawa Tengah, Lampung, Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Ada 3 provinsi yang 100% menolak memberikan informasi, yakni Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Untuk tingkat kabupaten dan kota terjadi di Sragen, Klaten, dan Karanganyar”. Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesian Corruption Watch (ICW) mengatakan transparansi data dan informasi pengelolaan dana BOS diakuinya masih rendah. Kondisi tersebut membuka peluang terjadinya penyelewengan. "Saat ini sudah ada 48 kasus penyelewengan dana BOS yang melibatkan 179 kepala sekolah. Agar tak terulang lagi, harus dilakukan perbaikan-perbaikan dalam hal keterbukaan dan kemudahan akses data informasi oleh masyarakat,", Sunaryo (2013).

Ada juga kasus kesalahan yang terjadi karena tidak baiknya kinerja bendahara dalam membuat laporan yang benar seperti yang diungkapkan oleh Kadisdikpora Palangkaraya. Kadisdikpora tersebut mengakui adanya penyalahgunaan dana BOS, disebabkan kinerja bendahara sekolah yang tidak bisa


(23)

membuat laporan yang benar, ada juga komite sekolah yang melakukan pungutan dan itu terjadi dibeberapa sekolah. Bahkan yang lebih miris lagi terjadi di sekolah unggulan yang mestinya pihak sekolah mengetahui aturan apa saja yang boleh dibebankan kepada siswa (http://jppn.com, 04 April 2013, diunduh tanggal 11 Desember 2013).

Masih ada peristiwa dalam bentuk gagal menyusun laporan keuangan, dan tidak sesuainya akumulasi perhitungan yang dilakukan oleh kepala sekolah, dewan guru, dan komite sekolah yang mengakibatkan pihak Dinas Pendidikan Sintang langsung mengambil tindakan tegas kepada kepala sekolah sehingga kepala sekolah tersebut dimutasi (Kusmiyati, 2009).

Ketidakjelasan peran dari bendahara BOS juga terjadi di Kota Tebing Tinggi. Peran bendahara diambil alih sepenuhnya oleh Kepala Sekolah, sehingga terjadi tindak pidana korupsi. Kejaksaan Negeri Tebing Tinggi telah menahan Kepala SMP Negeri tersebut, setelah dilakukan pemeriksaan terkait dugaan dana BOS tahun 2009 sebesar Rp. 369 juta, dalam kasus pengadaan buku pelajaran melalui dana BOS tahun 2009 di SMP Negeri tersebut yang dikerjakan oleh kepala sekolah, terindikasi adanya kenaikan harga buku yang tidak signifikan. Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, bahwa telah terjadi tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan pertanggungjawaban dana BOS SMP Negeri Tebing Tinggi tersebut pada tahun 2009, yang dilakukan oleh kepala sekolah tersebut, sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 UU No. 31 tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi, (TT-02/DT.04/*MPC, 19 Januari 2010, diunduh tanggal 11 Desember 2013).


(24)

Peran bendahara diambil oleh kepala sekolah, dimana kejelasan peran dari bendahara BOS tidak sesuai dengan Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) yang disusun oleh bendahara sekolah, tim BOS, dan komite sekolah, akan tetapi dari berbagai masalah diatas menunjukkan bahwa peran bendahara BOS diambil alih oleh kepala sekolah, bahkan seringkali terjadi manipulasi dana di sejumlah sekolah. Sesuai dengan peraturan bahwa dana BOS mestinya menjadi kewenangan bendahara dan tim BOS sekolah untuk mengelola dana BOS. Dugaan penyelewengan penggunaan dana BOS oleh kepala SD Negeri di Hutan Lindung Kecamatan Muara Bulian Provinsi Jambi sejak Januari sampai dengan Maret 2012. Penyelewengan yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memalsukan tanda tangan bendahara dana BOS. Kepala sekolah tersebut memalsukan tanda tangan bendahara BOS dikarenakan bendahara BOS telah berhenti dari tugasnya, sehingga perlu melakukan tindakan pencairan dana yang seharusnya merupakan tanggung jawab bendahara dana BOS (Hid, 2012).

Peran sebagai bendahara dana BOS yang diambil alih oleh kepala sekolah sehingga bendahara dana BOS tersebut merasa dirinya sebagai pelengkap saja, hal ini karena bendahara dana BOS yang sebelumnya dimutasi/alih tugas. Mulai dari sini, kepala sekolah tersebut mengambil peran bendahara dana BOS tersebut. Sehingga bendahara dana BOS yang baru tidak mengetahui berapa banyak dana yang diambil dan dikeluarkan dalam pengelolaan dana BOS tersebut. Ini terjadi pada satu sekolah dasar negeri di Bulak II, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu (Er, 2013).

Berbagai peristiwa diatas menunjukkan bahwa belum efektifnya bendahara BOS dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai bendahara BOS,


(25)

kegagalan ini juga banyak dipengaruhi oleh kemampuan bendahara dalam menguasai teknologi dalam penyusunan laporan. Terlalu ikut campur tangan kepala sekolah dalam pembuatan laporan keuangan dan juga dalam penggunaan anggaran. Kurang koordinasi antara bendahara BOS, kepala sekolah, dewan guru dan komite sekolah dalam penyusunan perencanaan, penggunaan anggaran maupun pelaporan keuangan.

Adanya ketidakpuasan bendahara sehingga membuat kinerja bendahara semakin berkurang yang mengakibatkan terjadi penyimpangan penggunaan dana BOS. Berdasarkan hal inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan peneliti memberi judul “Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, dan Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut ; (1) apakah terdapat pengaruh teknologi informasi secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara dana BOS di sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang?; (2) apakah terdapat pengaruh kepuasan kerja secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara dana BOS di sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang?; (3) apakah terdapat pengaruh kejelasan peran secara signifikan dan positif terhadap terhadap kinerja bendahara dana BOS di sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang?, dan; (4) apakah ada pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja, kejelasan peran secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara BOS secara simultan?.


(26)

1.3Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk; (1) menguji dan menganalisis pengaruh teknologi informasi secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara dana BOS di sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang; (2) menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara dana BOS di sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang; (3) menguji dan menganalisis pengaruh kejelasan peran secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara dana BOS di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang; serta (4) menguji dan menganalisis pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja dan kejelasan peran secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara dana BOS di sekolah dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang secara simultan.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk; (1) kepala sekolah, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memperoleh informasi serta dapat untuk merancang program-program perbaikan ke depan, dalam pengelolaan dana BOS; (2) Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang untuk dapat menyusun dan membuat rencana dan membuat pelatihan kepada bendahara dana BOS sekolah agar dapat mencegah penyelewengan dan ketidakmampuan bendahara BOS dalam menyusun laporan yang baik dan benar; (3) bagi peneliti dan peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai mekanisme dan pelaporan serta penyajian dana BOS di sekolah dasar di Kabupaten Deli Serdang; (4) bagi pembaca,


(27)

penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai dana BOS di sekolah dasar di Kabupaten Deli Serdang.

1.5Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dalimunthe (2010) dengan judul “Analisis Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran, dan Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah di Sekolah Negeri Kota Medan”. Adapun perbedaan dalam penelitian ini adalah terletak pada penambahan variabel independen yaitu teknologi informasi dan variabel dependen yaitu kinerja, adapun alasan peneliti menambahkan variabel teknologi informasi adalah bahwa peneliti melihat bahwa perlunya keterbukaan informasi yang harus disampaikan oleh bendahara BOS, sedangkan pada penelitian Dalimunthe (2010) tidak diketahui antara variabel independen dan variabel dependen karena semua variabel saling mempengaruhi. Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar negeri Kabupaten Deli Serdang, sedangkan penelitian Dalimunthe (2010) dilakukan pada sekolah dasar negeri Kota Medan. Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah kepala sekolah untuk variabel kinerja bendahara dan bendahara dana BOS untuk variabel teknologi informasi, kepuasan kerja, kejelasan peran. Sedangkan pada penelitian Dalimunthe (2010), respondennya adalah bendahara dana BOS.


(28)

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian

Kriteria Peneliti Terdahulu Peneliti Sekarang Variabel penelitian 1. Kepuasan kerja

2. Kejelasan peran

3. Kinerja bendahara BOS

Variabel independen: 1. Teknologi informasi 2. Kepuasan kerja 3. Kejelasan peran Variabel dependen: 1. Kinerja bendahara BOS Tempat penelitian Sekolah Dasar Negeri Kota

Medan

Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang Responden Bendahara Bos di Sekolah

Dasar Kota Medan

Bendahara Bos di Sekolah Dasar Kabupaten Deli Serdang


(29)

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teknologi Informasi

Definisi teknologi menurut beberapa pendapat seperti Harahap (1982), menyatakan bahwa teknologi adalah (1) Ilmu yang menyelidiki cara-cara kerja dalam teknik (2) Ilmu pengetahuan yang digunakan dalam pabrik-pabrik dan industri-industri. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Salim (1985), mengatakan bahwa teknologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan industri bangunan, mesin-mesin dan sebagainya.

Sedangkan menurut Rogers (dalam Seels, 1994) teknologi adalah suatu rancangan langkah instrumental untuk memperkecil keraguan mengenai hubungan sebab-akibat dalam mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Saliman, (1993) teknologi adalah ilmu pengetahuan mengenai pembangunan dan industri.

Pendapat berbeda dikemukakan Miarso (2007), mengatakan teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah, proses tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk, produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu menjadi bagian dari suatu sistem.

Teknologi informasi menurut Haag dan Keen (1996), mengatakan bahwa teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu manusia bekerja dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemprosesan informasi. Sedangkan menurut Martin (1999) teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer software, hardware yang digunakan untuk memproses atau menyimpan informasi melainkan mencakup teknologi


(30)

komunikasi untuk mengirim informasi. Ada juga pendapat yang dikemukakan oleh William dan Sawyer (2003), teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi atau komputer dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang dapat membawa data, suara dan video serta data digital lainnya.

Menurut Bodnar dan Hopwood (dalam Rahmawati, 2008) bahwa teknologi informasi meliputi teknologi komputer (computing technology) dan teknologi komunikasi (communication technology) yang digunakan untuk memproses dan menyebarkan informasi baik itu yang bersifat finansial atau nonfinansial. Sehingga dapat dikatakan bahwa teknologi informasi adalah segala cara atau alat yang terintegrasi yang digunakan untuk menjaring data, mengolah dan mengirim atau menyajikan secara elektronik menjadi informasi dalam berbagai format yang bermanfaat bagi pemakainya.

Teknologi informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting karena sudah banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan organisasi. Penerapan teknologi informasi pada tiap perusahaan atau organisasi tentunya memiliki tujuan yang berbeda karena penerapan teknologi informasi pada suatu organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usahanya. Adapun yang menjadi tujuan dari adanya teknologi informasi menurut Sutarman (2009), “tujuan TI untuk memecahkan masalah, membuka kreativitas, dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam melakukan pekerjaan”.

Teknologi informasi berperan penting untuk meningkatkan kualitas informasi dan juga sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk mengintegrasikan dan mengolah data dengan cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing untuk menghadapi kompetisi.


(31)

Selain itu teknologi informasi juga berperan penting bagi perusahaan untuk mengefisiensikan waktu dan biaya yang secara jangka panjang akan memberikan efisiensi waktu dan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi.

Untuk dapat memahami hubungan antara teknologi informasi dengan kinerja individu menurut Sugeng dan Indriantoro (dalam Rahmawati, 2008) berpendapat bahwa perlu adanya model teoritis komprehensif yang kuat dimana didalamnya tercakup variabel-variabel yang secara signifikan menjadi predictor langsung maupun tidak langsung bagi kinerja individu. Menurut Theory of Reasoned Action dari Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa perilaku seseorang adalah perkiraan dari intensitas dan tindakannya dimana seseorang akan menggunakan teknologi informasi jika hal itu bermanfaat dan meningkatkan kinerjanya dan begitu pula sebaliknya. Manfaat dari teknologi informasi ini baru dapat dirasakan jika pengguna teknologi informasi tersebut “menyadari” manfaatnya, Ficher (dalam Rahmawati, 2008). Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dalam lingkungan kerja menyebabkan pemanfaatan teknologi informasi menjadi kebutuhan yang mendesak.

Hubungan teknologi informasi dengan kinerja menurut Lee, dkk (dalam Kusumo, 2009), “(1) individual IT knowledge and both traditional and electronic communication methods significantly contribute to the internal process performance of small firms; (2) internal process performance, organizational IT knowledge, and electronic communication methods affect customer performance; and (3) financial performance is affected by process and customer performance”. Menurut mereka (1) pengetahuan seseorang terhadap IT secara tradisional maupun dengan alat komunikasi elektronik memberikan kontribusi pada kinerja


(32)

internal perusahaan kecil; (2) kinerja proses internal, organisasi TI pengetahuan, dan metode komunikasi elektronik mempengaruhi kinerja pelanggan, dan (3) kinerja keuangan adalah dipengaruhi oleh proses dan kinerja pelanggan.

Penerapan teknologi informasi pada tiap perusahaan atau organisasi tentunya memiliki tujuan yang berbeda karena penerapan teknologi informasi pada suatu organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usahanya. Peran teknologi informasi bagi suatu perusahaan dapat dilihat dengan menggunakan kategori, Mulyadi dan Johny (2001), ada 5 peranan mendasar teknologi informasi disuatu perusahaan, yaitu:

1. Fungsi operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping, karena telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi.

2. Fungsi monitoring and control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerialdalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.

3. Fungsi planning and decision mengangkat teknologi informasi ketataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya.

4. Fungsi communication secara prinsip termasuk kedalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan


(33)

posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.

5. Fungsi interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya.

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa teknologi informasi memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda bagi suatu perusahaan dan itu semua tergantung pada bidang usaha masing-masing perusahaan. Komponen teknologi informasi merupakan sub sistem yang terbentuk sehubungan dengan penggunaan teknologi informasi.

2.1.2 Kepuasan kerja

Kepuasaan kerja sebagai sikap, ungkapan emosi, dan hasil persepsi individu terhadap pekerjaan. Seseorang yang memiliki kepuasan yang tinggi terhadap pekerjaan cenderung merasa positif, menyukai, dan menghargai pekerjaannya dengan baik. Para ahli mendefinisikan kepuasaan kerja dari beberapa sudut pandang, meskipun demikian tampak kesamaan makna di dalamnya. Kepuasan kerja menurut Newstrom (2007), mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their

work”, yang mempunyai arti bahwa kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami (pegawai) dalam bekerja.


(34)

Wexley dan Yukl (1977), mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an

employee feels about his or her job”, bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. Dapat dikatakan bahwa kepuasan adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan,

Kepuasan kerja menurut Kinicky dan Robert (2006) adalah kecenderungan emosi terhadap pekerjaan. Kecenderungan emosi ini dikemukakan Newstorm (2007) sebagai emosi suka atau tidak suka terhadap pekerjaan dan oleh Davis (1977) didefinisikan sebagai perasaan suka atau tidak suka terhadap pekerjaan. Robbins dan Timothy (2008) berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil evaluasi karakteristik-karakteristiknya. Pendapat ini sejalan dengan McShane dan Glinow (2008) yang mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah hasil penilaian seseorang terhadap pekerjaan. Meskipun demikian menurut McShane dan Glinow (2008) penilaian tersebut juga diberikan kepada konteks pekerjaan sesuai dengan persepsinya terhadap karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja dan pengalaman emosi di dalamnya.

Menurut Levi (2002) ada 5 aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu:


(35)

1. Pekerjaan itu sendiri (work it selft), setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar atau tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja,

2. Atasan (supervisor), atasan yang baik adalah atasan yang mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu dan sekaligus atasannya,

3. Teman sekerja (workers), merupakan faktor yang berhubungan antar pegawai dengan atasannya dan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya,

4. Promosi (promotion), merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan atau tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.

5. Gaji/upah (pay), merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup yang dianggap layak atau tidak,

Ada beberapa aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja seperti yang dikutip dari Mangkunegara (2001), antara lain:

1. Kerja yang secara mental menantang, kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang tidak terlalu menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang


(36)

menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan, 2. Ganjaran yang pantas, para karyawan menginginkan sistem upah dan

kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan, tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dalam jam-jam kerja. Upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan, yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair dan just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka,

3. Kondisi kerja yang mendukung, karyawan peduli akan lingkungan kerja, baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi menyatakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya,


(37)

kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit),

4. Rekan kerja yang mendukung, orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan akan dapat meningkatkan kepuasan kerja. Tetapi perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan,

5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dalam kerja mereka.

Menurut Baron dan Byrne (2000) ada 2 kelompok faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: 1) faktor organisasi yang berisi kebijakan perusahaan dan iklim kerja; dan 2) faktor individual atau karakteristik karyawan. Kemampuan kerja yang rendah dan pekerjaan yang rutin akan mendorong karyawan untuk mencari pekerjaan lain, hal ini menjadi penyebab ketidakpuasan dalam bekerja. Akan tetapi karyawan yang memiliki ketertarikan dan tantangan kerja akan lebih puas dengan hasil kerjanya jika dapat mengerjakan pekerjaan


(38)

dengan maksimal. Fakor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Wexley dan Yulk (1977) mengemukakan bahwa kepuasan kerja dengan memperhatikan faktor pekerjaan maupun faktor individunya, antara lain gaji, kondisi kerja, mutu pengawasan, teman bekerja, jenis pekerjaan, keamanan kerja, dan kesempatan kerja untuk maju serta faktor individu yang berpengaruh antara lain kebutuhan yang dimilikinya, nilai-nilai yang dianut, dan sifat kepribadian.

Pendapat lain dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown (dalam Ciptono dan Yamit, 2005) ada lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, antara lain 1) kedudukan (posisi), pada umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada posisi pekerjaan yang tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan yang bekerja pada posisi yang lebih rendah. Akan tetapi pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi perubahan dalam tingkat pekerjaan yang mempengaruhi kepuasan kerja; 2) pangkat (golongan), pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaaan golongan atau tingkatan, sehingga pekerjaan tersebut akan memberikan kedudukan golongan pada orang yang melakukannya; 3) usia, bahwa terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan usia karyawan. Usia diantara 25 sampai 34 tahun dan usia 40 sampai 45 tahun merupakan usia yang dapat menimbulkan perasaan kurang puas atas pekerjaan yang dilakukannya; 4) jaminan finansial dan sosial, masalah jaminan finansial dan sosial membuat banyak karyawan yang mencari atau berpindah pekerjaan yang memiliki jaminan finansial dan sosial yang lebih baik, sehingga kepuasan dalam bekerja akan timbul jika pekerjaan tersebut menjamin finansial dan sosial pekerja; 5) mutu pengawasan, kepuasan karyawan dapat ditingkatkan dengan perhatian dan hubungan yang baik antara pimpinan kepada


(39)

karyawan, sehingga karyawan akan merasa dirinya merupakan bagian yang penting dari perusahaan.

2.1.3 Kejelasan Peran

Suseno (2001), menjelaskan kejelasan peran sebagai pengertian dan penerimaan seorang individu atas tugas yang dibebankan kepadanya adalah merupakan faktor yang cukup penting bagi prestasi kerja. Makin jelas pengertian seorang pekerja mengenai persyaratan dan sasaran pekerjaannya, makin banyak energi yang dapat dikerahkannya bagi kegiatan-kegiatan kearah tujuan, tentu saja dengan asumsi bahwa pekerja tersebut menerima baik peranan yang ditetapkan untuknya (Steers, 1997). Dari uraian tersebut diatas dapat dipertegas bahwa salah satu syarat bagi individu dalam melaksanakan tugasnya dalam meningkatkan prestasi kerjanya adalah bagaimana individu tersebut menerima perannya secara jelas. Kejelasan tugas ini sangat penting karena jika seorang pegawai tidak tahu apa peran mereka, apa tugas mereka maka tugas atau pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut tidak akan terselesaikan dengan optimal atau bahkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan tidak akan terwujud.

Snock dan Rosenthal (dalam Suseno, 2001) bahwa kekaburan peran dalam susunan organisasi disebabkan oleh 3 faktor, yaitu: (1) perubahan yang cepat dalam organisasi; (2) meningkatnya kerumitan dalam organisasi; (3) falsafah manajemen mengenai komunikasi (yaitu kebijakan dan tindakan yang mengakibatkan komunikasi yang buruk).

Steers (1997) berpendapat bahwa dalam kegiatan organisasi terdapat 2 masalah yang berhubungan dengan peran yang dapat mempengaruhi aktivitas


(40)

1. Kekaburan peran, dalam susunan organisasi disebabkan oleh 3 faktor, yaitu: a) Perubahan yang cepat dalam organisasi

b) Meningkatnya kerumitan dalam organisasi c) Falsafah manajemen mengenai komunikasi

Dalam pengelolaan dana BOS di sekolah oleh bendahara dana BOS mengalami beberapa persoalan yang berkaitan dengan kapasitas sekolah dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), peraturan dalam pencairan dana dari rekening sekolah, penggunaan dana, dan ketidakjelasan aturan mengenai bunga bank dan pembayaran pajak menyebabkan beberapa sekolah menggunakan peran kepala sekolah dalam memutuskan penggunaan dana BOS dan penyusunan RAPBS.

2. Konflik peran, setiap orang mempunyai harapan yang berbeda untuk aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan peran yang dijalankan. Perbedaan harapan ini menyebabkan tekanan pada pelaksana peran untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik antara satu orang dengan yang lain. Hal ini mengarah pada konflik peran yang mempengaruhi secara langsung terhadap efektivitas organisasi apabila ketentuan peran para pekerja yang berhubungan dengan tujuan bertentangan dengan tuntutan-tuntutan lainnya yang diminta oleh pegawai. Nimran (2004) menyatakan beberapa ciri-ciri seseorang yang berada dalam konflik peran antara lain: 1) mengerjakan hal-hal yang tidak perlu; 2) posisi diantara dua atau lebih kepentingan yang berbeda; 3) menerima perintah atau permintaan yang bertentangan; 4) mengerjakan sesuatu dengan keadaan dimana perintah pimpinan dalam organisasi tidak dipatuhi. Role conflict dan role ambiguity pada suatu pekerjaan yang mengarah pada tingkah laku


(41)

disfungsional dalam pekerjaan seperti ketidakpuasan dalam bekerja, kecenderungan untuk meninggalkan organisasi, dan komitmen yang rendah.

2.1.4 Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah

Bendahara BOS merupakan individu guru dari sekolah yang diberikan tugas tambahan untuk mengurusi penyaluran dana BOS dari Pemerintah dalam rangka membebaskan iuran kepada siswa. Bendahara BOS dituntut akan kinerja yang baik dalam menjalankan tugasnya mengingat terdapat beberapa persoalan dalam pengelolaan dana BOS oleh sekolah. Kinerja bendahara BOS mempunyai hubungan yang erat dengan kinerja sekolah secara keseluruhan, dimana bendahara BOS mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja dengan upah atau honor yang telah disepakati, kerjasama, kepribadian, kepemimpinan, keselamatan, pengetahuan pekerjaan, kesetiaan, ketangguhan, dan inisiatif.

Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh individu dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya dengan kriteria tertentu yang berlaku pada pekerjaan tersebut. Robbins (1998) menyatakan bahwa kinerja individu merupakan sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Gibson (1998) menyatakan bahwa respon efektif seseorang terhadap pekerjaan merupakan kepuasan individu dalam melakukan pekerjaan. Gibson (1998) juga menjelaskan suatu dimensi khusus yang menunjukkan karakteristik pekerjaan yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pekerjaan suatu individu. Kinerja individu dapat diukur dengan berbagai dimensi pekerjaan antara lain jenis pekerjaan, supervisi, gaji, promosi, serta kondisi dan suasana kerja.


(42)

menginteraksikan dimensi pengukuran yang beragam, begitu juga halnya dengan mengukur kinerja bendahara BOS dalam menjalankan tugasnya. Tsui (dalam Mas’ud, 2004) menyatakan dalam melakukan penilaian terhadap kinerja sumber daya manusia terdapat 11 kriteria berdasarkan perilaku yang spesifik yaitu: 1) kuantitas kerja karyawan; 2) kualitas kerja karyawan; 3) efisiensi karyawan; 4) standar kualitas karyawan; 5) usaha karyawan; 6) standar professional karyawan; 7) kemampuan karyawan terhadap kemampuan inti; 8) kemampuan karyawan menggunakan fikiran yang sehat; 9) ketepatan karyawan; 10) pengetahuan karyawan; dan 11) kreativitas karyawan.

Peningkatan kinerja sekolah yang efisien, efektif dan produktif, penciptaan motivasi, kepuasan kerja, kinerja individu akan mampu menahan tekanan-tekanan dari pihak luar dan dalam sekolah baik secara psikologis maupun materil bagi sekolah. Bendahara BOS perlu melakukan perilaku-perilaku inovatif dan spontan, sehingga perlu melakukan perilaku-perilaku berikut untuk mencapai kinerja yang baik, antara lain: (1) kerja sama bendahara BOS dengan rekan-rekan sejawat untuk membantu dalam mencapai tujuan-tujuan sekolah; (2) tindakan-tindakan protektif dengan bekerja sama dengan individu atau organisasi lain dalam mengatasi ancaman-ancaman yang terjadi; (3) gagasan-gagasan konstruktif dalam memberikan sumbangan ide dan kreatif; (4) pendidikan dan pelatihan kepada bendahara BOS untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola dana BOS di sekolah; (5) mengembangkan sikap-sikap yang menguntungkan sekolah, diantara guru, orang tua siswa, dan masyarakat umum.

Sesuai dengan publikasi Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI (2000), maka pengukuran kinerja sangat


(43)

terkait dengan aspek-aspek yang dijelaskan sebagai berikut: (1) aspek finansial, terdiri atas belanja rutin dan belanja pembangunan dari setiap instansi; (2) aspek kepuasan pelanggan (Customer), yaitu bagaimana instansi pemerintah merespon tuntutan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas dengan memberikan pelayanan yang prima secara terus menerus; (3) aspek kepuasan pegawai dalam setiap organisasi, pegawai merupakan aset yang harus dikelola dengan baik, terutama dalam organisasi yang banyak melakukan inovasi dan peran strategis; (4) aspek kepuasan komunitas dan stakeholders, informasi dan pengukuran kinerja harus didesain untuk mengakomodasi kepuasan dari para stakeholder; (5) aspek waktu/ukuran, waktu adalah merupakan variabel penting dalam desain pengukuran kinerja.

Beberapa pendapat yang menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yang dikutip dari Mathis dan Jackson (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1) kemampuan mereka; 2) motivasi; 3) dukungan yang diterima; 4) keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5) hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut Mangkunegara (2001) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : 1) Faktor kemampuan secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan), oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya; 2)


(44)

Faktor motivasi, terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. Mc Cleland (dalam Mangkunegara, 2001), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland (dalam Mangkunegara, 2001), mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1) memiliki tanggung jawab yang tinggi; 2) berani mengambil risiko; 3) memiliki tujuan yang realistis; 4) memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan; 5) memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan; 6) mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Menurut Gibson (1998) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1) faktor individu : kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang; 2) faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja; 3) faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system). Menurut Kopelman (1988), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: individual characteristics (karakteristik individual), organizational charasteristic (karakteristik organisasi), dan work characteristics (karakteristik kerja). Lebih lanjut oleh Kopelman dijelaskan bahwa


(45)

kinerja selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan juga sangat tergantung dari karakteristik individu seperti kemampuan, pengetahuan, keterampilan, motivasi, norma dan nilai. Dalam kaitannya dengan konsep kinerja, terlihat bahwa karakteristik individu seperti kepribadian, umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan suku bangsa, keadaan sosial ekonomi, pengalaman terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan perilaku kerja dan produktivitas kerja, baik individu maupun organisasi sehingga hal tersebut akan menimbulkan kepuasan bagi pelanggan atau pasien. Karakteristik individu selain dipengaruhi oleh lingkungan, juga dipengaruhi oleh: (1) karakteristik organisasi seperti reward system, seleksi dan pelatihan, struktur organisasi, visi dan misi organisasi serta kepemimpinan; (2) karakteristik pekerjaan, seperti deskripsi pekerjaan, desain pekerjaan dan jadwal kerja.

Untuk mengetahui kinerja bendahara dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawab bendahara, maka perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja bendahara. Penilaian kinerja bertujuan untuk menilai seberapa baik bendahara telah melaksanakan pekerjaannya dan apa yang harus mereka lakukan untuk menjadi lebih baik dimasa mendatang. Ini dilaksanakan dengan merujuk pada isi pekerjaan yang mereka lakukan dan apa yang mereka harapkan untuk mencapai setiap aspek dari pekerjaan. Isi dari suatu pekerjaan merupakan dasar tetap untuk perumusan sasaran yang akan dicapai dari suatu tugas utama yang dapat dirumuskan sebagai target kuantitas, standar kinerja suatu tugas atau proyek tertentu untuk diselesaikan (Rivai, 2005).

Kinerja bendahara BOS pada dasarnya merupakan hasil kerja bendahara dana BOS selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai aturan, misalnya


(46)

standar, target atau sasaran, dan kinerja yang telah ditentukan atau telah disepakati bersama. Hal ini sejalan dengan Handoko (1998) bahwa penilaian prestasi kinerja merupakan proses dimana melalui organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai evaluasi prestasi kinerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan bendahara dana BOS dan memberikan umpan balik kepada bendahara dana BOS tentang pelaksanaan kinerja. Lebih lanjut Handoko (1998) menjelaskan bahwa kegunaan penilaian prestasi kinerja itu adalah untuk memperbaiki prestasi kinerja, dapat menyesuaikan kompensasi yaitu bisa mengevaluasi prestasi kerja bagi pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus, dan bentuk kompensasi lainnya, juga mengambil keputusan-keputusan dalam penempatan seperti promosi, transfer, dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kinerja masa lalu. Demikian juga dengan kinerja yang baik mencerminkan potensi yang harus dikembangkan, perencanaan, dan pengembangan karir juga merupakan kegunaan dalam penilaian prestasi kinerja, sebagai umpan balik prestasi dalam mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur karir tertentu yang harus diteliti, penyimpangan-penyimpangan proses staffing, dalam hal ini prestasi kinerja yang baik atau jelek akan mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia. Menggantungkan keputusan pada informasi-informasi yang tidak akurat menyebabkan keputusan personalia yang diambil tidak tepat, sehingga kegunaan penilaian prestasi kinerja dapat membantu mengetahui kesalahan-kesalahan desain pekerjaan. Penilaian prestasi kinerja membantu mengatasi kesalahan-kesalahan, sehingga dapat membuat keputusan-keputusan


(47)

yang diambil tanpa diskriminasi dan menghindarkan dari faktor-faktor penganggu yang berasal dari luar orgnisasi.

Menurut Desler (1992) penilaian kinerja merupakan upaya membandingkan prestasi akrual karyawan dan prestasi kerja yang diharapkan. Penilaian kinerja bendahara BOS tidak hanya menilai dari fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan mengenai berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, kedisiplinan, hubungan kerja, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan bidang dan tingkatan pekerjaan. Beberapa faktor penilaian kinerja bendahara BOS sebagai berikut: (1) kualitas pekerjaan, meliputi akurasi, ketelitian, penampilan, dan penerimaan hasil pekerjaan; (2) kuantitas pekerjaan, meliputi volume keluaran dan kontribusi; (3) supervisi yang dibutuhkan, meliputi kebutuhan saran, arahan, dan perbaikan; (4) kehadiran, meliputi ketepatan waktu, disiplin, dan dapat dipercaya; (5) konservasi, meliputi pencegahan pemborosan, kerusakan, dan pemeliharaan peralatan.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini terdapat 3 penelitian yang digunakan sebagai review penelitian terdahulu. Penelitian Simorangkir (2013) digunakan sebagai review dalam menguji pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian yang dilakukan Simorangkir (2013) dengan judul pengaruh teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward terhadap kinerja manajerial dengan total quality management sebagai variabel moderating pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Penelitian Simorangkir (2013) menggunakan 3 variabel


(48)

reward, satu variabel moderating yaitu total quality management, dan 1 variabel dependen yaitu kinerja manajerial. Hasil penelitian Simorangkir (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward terhadap kinerja manajerial secara parsial dan simultan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Akan tetapi total quality management bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja, dan sistem reward dengan kinerja manajerial pada perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia-I Medan.

Penelitian yang digunakan sebagai review dalam menguji kepuasan kerja terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Muslim (2006). Penelitian yang dilakukan Muslim (2006) dengan judul pengaruh gaya kepemimpinan dan kepuasan karyawan terhadap kinerja karyawan Politeknik Negeri Lhokseumawe. Penelitian Muslim (2006) menggunakan dua variabel independen yaitu gaya kepemimpinan dan kepuasan karyawan, sedangkan kinerja karyawan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian Muslim (2006) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan dan kepuasan karyawan terhadap kinerja karyawan Politeknik Negeri Lhokseumawe secara parsial dan simultan.

Penelitian Dalimunthe (2010) digunakan sebagai review untuk menguji pengaruh kepuasan kerja dan kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang. Dalimunthe (2010) menganalisis hubungan antara kepuasan kerja, kejelasan peran, dan kinerja bendahara BOS di Sekolah Dasar Negeri Kota Medan. Hasil penelitian


(49)

Dalimunthe (2010) menunjukkan bahwa kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS saling mempengaruhi. Secara rinci, penelitian-penelitian review tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

Simorangkir, Enda Noviyanti (2013)

Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Management

Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

Variabel indepeden: 1.Teknologi Informasi, 2.Sistem Pengukuran Kinerja

3.Sistem Reward Variabel dependen: Kinerja manajerial Variabel moderating: Total Quality

Management

Terdapat pengaruh teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward terhadap kinerja manajerial secara parsial dan simultan pada PT. Pelabuhan

Indonesia I (Persero) Medan. Akan tetapi total quality management bukan merupakan variabel moderating. Muslim, Khairul

(2006)

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Politeknik Negeri Lhokseumawe. Variabel indepeden: 1. Gaya Kepemimpinan 2. Kepuasan Karyawan Variabel dependen: Kinerja karyawan Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan dan kepuasan karyawan terhadap kinerja karyawan Politeknik Negeri Lhokseumawe secara parsial dan simultan.

Dalimunthe, Muhammad Bukhori (2010)

Analisis Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran, dan Kinerja Bendahara BOS di Sekolah Dasar Negeri Kota Medan.

Variabel:

1. Kepuasan kerja 2. Kejelasan peran 3. Kinerja Bendahara

Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran, dan Kinerja Bendahara BOS saling


(50)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan masalah penelitian, maka peneliti akan mengembangkan kerangka konseptual penelitian yang akan diuji secara simultan dan parsial sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.1.

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara BOS

3.1.1 Hubungan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Bendahara

Teknologi merupakan sistem informasi berbasis perangkat memainkan peranan penting dan makin luas dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, serta manajer dapat mengambil keputusan dan kerjasama kelompok sehingga dapat memperkuat posisi manajer yang kompetitif (Suyanto, 2005). Williams dan Saywer (dalam Seesar, 2010), bahwa teknologi informasi merupakan sebuah bentuk umum yang menggambarkan bahwa setiap teknologi dapat membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyampaikan informasi. Indikator penelitian yang digunakan sebagai indikator kuesioner dalam instrumen antara lain; kemudahan akses, penggunaan

Teknologi Informasi (X1)

Kepuasan Kerja (X2)

Kejelasan Peran (X3)

Kinerja Bendahara (Y)


(51)

informasi teknologi yang optimal, ketersediaan bahan informasi, pemerataan ketersediaan, pengawasan, dan peraturan yang diadopsi dari penelitian Simorangkir (2013).

3.1.2 Hubungan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Bendahara

Menurut Mas’ud (2004) kepuasan kerja timbul diakibatkan faktor gaji, pengakuan, penghargaan, imbalan, dan kesempatan yang diberikan kepadanya. Karena pada dasarnya bendahara BOS secara psikologis membutuhkan faktor tersebut dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Sehingga jika faktor-faktor tersebut tidak terpenuhi maka akan menimbulkan kepuasan kerja yang menurun. Berdasarkan hal tersebut yang menjadi indikator penelitian dalam mengembangkan instrumen digunakan indikator gaji, pengakuan, penghargaan, imbalan, dan kesempatan yang diadopsi dari penelitian Spector (dalam Mas’ud, 2004).

3.1.3 Hubungan Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara

Kejelasan peran merupakan faktor penting bagi bendahara BOS dalam menyelesaikan perkerjaannya. Kejelasan peran memberikan bendahara BOS untuk lebih fokus atas pekerjaan yang dilakukannya tanpa adanya gangguan atau intervensi dari pihak yang dapat mengaburkan dan memberikan konflik peran yang dimilikinya dalam tugas yang dijalaninya (Robbins, 1998). Berdasarkan hal tersebut dikembangkan indikator penelitian dalam menyusun instrumen penelitian yaitu menyusun rencana pencapaian tujuan, menentukan batas waktu pekerjaan, komunikasi eksternal, penyusunan anggaran dana BOS, pengelolaan dana BOS, dan pelaporan dana BOS yang diadopsi dari penelitian Dalimunthe (2010).


(52)

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina dan Mulyani, 2007). Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut; (1) terdapat pengaruh teknologi informasi secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara Bantuan Operasional Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri pada Kabupaten Deli Serdang; (2) terdapat pengaruh kepuasan kerja secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara Bantuan Operasional Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri pada Kabupaten Deli Serdang; (3) terdapat pengaruh kejelasan peran secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara Bantuan Operasional Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri pada Kabupaten Deli Serdang; (4) terdapat pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran secara signifikan dan positif terhadap kinerja bendahara Bantuan Operasional Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri pada Kabupaten Deli Serdang secara simultan.


(53)

3

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan penelitian hubungan kausal (causal effect), yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta dari fenomena yang ada dan mencari keterangan secara faktual tentang hubungan dan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Hubungan kausal dalam penelitian ini merupakan hubungan kausal teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran terhadap kinerja bendahara Bantuan Operasional Sekolah baik secara simultan dan parsial.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan April dan berakhir pada bulan Juni tahun 2014. Jadwal terlampir.

4.3Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini seluruh bendahara BOS Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 631 orang.

Besarnya sampel penelitian dihitung dengan rumus Slovin (Sugiyono, 2006), rumusnya sebagai berikut:


(54)

dimana:

n = number of samples (jumlah sampel)

N = total population (jumlah seluruh anggota populasi)

e = error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi)

Berdasarkan rumus Slovin diperoleh besarnya sampel n = 631/(1 + (631 x 0,052)) = 244,85 atau 245 orang. Pengambilan sampel dari populasi dilakukan teknik proportional random sampling dengan memperhatikan wilayah per Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 4.1 Sampel Penelitian

No Nama Kecamatan Populasi Sampel

1 Bangun Purba 26 10

2 Batang Kuis 20 8

3 Beringin 24 9

4 Biru-Biru 17 7

5 Deli Tua 9 3

6 Galang 43 17

7 Gunung Meriah 7 3

8 Hamparan Perak 68 25

9 Kutalimbaru 28 11

10 Labuhan Deli 12 5

11 Lubuk Pakam 32 12

12 Namorambe 16 6

13 Pagar Merbau 18 7

14 Pancur Batu 30 12

15 Pantai Labu 23 9

16 Patumbak 17 7

17 Percut Sei Tuan 82 31

18 Sibolangit 25 10

19 Stm Hilir 22 9

20 Stm Hulu 15 6

21 Sunggal 44 17

22 Tanjung Morawa 53 21

Jumlah 631 245


(55)

4.4 Metode Pengumpulan Data

Peneliti dalam melakukan pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup. Menurut Sekaran (2003), kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).

Kuesioner dirancang berdasarkan indikator yang terdapat pada masing-masing variabel penelitian. Sebelum kuesioner diserahkan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Kuesioner akan diuji coba kepada responden bukan sampel tetapi memiliki karakteristik yang sama, yaitu Sekolah Dasar Negeri yang berjumlah 30 sekolah Uji coba instrumen akan dilakukan di Sekolah Dasar yang berada di Kota Medan. Tujuan pengujian instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas kuesioner sebelum dilakukan pengumpulan data. Penyebaran kuesioner dimulai pada bulan April, langsung ke sekolah-sekolah yang dijadikan sampel dan langsung diambil.

4.5Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel yang akan diukur yaitu teknologi informasi (X1), kepuasan kerja (X2), kejelasan peran (X3), dan kinerja bendahara BOS (Y).

4.5.1Variabel Independen

Teknologi informasi merupakan sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyampaikan informasi. Indikator


(56)

penelitian yang digunakan diadopsi dari Simorangkir (2013) sebagai indikator dalam instrumen antara lain; kemudahan akses, penggunaan informasi teknologi yang optimal, ketersediaan bahan informasi, pemerataan ketersediaan, pengawasan, dan peraturan,

Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristik terhadap dirinya. Indikator penelitian yang digunakan diadopsi dari Muslim (2006) sebagai indikator dalam instrumen antara lain; gaji, pengakuan, penghargaan, imbalan, dan kesempatan,

Kejelasan peran merupakan pekerjaan yang dilakukannya tanpa adanya gangguan atau intervensi dari pihak yang dapat mengaburkan dan memberikan konflik peran yang dimilikinya dalam tugas yang dijalaninya. Indikator penelitian yang digunakan diadopsi dari Dalimunthe (2010) sebagai indikator dalam instrumen antara lain; menyusun rencana pencapaian tujuan, menentukan batas waktu pekerjaan, komunikasi eksternal, penyusunan anggaran dana BOS, pengelolaan dana BOS, dan pelaporan dana BOS.

4.5.2 Variabel Depeden

Kinerja bendahara BOS merupakan tingkat keberhasilan penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dengan pemahaman jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya selama periode tertentu. Indikator penelitian yang digunakan diadopsi dari Dalimunthe (2010) sebagai indikator dalam instrumen antara lain; kuantitas kerja, kualitas kerja, kerja sama, pemahaman terhadap tugas, inisiatif, disiplin, dan kehandalan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.


(1)

Lampiran 5. Hasil

Output

Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance Teknologi Informasi 245 8 30 5705 23.29 3.915 15.328 Kepuasan Kerja 245 12 30 6161 25.15 3.229 10.429 Kejelasan Peran 245 10 25 5164 21.08 2.479 6.146 Kinerja Bendahara 245 10 34 5582 22.78 5.293 28.014 Valid N (listwise) 245

Correlations Kinerja Bendahara Teknologi Informasi Kepuasan Kerja Kejelasan Peran

Pearson Correlation Kinerja Bendahara 1.000 .020 .233 -.071

Teknologi Informasi .020 1.000 .156 .155

Kepuasan Kerja .233 .156 1.000 .239

Kejelasan Peran -.071 .155 .239 1.000

Sig. (1-tailed) Kinerja Bendahara . .375 .000 .132

Teknologi Informasi .375 . .007 .008

Kepuasan Kerja .000 .007 . .000

Kejelasan Peran .132 .008 .000 .

N Kinerja Bendahara 245 245 245 245

Teknologi Informasi 245 245 245 245

Kepuasan Kerja 245 245 245 245

Kejelasan Peran 245 245 245 245

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Kejelasan

Peran, Teknologi Informasi, Kepuasan Kerjaa . Enter

a. All requested variables entered.


(2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .267a .071 .060 5.132 1.306

a. Predictors: (Constant), Kejelasan Peran, Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja b. Dependent Variable: Kinerja Bendahara

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 487.341 3 162.447 6.167 .000a

Residual 6348.193 241 26.341

Total 6835.535 244

a. Predictors: (Constant), Kejelasan Peran, Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja b. Dependent Variable: Kinerja Bendahara

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 17.932 3.663 4.896 .000

Teknologi Informasi .000 .086 .000 -.003 .997 .961 1.041 Kepuasan Kerja .434 .106 .265 4.112 .000 .928 1.077 Kejelasan Peran -.288 .138 -.135 -2.091 .038 .929 1.077 a. Dependent Variable: Kinerja Bendahara

Collinearity Diagnosticsa

Mod el

Dimen

sion Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions (Constant) Teknologi Informasi Kepuasan Kerja Kejelasan Peran

1 1 3.962 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .021 13.792 .01 .93 .10 .06

3 .011 18.638 .01 .01 .70 .50


(3)

Collinearity Diagnosticsa

Mod el

Dimen

sion Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions (Constant)

Teknologi Informasi

Kepuasan Kerja

Kejelasan Peran

1 1 3.962 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .021 13.792 .01 .93 .10 .06

3 .011 18.638 .01 .01 .70 .50

4 .006 26.160 .98 .06 .20 .44

a. Dependent Variable: Kinerja Bendahara

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 17.39 26.35 22.78 1.413 245 Std. Predicted Value -3.820 2.524 .000 1.000 245 Standard Error of

Predicted Value .329 1.579 .620 .214 245

Adjusted Predicted Value 17.65 26.15 22.79 1.409 245

Residual -13.035 11.111 .000 5.101 245

Std. Residual -2.540 2.165 .000 .994 245

Stud. Residual -2.559 2.170 .000 1.003 245 Deleted Residual -13.390 11.166 -.007 5.195 245 Stud. Deleted Residual -2.590 2.187 -.001 1.006 245 Mahal. Distance .007 22.097 2.988 3.267 245

Cook's Distance .000 .064 .005 .009 245

Centered Leverage Value .000 .091 .012 .013 245 a. Dependent Variable: Kinerja Bendahara


(4)

(5)

Lampiran 6. Rencana Waktu Penelitian

No

Kegiatan

November

2013

Desember

2013

Januari

2014

Februari

2014

Maret

2014

April

2014

Mei

2014

Juni

2014

Juli

2014

Agustus

2014

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyiapan

data awal dan

penyusunan

proposal

2 Kolokium

3 Pengumpulan

Data

4 Pengolahan

Data

5 Penyusunan

Laporan

Penelitian


(6)

6 Seminar

Hasil

7 Perbaikan

Seminar

Hasil

8 Ujian Tesis


Dokumen yang terkait

Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar Kabupaten Samosir

3 65 119

Analisis Produksi Padi Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2001 - 2011

0 36 74

Analisis Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran, Dan Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Kota Medan

3 56 117

PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE GUGUS IRAWAN KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN.

0 3 19

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE GUGUS 1 KECAMATAN KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO.

0 1 208

PENGELOLAAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SEKOLAH DASAR NEGERI I PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 2 128

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 10

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 1 16