BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polimer adalah makromolekul molekul raksasa yang tersusun dari satuan-satuan kimia sederhana yang disebut monomer, Misalnya etilena, propilena, isobutilena
dan butadiene. Bahan polimer ini dapat dikelompokkan atas dua bagian yaitu polimer alamiah dan polimer sintetik Hartomo, 1996.
Termoplastik memiliki peran utama dalam industri, dengan jenis plastik yang bervariasi. Konsumsi tahunan termoplastik semakin meningkat tiap
tahunnya dari sekitar 5 juta ton tahun 1950 menjadi 100 juta ton. India memperkirakan produksi polimer adalah 4,7 juta ton per tahun. Dari jumlah ini
60-70 untuk produksi polietilena. Polietilena adalah bahan termoplastik yang transparan, berwarna putih yang mempunyai titik leleh bervariasi antara 110-
137
o
C Awang, 2007.
Di dunia produksi elastomer termoplastik diperkirakan akan terus meningkat. Indonesia masih mengimpor elastomer termoplastik. Penggunaan
utama elastomer termoplastik adalah untuk pembuatan adhesive dan pembuatan barang - barang cetak untuk suku cadang otomotif, footwear, alat kesehatan dan
bahan kontruksi. Salah satu kelebihan barang yang dibuat dari elastomer termoplastik dibandingkan dengan yang dibuat dari karet alam adalah sifatnya
yang dapat di daur ulang. Barang cetak yang dibuat dari karet alam tidak dapat di daur ulang Sondari dkk, 2010 .
Universitas Sumatera Utara
Campuran atau paduan dua atau lebih polimer telah menjadi fenomena penting pada tahun – tahun terakhir untuk mendapatkan suatu bahan dengan sifat
– sifat tertentu seperti sifat mekanik, fisik, termal, dan kemampuan proses yang baik yang tidak dapat ditemukan dari masing – masing komponen. Campuran
elastomer dan termoplastik bahan elastomer termoplastik menghasilkan bahan dengan spesifikasi teknik yang diharapkan. Salah satu contoh elastomer
termoplastik yang sangat populer pada saat ini adalah elastomer termoplastik polipropilena-etilena propilena diena terpolimer PPEPDM yang mempunyai
beberapa keunggulan seperti tahan terhadap hantaman dan tahan terhadap bahan kimiaHalimatuddahliana, 2003.
Ada dua jenis bahan pengisi, yaitu pengisi yang tidak aktif dan bahan pengisi yang aktif atau bahan pengisi yang menguatkan. Bahan pengisi yang tidak
aktif hanya menambah kekerasan dan kekakuan pada produk yang dihasilkan tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun, sedangkan bahan pengisi yang aktif
dapat meningkatkan kekuatan mekanik komposit Rini, 1992.
Kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq merupakan salah satu komoditas perkebunan unggul Indonesia. Sejarah panjang perkebunan yang telah
memberikan warna tersendiri bagi perkembangan pertanian dan perekonomian Indonesia. Data menunjukkan bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit di
Indonesia tahun 2009 mencapai 7,5 juta Ha dan merupakan perkebunan kelapa sawit yang terluas di dunia. Demikianpula produksi minyak sawit Indonesia tahun
2009 mencapai 21,5 juta ton dan menduduki posisi pertama di dunia melampaui malaysia badrun, 2010. Sumaetra Utara merupakan salah satu provinsi yang
memiliki tanah perkebunan kelapa sawit yang cukup luas, yaitu sekitar 229,512 Ha pada tahun 2007Mulia, 2007.
Kandungan selulosa yang tinggi dan sifat keras dari tandan kosong sawit menjadikannya cocok untuk pembuatan komposit. Namun adanya gugus hidroksil
membuat serat ini bersifat hidrofilik, yang menyebabkan adhesi antarmuka dengan matriks polimer hidrofobik rendah.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini mengakibatkan sifat fisika dan mekanik komposit menjadi rendah. Sifat serat dapat di tingkatkan melalui modifikasi permukaan. Proses kimia
menurunkan sifat hidrofilik serat dan juga meningkatkan sifat keterbatasan dengan matris polimer Shinoja, 2010.
Akhir-akhir ini pembuatan TPE dibuat dengan campuran poliolefin termoplastik dan karet berkembang dengan pesat. TPE tersebut dikembangkan
dalam dua jenis produk yang berbeda. Jenis yang pertama adalah campuran sederhana yang disebut termoplastik elastromer olefin TPO yang didasarkan
pada ASTM D5593. Dan jenis kedua adalah fase karet yang divulkanisasi dinamik, menghasilkan termoplastik vulkanisat TPV yang didasarkan pada
ASTM D5046. Umumnya material poliolefin TPE yang sudah dikembangkan terbuat dari karet sintetik seperti EPDM, etilena-propilena-rubber EPR dan
butadiene-akrilonitril-rubber NBR atau modifikasinya Baharudin, 2007.
Gliserol Monostearat GMS merupakan senyawa ester yang dihasilkan dari reaksi esterifikasi antara gliserol dengan asam stearat. Pembuatan gliserol
stearat ini dilakukan dalam range temperature 1400
o
-1900
o
C dengan waktu yang digunakan untuk percobaan adalah 8 jam, kondisi optimal dihasilkan pada
temperatur 1800
o
C dengan waktu reaksi 8 jam yaitu diperoleh ester 94,58 katalis yang digunakan katalis asam HCl dan basa KOH dengan konsentrasi
0.75 Hilyati, 2001.
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin meneliti TPE dari campuran HDPE bekas dengan karet EPDM berpengisi tandan kosong kelapa sawit dengan
mengunakan BPO sebagai inisiator dan DVB sebagai agen pengikat silang dengan pendispersi gliserol monostearatuntuk mendapatkan data kemampuan mekanik
melalui uji kuat tarik, analisa morfologi permukaan, dan uji koefesien serap bunyi.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan masalah