2. Pengisi aktif
Bahan pengisi yang dapat meningkatkan sifat mekanik disebut pengisi aktif dan yang tidak dapat meningkatkan disebut pengisi tidak aktif.Pengisi aktif
karbon hitam, silika gel lebih kuat pada elastomer sintetik dan karet sehingga dapat meningkatkan kekuatannya hingga 10 - 20 kali.
3. Pengisi tidak aktif
Pengisi ini digunakan untuk mengurangi biaya bahan dan memperbaiki hasil cetakan akhir. Pengisi yang mengandung kayu dan bahan lain yang serupa
dengan ukuran dan bentuk yang berbeda. Pengisi tidak aktif berupa organik dan anorganik.Pengisi dibagi duayaitualami dan sintetis Bhatnagar, 2004.
Syarat suatu bahn pengisi menurut Morton 1987, yaitu : 1.
Ukuran partikel 100- 500
�̇ : dikatakan penguat 1000 – 5000
�̇ : dikatakan serat penguat 5000
�̇ : dikatakan non filler
2. Inert atau tidak mudah bereaksi
3. Mempunyai muatan tetap, menentukan muatan positif dan negatif partikel yang
berguna untuk dispersi supaya kuat dan tahan terhadap kikisan 4.
Kristalinitas tinggi yang dapat di ukur dengan alat difraksi sinar – X
2.11 Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kelapa sawit adalah salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya demikian pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang
tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi, limbah padat yang berasal dari proses pengolahan berupa tandan kosong kelapa sawit TKKS,
cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur, dan bungkil.Setiap tahun di Indonesia sekitar 5 juta ton limbah biomassa dalam
bentuk TKKS dihasilkan dari pabrik kelapa sawit Wahyono, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Tandan kosong kelapa sawit
Berikut adalah komposit dari tandan kosong kelapa sawit. Tabel 2.2 komposisi kimia dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Komponen Nilai
Selulosa 42,7 – 65
Lignin 13,2 – 25,31
Hemiselulosa 17,1 – 33,5
Holoselulosa 68,3 – 86,3
Abu 1,3 – 6,04
Tabel 2.3 Sifat Fisika Tandan Kosong Kelapa Sawit
Sifat Nilai
Diameter µm 150 – 500
Mikrofibril “ 46
Densitas gcm
3
0,7 – 1,55 Kekuatan tarik Mpa
50 – 400 Modulus Young Gpa
0,57 – 9 Perpanjangan putus
4 – 18 Daya regang
13,71 Perpanjang berat serat mm
0,99 Ketebalan sel-dinding µm
3,38 Kekerasan serat mgm
1,37 Sumber : Shinoja. 2010
Dari pohon kelapa sawit, serat lignoselulosa dapat berinteraksi dari batang, daun, daging buah dan tandan kosong TBS. Tandan kosong merupakan serat
hasil samping dari pemisahan buah yang disterilisasi perlakuan uap pada tekanan 294 kPa selama 1 jam dari tandan buah segar TBS. Diantara jenis sumber serat
pada pohon kelapa sawit, tandan kosong memiliki potensial hasil hingga73.Wirjosentono dkk,2004.
Universitas Sumatera Utara
Serat alam lebih dipilih dibandingkan serat buatan, karena serat alam memiliki berupa kelebihan diantaranya adalah kaku, murah, ringan, tidak beracun,
tersedia dalam jumlah yang banyakdanramahlingkunganHarry,2012.
2.12 Gliserol Monostearat GSM
Gliserol monostearat GMS merupakan senyawa ester yang dihasilkan dari reaksi esterifikasi antara gliserol dengan asam stearat. Pembuatan gliserol stearat
ini dilakukan dalam range temperature 1400
o
-1900
o
C dengan waktu yang digunakan untuk percobaan adalah 8 jam, kondisi optimal dihasilkan pada
temperatur 1800
o
O C dengan waktu reaksi 8 jam yaitu diperoleh ester 94,58
katalis yang digunakan katalis asam HCl dan basa KOH dengan konsentrasi 0.75Hilyatidkk, 2001.
O OH
OHGambar 2.7 Struktur Gliseril monostearat
Reaksi esterifikasi ini dapat juga dilakukan dengan enzim dalam busa yang melibatkan udara air permukaan menghasilkan produk dalam proporsi yang
berbeda dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh solusi misel terbalik dan pelarut bebas system.Tidak adanya monogliserilda dalam busa disebabkan karena
oriental yang disukai dari asam stearat dan tidak adanya surfaktan pada konversi dari asam lemak ke dalam busa adalah sekitar 80Oh dkk, 1992.
Reaksi dalam busa dapat digunakan untuk produksi skala besar di mana reaksi berlangsung tanpa menggunakan pelarut atau surfaktan. Kegunaan produk
GMS Gliserol Monostearat ini adalah untuk surfaktan non-ionik pada industry oleokimia, GMS ini digunakan dalam shampo sebagai pearlizing agent, emulsifier
dan lation dan dalam industry makanan ice cream, butter, dll sebagai opacifier Othmer Krik, 1994.
Universitas Sumatera Utara
2.13. Karakterisasi Polimer