2.13. Karakterisasi Polimer
Karakterisasi polimer jauh lebih rumit daripada karakterisasi senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah. Fokus utama yang dilakukan kimiawan untuk
mengkarakterisasi senyawa polimer ditempatkan ke metode-metode spektroskopik dan termal karena paling sering dipakai oleh ilmuwan polimer. Disini juga akan
menyinggung analisis permukaan maupun pengujian mekanik dan elektrik.
Karakterisasi yang dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa campuran polimer. Karakterisasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menggunakan DSC Differential Scanning Calorimetry, FT-IR Faurier Transform Infrared Spectroscopy, SEM Scanning Electron Microscopy dan uji
tarik.
2.13.1. SEM Scanning Electron Microscopy
Scanning Elektron Microscopy SEM merupakan alat yang dapat membentuk bayangan permukaan. Struktur permukaan suatu benda uji dapat dipelajari dengan
mikroskop elektron pancaran karena jauh lebih mudah mempelajari struktur permukaan itu secara langsung Nur, 1997.
Pada SEM suatu berkas elektron yang sangat halus di-scan menyilangi permukaan sampel dalam sinkronisasi dengan berkas tersebut dalam tabung sinar
katoda. Elektron-elektron yang akan terhambur digunakan untuk memproduksi sinyal yang memodulasi berkas dalam tabung sinar katoda, yang memprodukasi
suatu citra dengan kedalaman medan yang besar dan penampakan yang hampir tiga dimensi. SEM memberikan informasi yang bermanfaat mengenai topologi
permukaan dengan resolusi sekitar 100 Å.
Universitas Sumatera Utara
Aplikasi – aplikasi yang khas mencakup penelitian dispersi-dispersi pigmen dalam cat, pelepuhan atau peretakan koting, batas-batas fasa dalam
polipaduan yang tidak dapat bercampur, struktur sel busa-busa polimer, dan kerusakan pada bahan perekat. SEM teristimewa berharga dalam mengevaluasi
betapa penanaman implant bedah polimerik bereaksi baik dengan lingkungan bagian tubuhnya Stevens, 2001.
2.13.2. UjiKekuatan Tarik
Sifat mekanik biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekuatan tarik σ
t
menggunakan alat pengukur tensometer dan dinamometer, bila terhadap bahan diberikan tegangan. Kekuatan tarik mengacu pada ketahanan terhadap tarikan.
. Kekuatan tarik diukur dengan menarik sekeping polimer dengan dimensi yang seragam. Kekuatan tarik diartikan diartikan sebagai besarnya beban
maksimum Fmaks yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi dengan luas penampang bahan. Karena selama di bawah pengaruh tegangan,
spesimen mengalami perubahan bentuk deformasi maka definisi kekuatan tarik dinyatakan dengan luas penampang semula Ao Wirjosentono, 1995.
�
�
=
����� �
…………… 1
Selama deformasi, dapat diasumsikan bahwa volume spesimen tidak berubah sehingga perbandingan luas penampang semula dengan penampang
setiap saat. Kemuluran ε sebagai nisbah pertambahan panjang terhadap panjang spesimen semula. Tekanan tarik tensile stress sebagai rasio dari gaya observasi
ke area perpotongan silang dari spesimen yang tidak meregang. Kemuluran dapat dihitung dengan persamaan :
��������� =
�−�� ��
� 100 …………… 2
Universitas Sumatera Utara
Dimana L merupakan panjang spesimen setelah diuji kemulurannya dan Lo merupakan panjang mula-mula spesimen sebelum dilakukan uji kemulurannya
dengan satuan milimeter mm. Kecepatan standar untuk uji-tegang dari karet mesin adalah 500 ± 50 mm 20 ± 2 inch per menit. Kekuatan tarik dari karet
alam, turun secara drastis pada suhu kristis antara 40
o
C dan 130
o
C. Hal ini dihubungkan ke ukuran dari retakan yang terjadi secara alami Morton, 1987.
Hasil pengamatan sifat kekuatan tarik ini dinyatakan dalam bentuk kurva tegangan, yaitu grafik antara beban dengan luas penampang terhadap
perpanjangan bahan regangan, yang disebut kurva regangan-tegangan. Bentuk kurva regangan tegangan ini merupakan karakteristik yang menunjukkan indikasi
sifat mekanik bahan yang lunak, keras, kuat, lemah, rapuh atau liat. Wirjosentono, 1995.
2.13.3 Uji Koefisien Serap Bunyi