36
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan.
Jenis data yang digunakan berupa: 1.
Laporan keuangan dari setiap perusahaan yang menjadi sample penelitian 2. Laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan
3. Informasi keuangan lainnya yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu informasi mengenai ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat leverage,
profitabilitas, kepemilikan manajemen dan umur perusahaan.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia BEI yaitu www.idx.co.id periode tahun 2010 sampai dengan 2012.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data sekunder melalui media internet dengan cara mengunduh laporan tahunan perusahaan yang dibutuhkan untuk dijadikan
populasi atau sampel dalam penelitian ini dari situs Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Dalam pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan penentuan indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel dalam
penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
37
3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen Widayat, 2002:19.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan informasi sosial.
Pengungkapan informasi sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, energi,
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Kategori ini diadopsi dari penelitian
yang dilakukan oleh Hackston dan Milne 1996. Pengukuran variabel ini dengan mengukur pengungkapan sosial laporan
tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan dengan asumsi setiap
yang diungkapkan pasti telah dilakukan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang
ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data Sari, 2012.
Indeks Pengungkapan Sosial =
����� ℎ ���� ������������ ������ ����� ℎ ���� ��������
3.5.2 Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Variabel Independen yang diteliti dalam
penelitian ini adalah Karakteristik perusahaan, yang diproksikan dalam
Universitas Sumatera Utara
38
ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, leverage, profitabilitas, kepemilikan manajemen dan umur perusahaan.
a. Ukuran perusahaan
Variabel ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena nilai aktiva relatif lebih stabil dan dapat
menggambarkan ukuran perusahaan. Total aktiva tersebut adalah dalam jutaan rupiah, hingga perlu disederhanakan
dengan logaritma natural total aktiva perusahaan agar mendapatkan data yang lebih mudah dihitung
Faliando, 2010.
Size = LNTotal Aktiva Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih
banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat beberapa penjelasan mengenai hal tersebut. Agency theory menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki
biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil. Hal ini dijelaskan oleh Jensen dan Meckling 1976:”
Agency Theory states that firms with higher levels of financial leverage tend to voluntary disclose
more information in order to satisfy creditors and remove the suspicions of wealth transfer to shareholders.”
Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk
mengurangi biaya keagenan tersebut. Menurut Meek, Roberts dan Gray dalam Fitriani 2001:20 perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk
merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
39 pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil. Perusahaan besar
merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar maupun publik secara umum. Mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan bagian dari
upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ukuran perusahaan yang baik adalah perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan besar.Menurut
Undang Undang No. 9 tahun 1995, perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki total aset lebih dari Rp. 5.000.000.000 diluar tanah dan
bangunan Faliando, 2010. b.
Ukuran dewan komisaris Variabel ukuran dewan komisaris di ukur dengan melihat banyaknya
jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan konsisten dengan penilitian yang dilakukan oleh Sitepu 2008. Berkaitan dengan ukuran
dewan komisaris, Coller dan Gregory 1999 dalam Sembiring 2005 menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka
akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung
jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Konsisten dengan penjelasan di atas, maka
ukuran dewan komisaris yang baik adalah dengan semakin banyaknya jumlah anggota dewan komisaris di suatu perusahaan.
c.
Leverage Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt to
Equity Ratio DER. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri
Universitas Sumatera Utara
40 perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut Kasmir, 2008. DER =
����� ���� ����� ������
Sesuai dengan teori agensi bahwa semakin tinggi leverage, kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap
kontrak hutang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba di masa depan, supaya laba yang
dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya,dan tidak menutup kemungkinan salah satunya ialah biaya tanggungjawab sosial. Oleh
karena itu, perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi informasi krediturnya [Suripto
1999 dalam Amalia 2005].
Tingkat Debt to equity ratio DER yang aman biasanya kurang dari 50 persen. Semakin kecil debt to equity ratio semakin baik bagi
perusahaan atau semakin aman utang yang harus diantisipasi dengan modal sendiri Fakhruddin dan Hardianto, 2001. Semakin besar DER
menandakan struktur permodalan lebih banyak memanfaatkan hutang- hutang terhadap ekuitas sehingga mencerminkan rrisiko perusahaan yang
relatif tinggi Natarsyah, 2000. Demikian juga menurut Ang 1997 semakin tinggi nilai DER menunjukkan semakin tinggi risiko yang harus
ditanggung perusahaan dengan menggunakan modal sendiri apabila perusahaan mengalami kerugian. Sehingga dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa semakin rendah DER perusahaan, maka semakin bagus kondisi perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
41
d. Profitabilitas
Variabel profitabilitas perusahaan pada penelitian ini diukur dengan Return on Asset ROA. ROA merupakan ukuran efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA =
��� ������ ����� ������
ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi
perusahaan. Sebaliknya apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika
suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi, maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri. Tetapi
jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan
modal sendiri Kasmir, 2008. Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan ROA, maka semakin
bagus kondisi suatu perusahaan.
e. Kepemilikan manajemen
Variabel kepemilikan manajemen diukur berdasarkan presentase kepemilikan saham yang dimiliki pihak manajemen dewan komisaris
dan dewan direktur dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar. Semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka
semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial
Universitas Sumatera Utara
42
dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut Gray, et. al.,
1998. Sejalan dengan penjelasan tersebut, maka variabel kepemilikan manajemen yang baik adalah semakin besarnya rasio kepemilikan
manajemen di suatu perusahaan, yaitu dalam bentuk jumlah saham yang dimiliki oleh dewan komisaris dan direktur.
f. Umur perusahaan
Variabel Umur perusahaan diukur berdasarkan selisih antara tahun penelitian dengan tahun first issue di Bursa Efek Indonesia. Umur
perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan kualitas pengungkapan sukarela. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa
perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki
pengalaman lebih banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan Hayati, 2011. Sejalan dengan
penjelasan di atas, maka perusahaan yang berumur lebih tua dianggap sebagai perusahaan yang berkondisi bagus, khususnya dalam hal
pengungkapan informasi keuangan perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Dependen Variabel
Definisi Pengukuran
Skala Data Pengungkap-
an informasi sosial
Data yang diungkap oleh perusahaan
berkaitan dengan aktivitas sosialnya
�����ℎ ���� ������������ � Jumlah skor maksimal
Indeks
Variabel Independen Ukuran
Perusahaan Menunjuk-kan besar
kecilnya suatu perusahaan
LN Total Aktiva Rasio
Ukuran Dewan
Komisaris Banyak-nya jumlah
anggota dewan komisaris dalam
suatu perusaha-an Menghitung jumlah
dewan komisaris dalam suatu perusahaan
Rasio
Leverage Mencerminkan risiko
keuangan perusahaan karena dapat
menggambarkan struktur modal
perusahaan dan mengetahui risiko tak
tertagihnya suatu utang
DER =
����� ���� ����� ������
Rasio
Profitabilitas Kemam-puan
perusaha-an untuk menghasilkan laba
dalam upaya mening- katkan nilai
pemegang saham ROA =
��� ������ ����� ������
Rasio
Kepemilikan Manajemen
Proporsi saham biasa yang dimiliki oleh
pihak manaje-men dewan komisaris
dan dewan direktur Persentase kepemilikan
saham yang dimiliki pihak manajemen
Rasio
Umur Perusahaan
Lama perusaha-an
setelah menerbit-kan saham perdana di
BEI Tahun penetilian – tahun
first issue di BEI Rasio
Universitas Sumatera Utara
44
3.6 Metode Analisis Data
Data penelitian yang telah dikumpulkan diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan adalah dengan analisis statistik yang mengunakan regresi linier berganda dan menggunakan software
SPSS 20. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Hal ini dikarenakan data yang digunakan
adalah data sekunder, maka untuk menetapkan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model
regresi. Asumsi klasik adalah asumsi yang dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
3.6.1.1 Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis terhadap hasil regresi perlu dilakukan pengujian terhadap kenormalan data dari penelitian yang dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi syarat dari pengujian parametrik dimana data harus berdistribusi normal. Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui
apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal,
Universitas Sumatera Utara
45
mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal Umar, 2008:181.
Menurut Rochaety 2007:103, untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak digunakan analisis grafik probability plot dan Kolmogorov-
Smirnov Test K-S. Dasar pengambilan keputusan normalitas dengan menggunakan grafik probability plot adalah sebagai berikut:
jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Analisis statistik dilakukan dengan uji kolmogorov-Smirnov Test. Uji ini
dilakukan untuk memastikan secara statistik apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Data dikatakan normal apabila hasil pengujian
menunjukkan nilai siginifikan diatas 0.05, dan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 maka distribusi data adalah tidak normal Ghozali, 2005:115.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas menurut Umar 2008 bertujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antarvariabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi, terdapat masalah
multikolinearitas yang harus diatasi. Pengujian multikolineritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation factor VIF
Universitas Sumatera Utara
46
antar variabel independen. Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,1 atau VIF 10. Model
regresi linier berganda harus terbebas dari gejala multikolinieritas agar dapat digunakan dalam penelitian Umar,2008.
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menurut Umar 2008 dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka
disebut Homokedastisitas, sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Umar 2008 juga menambahkan bahwa model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterpolt, dimana
bila ada titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini
t dengan kesalahan pengganggu sebelumnya t-1. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena ada
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain Umar,2008. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin-Watson D-W. Menurut Santoso 2000, jika angka D-W diantara -2
Universitas Sumatera Utara
47
sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Berikut ini adalah riteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi.
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Analisis statistik untuk pengujian hipoteis dilakukan dengan model regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Model regresi linier berganda adalam model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi
linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi – asumsi klasik statistik baik
multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi. Model regresi linier berganda yang digunakan sebagai berikut.
Y = a + b
1
SIZE + b
2
KOMISARIS - b
3
LEV + b
4
PROFIT + b
5
SAHAM + b
6
UMUR + e
Keterangan: Y
= Indeks Pengungkapan Informasi Sosial a
= Konstanta b1…b7
= Koefisien Regresi SIZE
= Ukuran Perusahaan KOMISARIS = Ukuran Dewan Komisaris
Universitas Sumatera Utara
48
LEV = Leverage
PROFIT = Profitabilitas
SAHAM = Kepemilikan Manajemen
UMUR = Umur Perusahaan e = Error pengganggu
3.6.2.1 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen. Menurut
Ghozali 2005, nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu. Jika nilai R
2
semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variable independen X memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen Y. Sebaliknya, R
2
semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan kemampuan variable- variabel independen X dalam menjelaskan variable dependen Y amat
terbatas. Ghozali, 2005. Nilai R
2
dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.
3.6.2.2 Uji Regresi Simultan Uji F
Menurut Ghozali 2005 uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap variable dependen. Pengujian melalui uji F dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan F-tabel pada derajat
signif ikan 95 α = 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
49
1. Apabila Fhitung Ftabel, pada α 0.05 maka hipotesis ditolak
koefisisen regresi tidak signifikan. Ini berarti bahwa secara simultan kelima variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. 2.
Apabila Fhitung Ftabel, pada α 0,05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Hal ini berarti secara simultan kelima
variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.2.3
Uji Regresi Parsial Uji t
Uji Regresi Parsial Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable independen secara individual dalam menerangkan
variable dependen. Pengujian melalui uji t dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-
tabel pada derajat signifikan 95 α=0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut.
1.
Apabila t-hitung t- tabel, pada α 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien
regresi tidak signifikan. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
2.
Apabila t-hitung t- tabel, pada α 0,05 maka hipotesis diterima koefisien
regresi signifikan. Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
50
3.7 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui www.idx.co.id penelitian ini dimulai
dari bulan Juni 2013 – September 2013. Berikut adalah tabel jadwal penelitian yang direncanakan.
Tabel 3.3 Jadwal penelitian
Tahapan Penelitian
Juni 2013
Juli 2013
Agus- tus
2013 Sep-
tember 2013
Okto- ber
2013 Novem
-ber 2013
Desem -ber
2012 Penyelesaian
Judul Proposal
Pengajuan Judul Proposal
Penyerahan Proposal
kepada Pembimbing
Bimbingan dan Perbaikan
Proposal
Pengumpulan dan
Pengolahan data
Bimbingan dan penyelesaian
Skripsi Ujian
Comprehensive
Universitas Sumatera Utara
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang
berjumlah 131 perusahaan. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 24 perusahaan. Penelitian dilakukan mulai dari tahun 2010-2012.
4.2 Analisis Data Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif