37
3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen Widayat, 2002:19.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan informasi sosial.
Pengungkapan informasi sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, energi,
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Kategori ini diadopsi dari penelitian
yang dilakukan oleh Hackston dan Milne 1996. Pengukuran variabel ini dengan mengukur pengungkapan sosial laporan
tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan dengan asumsi setiap
yang diungkapkan pasti telah dilakukan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang
ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data Sari, 2012.
Indeks Pengungkapan Sosial =
����� ℎ ���� ������������ ������ ����� ℎ ���� ��������
3.5.2 Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Variabel Independen yang diteliti dalam
penelitian ini adalah Karakteristik perusahaan, yang diproksikan dalam
Universitas Sumatera Utara
38
ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, leverage, profitabilitas, kepemilikan manajemen dan umur perusahaan.
a. Ukuran perusahaan
Variabel ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena nilai aktiva relatif lebih stabil dan dapat
menggambarkan ukuran perusahaan. Total aktiva tersebut adalah dalam jutaan rupiah, hingga perlu disederhanakan
dengan logaritma natural total aktiva perusahaan agar mendapatkan data yang lebih mudah dihitung
Faliando, 2010.
Size = LNTotal Aktiva Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih
banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat beberapa penjelasan mengenai hal tersebut. Agency theory menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki
biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil. Hal ini dijelaskan oleh Jensen dan Meckling 1976:”
Agency Theory states that firms with higher levels of financial leverage tend to voluntary disclose
more information in order to satisfy creditors and remove the suspicions of wealth transfer to shareholders.”
Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk
mengurangi biaya keagenan tersebut. Menurut Meek, Roberts dan Gray dalam Fitriani 2001:20 perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk
merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
39 pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil. Perusahaan besar
merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar maupun publik secara umum. Mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan bagian dari
upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ukuran perusahaan yang baik adalah perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan besar.Menurut
Undang Undang No. 9 tahun 1995, perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki total aset lebih dari Rp. 5.000.000.000 diluar tanah dan
bangunan Faliando, 2010. b.
Ukuran dewan komisaris Variabel ukuran dewan komisaris di ukur dengan melihat banyaknya
jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan konsisten dengan penilitian yang dilakukan oleh Sitepu 2008. Berkaitan dengan ukuran
dewan komisaris, Coller dan Gregory 1999 dalam Sembiring 2005 menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka
akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung
jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Konsisten dengan penjelasan di atas, maka
ukuran dewan komisaris yang baik adalah dengan semakin banyaknya jumlah anggota dewan komisaris di suatu perusahaan.
c.
Leverage Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt to
Equity Ratio DER. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri
Universitas Sumatera Utara
40 perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut Kasmir, 2008. DER =
����� ���� ����� ������
Sesuai dengan teori agensi bahwa semakin tinggi leverage, kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap
kontrak hutang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba di masa depan, supaya laba yang
dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya,dan tidak menutup kemungkinan salah satunya ialah biaya tanggungjawab sosial. Oleh
karena itu, perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi informasi krediturnya [Suripto
1999 dalam Amalia 2005].
Tingkat Debt to equity ratio DER yang aman biasanya kurang dari 50 persen. Semakin kecil debt to equity ratio semakin baik bagi
perusahaan atau semakin aman utang yang harus diantisipasi dengan modal sendiri Fakhruddin dan Hardianto, 2001. Semakin besar DER
menandakan struktur permodalan lebih banyak memanfaatkan hutang- hutang terhadap ekuitas sehingga mencerminkan rrisiko perusahaan yang
relatif tinggi Natarsyah, 2000. Demikian juga menurut Ang 1997 semakin tinggi nilai DER menunjukkan semakin tinggi risiko yang harus
ditanggung perusahaan dengan menggunakan modal sendiri apabila perusahaan mengalami kerugian. Sehingga dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa semakin rendah DER perusahaan, maka semakin bagus kondisi perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
41
d. Profitabilitas
Variabel profitabilitas perusahaan pada penelitian ini diukur dengan Return on Asset ROA. ROA merupakan ukuran efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA =
��� ������ ����� ������
ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi
perusahaan. Sebaliknya apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika
suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi, maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri. Tetapi
jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan
modal sendiri Kasmir, 2008. Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan ROA, maka semakin
bagus kondisi suatu perusahaan.
e. Kepemilikan manajemen
Variabel kepemilikan manajemen diukur berdasarkan presentase kepemilikan saham yang dimiliki pihak manajemen dewan komisaris
dan dewan direktur dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar. Semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka
semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial
Universitas Sumatera Utara
42
dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut Gray, et. al.,
1998. Sejalan dengan penjelasan tersebut, maka variabel kepemilikan manajemen yang baik adalah semakin besarnya rasio kepemilikan
manajemen di suatu perusahaan, yaitu dalam bentuk jumlah saham yang dimiliki oleh dewan komisaris dan direktur.
f. Umur perusahaan
Variabel Umur perusahaan diukur berdasarkan selisih antara tahun penelitian dengan tahun first issue di Bursa Efek Indonesia. Umur
perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan kualitas pengungkapan sukarela. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa
perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki
pengalaman lebih banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan Hayati, 2011. Sejalan dengan
penjelasan di atas, maka perusahaan yang berumur lebih tua dianggap sebagai perusahaan yang berkondisi bagus, khususnya dalam hal
pengungkapan informasi keuangan perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Dependen Variabel
Definisi Pengukuran
Skala Data Pengungkap-
an informasi sosial
Data yang diungkap oleh perusahaan
berkaitan dengan aktivitas sosialnya
�����ℎ ���� ������������ � Jumlah skor maksimal
Indeks
Variabel Independen Ukuran
Perusahaan Menunjuk-kan besar
kecilnya suatu perusahaan
LN Total Aktiva Rasio
Ukuran Dewan
Komisaris Banyak-nya jumlah
anggota dewan komisaris dalam
suatu perusaha-an Menghitung jumlah
dewan komisaris dalam suatu perusahaan
Rasio
Leverage Mencerminkan risiko
keuangan perusahaan karena dapat
menggambarkan struktur modal
perusahaan dan mengetahui risiko tak
tertagihnya suatu utang
DER =
����� ���� ����� ������
Rasio
Profitabilitas Kemam-puan
perusaha-an untuk menghasilkan laba
dalam upaya mening- katkan nilai
pemegang saham ROA =
��� ������ ����� ������
Rasio
Kepemilikan Manajemen
Proporsi saham biasa yang dimiliki oleh
pihak manaje-men dewan komisaris
dan dewan direktur Persentase kepemilikan
saham yang dimiliki pihak manajemen
Rasio
Umur Perusahaan
Lama perusaha-an
setelah menerbit-kan saham perdana di
BEI Tahun penetilian – tahun
first issue di BEI Rasio
Universitas Sumatera Utara
44
3.6 Metode Analisis Data