Penelitian mengenai nilai indeks glikemik pangan saat ini telah banyak dilakukan di berbagai negara termasuk Indonesia. Namun, kajian mengenai nilai
indeks glikemik dari olahan pangan lokal alternatif sumber karbohidrat seperti umbi talas masih terbatas. Berdasarkan hal ini penulis tertarik untuk meneliti indeks
glikemik cookies tepung talas belitung Xanthosoma sagittifolium.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaiman nilai indeks glikemik cookies dengan penambahan 40 tepung talas
belitung xanthosoma sagittifolium.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui nilai indeks glikemik produk olahan cookies dengan penambahan 40 tepung talas belitung xanthosoma sagittifolium.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan karbohidrat-amilosa, kadar abu, kadar air, kadar lemak, kadar serat kasar dan kadar
protein cookies dengan penambahan 40 tepung talas belitung xanthosoma sagittifolium.
1.4 Manfaat Penelitian
Memberikan informasi mengenai nilai indeks glikemik yang terdapat dalam produk olahan dari talas belitung Xanthosoma sagittifolium. Sehingga dapat
menambah referensi makanan dengan nilai indeks glikemik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Indeks Glikemik
Pada tahun 1981, David Jenkins, seorang Profesor Gizi di Universitas Toronto, Kanada mengembangkan konsep indeks glikemik IG. Konsep indeks glikemik
dikembangkan untuk memberikan klasifikasi numerik dari makanan sumber karbohidrat yang diasumsikan bahwa data tersebut akan berguna dalam situasi
dimana toleransi glukosa terganggu Jenkins, dkk., 1981. Konsep indeks glikemik adalah perpanjangan dari hipotesis serat dari Burkitt dan Trowell yang menyatakan
bahwa makanan yang mengandung serat akan lebih lambat diserap oleh usus, sehingga makanan tersebut memiliki manfaat metabolik dalam kaitannya dengan
diabetes dan pengurangan resiko penyakit jantung koroner Burkitt dan Trowell, 1977 dalam Jenkins, dkk., 2002.
Menurut FAO 1998, Indeks glikemik didefinisikan sebagai luas area di bawah kurva respon glukosa darah dari 50g karbohidrat dari makanan uji yang dinyatakan
sebagai persen terhadap 50g karbohidrat dari makanan standar yang diambil dari subjek yang sama. Pada awalnya, pangan karbohidrat yang digunakan sebagai pangan
standar untuk mengukur IG adalah glukosa murni dengan IG sebesar 100, tetapi saat ini pangan standar yang sering digunakan adalah roti putih Jenkins, dkk. 2002.
Menurut Cummings dan Stephen 2007 dalam Simila 2012, indeks glikemik adalah klasifikasi fisiologis makanan yang mengandung karbohidrat yang didasarkan pada
sejauh mana makanan tersebut meningkatkan konsentrasi glukosa darah setelah
7
Universitas Sumatera Utara