Cookies Tepung Talas Belitung

Sifat kimia tepung talas belitung sangat dipengaruhi oleh umbi talas belitung segar dan kondisi selama proses pembuatan tepung. Komposisi kimia tepung talas belitung dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.3 Komposisi Kimia Tepung Talas Belitung dalam 100 gram Bahan Koposisi Kimia Jumlah bb bk Air 9,2 10,16 Abu 1,94 2,13 Protein 4,43 4,88 Lemak 0,84 0,92 Karbohidrat 83,57 92,06 Energi kkal 359,56 - Sumber : Indrasty 2004

2.4 Cookies Tepung Talas Belitung

Menurut SNI 01-2973-1992, cookies merupakan salah satu jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, renyah, dan apabila dipatahkan penampang bertekstur kurang padat BSN, 1992. Syarat mutu Cookies tercantum pada tabel berikut ini. Tabel 2.4 Syarat Mutu Cookies menurut SNI No. 01-2973-1992 Kriteria Uji Klasifikasi Kalori Kak100 gram Minimum 400 Air Maksimum 5 Protein Minimum 9 Lemak Minimum 9,5 Karbohidrat Minimum 70 Abu Maksimum 1,5 Serat kasar Maksimum 0,5 Logam berbahaya Negative Bau dan rasa Normal tidak tengik Warna Normal Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 1992 Universitas Sumatera Utara Cookies talas belitung adalah cookies yang dibuat dengan memanfatkan tepung talas belitung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Indrasti 2004, kandungan gizi cookies tepung talas belitung dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.5 Komposisi Gizi Cookies dengan Penambahan Berbagai Variasi Tepung Talas Belitung Komposisi Gizi Jumlah Cookies Penambahan Tepung Talas Belitung 20 Cookies Penambahan Tepung Talas Belitung 40 Cookies Penambahan Tepung Talas Belitung 60 Cookies Penambahan Tepung Talas Belitung 80 Air 2,07 2,20 2,99 3,09 Abu 2,87 3,26 3,25 3,39 Protein 7,42 6,99 5,98 5,22 Lemak 23,42 24,14 24,99 23,84 Karbohidrat 66,41 65,51 65,81 67,46 Energi 495,03 496,88 497,02 490,66 Sumber : Indrasti 2004 Secara umum, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cookies yaitu bahan pengikat dan bahan pelembut tekstur. Bahan pengikat atau pembentuk adonan yang kompak adalah tepung, susu, putih telur dan air. Sedangkan bahan pelembut terdiri dari gula, kuning telur, shortening dan bahan pengembang. Dalam adonan tepung berfungsi membentuk tekstur, mengikat bahan-bahan lain dan mendistribusikannya secara merata, serta berperan membentuk cita rasa Matz, 1978 dalam Saputra, 2008. Bermacam macam tepung dapat digunakan dalam pembuatan cookies ini. Tepung terigu lunak 8-10 protein sangat tepat untuk menghasilkan kue kering yang bermutu tinggi. Tepung ini relatif lebih mudah terdispersi dan tidak mempunyai daya serap air yang terlalu tinggi, sehingga dalam pembuatan adonan membutuhkan lebih sedikit cairan Shafer dan Zabik, 1978 dalam Saputra, 2008. Universitas Sumatera Utara Penggunaan tepung terigu dalam pembuatan cookies dapat dicampur dengan tepung lain. Dalam hal ini, tepung yang digunakan yaitu tepung terigu 60, tepung talas belitung 40. Cookies dengan kandungan 40 tepung talas belitung tidak berbeda nyata dengan cookies yang beredaran dipasaran, yang berarti masih dapat diterima dengan baik oleh konsumen indrasti, 2004. Lemak biasa digunakan untuk memberi efek shortening dengan memperbaiki struktur fisik seperti volume pengembangan, tekstur dan kelembutan, serta memberi flavor Matz, 1978 dalam saputra 2008. Telur dalam pembuatan cookies berfungsi sebagai pelembut dan pengikat, serta untuk aerasi, yaitu kemampuan menangkap udara pada saat adonan dikocok sehingga udara menyabar rata pada adonan Indrasti,2004. Untuk membangkitkan rasa lezat dan efek manis bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat biskuit yaitu gula dan garam. bila terlalu banyak gula adonan menjadi lengket dan menempel pada cetakan, biskuit menjadi keras dan akan terlalu manis. Sedangkan penambahan garam pada sebagian besar formula biskuit menggunakan satu persen garam atau kurang dalam bentuk Kristal-kristal kecil halus untuk mempermudah kelarutannya Matz, 1978 dalam Saputra, 2008. Pembuatan biskuit, membutuhkan air dan baking powder. Baking powder digunakan sebagai pengembang adonan sedangkan air berfungsi memungkinkan terjadinya gluten, mengontrol kepadatan adonan, mengontrol suhu adonan, melarutkan garam, menahan dan menyebarkan bahan-bahan bukan tepung, membasahi dan mengembangkan pati, dan dapat mempertahankan rasa lezat kue lebih lama Matz, 1978 dalam Saputra 2008. Universitas Sumatera Utara Menurut Whiteley 1971 dalam saputra 2008, ada dua metode dasar pencampuran adonan cookies, yaitu metode krim creaming method dan metode all- in. Pada metode krim semua bahan tidak dicampur secara langsung, melainkan dicampur terlebih dahulu, berturut-turut lemak dan gula, kemudian ditambah pewarna dan essens, kemudian ditambahkan susu, diikuti penambahan bahan kimia aerasi berikut garam yang sebelumnya telah dilarutkan dalam air. Sedangkan metode pembuatan cookies dengan metode all-in yaitu semua bahan dicampur secara langsung bersama tepung. Pencampuran ini dilakukan sampai adonan cukup mengembang. Pemanggangan cookies dapat dilakukan pada suhu 220°C selama 12- 15 menit Sultan, 1983 dalam Saputra, 2008.

2.5 Kerangka Konsep Penelitian

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Tepung Talas Belitung (Xanthosoma sagittifolium) dalam Pembuatan Cookies

2 29 135

Studi Pembuatan Dodol Tapai Talas Belitung (Xanthosoma Sagittifolium)

1 7 36

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TALAS KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium) PADA PEMBUATAN BOLU Pengaruh Penambahan Tepung Talas Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium) Pada Pembuatan Bolu Kukus Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima.

0 2 17

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TALAS BELITUNG (Xanthosoma Sagittifolium) TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN Pengaruh Subtitusi Tepung Talas Belitung Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Donat Talas.

0 1 18

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TALAS BELITUNG (Xanthosoma Sagittifolium) TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN Pengaruh Subtitusi Tepung Talas Belitung Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Donat Talas.

0 5 13

Pengaruh Substitusi Tepung Talas Belitung (Xanthosoma sagittifolium L. Schott) dan Tepung Ampas Tahu pada Tepung Terigu Terhadap Mutu Mi Kering.

0 0 4

MODIFIKASI TEPUNG UMBI TALAS BELITUNG (Xanthosoma sagittifolium) DENGAN METODE PEMANASAN BERTEKANAN-PENDINGINAN DAN APLIKASINYA PADA PRODUK COOKIES Modification of Belitung Taro (Xanthosoma sagittifolium) Flour With Pressurized Heating-Cooling Methods and

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Indeks Glikemik - Pengukuran Indeks Glikemik Cookies Tepung Talas Belitung (Xanthosoma Sagittifolium)

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengukuran Indeks Glikemik Cookies Tepung Talas Belitung (Xanthosoma Sagittifolium)

1 0 6

Pengukuran Indeks Glikemik Cookies Tepung Talas Belitung (Xanthosoma Sagittifolium)

0 0 12