diketahui kadar airnya kemudian dikeringkan dengan oven. Ukur kembali kadar airnya dan haluskan sampel, kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh. Timbang 0,1g
bahan dan masukkan dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 ml larutan etanol 95 dan 9 ml larutan NaOH 1N. kemudian panaskan dalam air mendidih selama 10 menit.
Pindahkan 5ml bahan dalam labu ukur 100ml. tambahkan 1 ml CH
3
COOH 1 N dan 2 ml larutan iod. Encerkan sampai tanda tera, diamkan selama 20 menit. Ukur pada
� 615 nm.
Amilosa = { x. faktor pengenceranberat sampel mg} x 100
f. Uji Serat Kasar Metode Gravimetri
Timbang 2 gram sampel kemudian masukkan dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 50 ml H
2
SO
4
1,25 panaskan dan reflux selama 30 menit. Sampel yang
telah dipanaskan disaring panas-panas dengan menggunakan kertas saring Whatman 42 yang telah diketahui bobotnya. Setelah disaring, lalu sampel dicuci dengan 50 ml
H
2
SO
4
125 dan 50 ml alkohol 36, kemudian endapkan dikeringkan dalam oven pada suhu 105
C dan timbang sampai bobot konstan.
Serat kasar = {a-b} x 100
Keterangan: a = berat kertas saring ditambah sampel yang telah dikeringkan g
b = berat kertas saring g c = berat sampel g
3.6.3 Pengukuran Indeks Glikemik Cookies Tepung Talas Belitung
Pengukuran nilai indeks glikemik dilakukan dengan membandingkan luas area dibawah kurva respon glukosa darah terhadap pangan uji dibandingkan dengan luas
area dibawah kurva respon glukosa darah terhadap pangan acuan. Pengukuran
Universitas Sumatera Utara
glukosa darah dilakukan dengan menggunakan alat Glukometer One Touch Ultra
TM
. Sampel darah diperoleh pada permukaan kulit setelah sedikit perlukaan kecil dengan
menggunakan lancet alat penusuk khusus, kemudian darah pada pembuluh kapiler subyek disentuhkan pada celah sensor di ujung strip uji yang telah terpasang pada
detektor digital glukometer sedemikian sehingga kadar glukosa darah sampel terbaca.
Metode pemeriksaan glukosa oleh glukometer yaitu chronoampherometric electrochemical method dimana apabila darah dimasukkan pada celah sensor
diujung strip uji yang telah terpasang pada detector digital, kadar glukosa darah dapat terbaca. Hal ini terjadi karena celah sensor pada strip uji glukosa berisi reagent
berupa enzim glucose oksidase dan kalium ferrisianida. Prinsip keja sensor strip uji pada glukometer yaitu glukosa yang terdapat dalam darah akan diubah menjadi
glukonolakton oleh enzim glucose oksidase. Enzim tersebut akan direoksidasi oleh ion ferrisianida menghasilkan ion ferrosianida. Ferrosianida yang dihasilkan akan
terdeteksi secara elektrokimia. Uatan listrik yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa dalam sampel Barkit et al., 2003 dalam Hasan, 2011.
Prosedur pengukuran indeks glikemik mengacu pada Miller, dkk., 1996 dalam Rimbawan dan Siagian 2004 :
a. Malam sebelum penelitian, 6 orang subyek berpuasa selama ± 10 jam kecuali air putih mulai pukul 22.0-08.00 WIB dan pagi harinya sebelum jam 08.00 WIB
subjek yang bertindak sebagai relawan harus berada di tempat penelitian. b. Subyek yang masih dalam keadaan masih berpuasa kemudian diambil darah
kapiler subyek untuk mengukur kadar glukosa darah puasa.
Universitas Sumatera Utara
c. Subyek diberi pangan acuan yaitu roti tawar yang mengandung 50 gr karbohidrat. d. Sampel darah subyek diambil setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit
pada jam ke-2. menit ke 15, 30, 45, 60, 90, dan ke 120 dan diukur kadar glukosa darahnya menggunakan glukometer. Selama penelitian, subyek diminta untuk
tidak melakukan aktifitas berat dan tidak merokok. e. Satu minggu kemudian dilakukan pengujian pangan uji berupa cookies tepung talas
belitung dengan prosedur yang sama. f. Data kadar gula darah pada setiap waktu pengambilan sampel diplot pada dua
sumbu, waktu dalam menit x dan kadar glukosa darah y. g. Indeks glikemik ditentukan dengan cara membandingkan luas daerah di bawah
kurva antara pangan yang diukur indeks glikemiknya dengan pangan acuan.
3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Metode Pengolahan Data