kebiasaan merawat gigi dan lain-lain. Keluarga yang kurang berpendidikan mempunyai kesadaran tentang kesehatan gigi dan keluarga penghasilan rendah
mempunyai pola diet seharian yang kurang baik. Pada umumnya golongan ini hanya merawat gigi setelah keadaannya parah.
17
2.4.4 Perilaku dan Pengetahuan Ibu
Fase perkembangan anak usia di bawah 5 tahun masih sangat tergantung pada pemeliharaan dan bantuan orang dewasa dan pengaruh paling kuat dalam usia
tersebut datang dari ibunya. Peranan ibu sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Demikian juga keadaan kesehatan gigi dan mulut anak
usia balita masih sangat ditentukan oleh kesadaran, sikap dan perilaku serta pendidikan ibunya.
17
2.5 Perilaku Diet Anak
Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama dalam proses kehidupan manusia agar dapat bertumbuh dan berkembang sesuai potensinya secara optimal.
Gigi berperan penting dalam proses pengunyahan makanan yaitu untuk menghancurkan makanan menjadi bagian kecil yang bisa dimetabolisme tubuh.
Oleh karena itu, gangguan atau penyakit pada gigi dan mulut secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
4
Peranan diet pada pembentukan karies adalah sangat penting dan ini tidak berbeda dengan kejadian ECC. Pola makan mempengaruhi karies gigi dalam hal
jenis karbohidrat, sifat fisik makanan, frekuensi mengonsumsi makanan, urutan makanan, cara konsumsi minuman dan durasi. Setiap kali seseorang mengonsumsi
makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka bakteri penyebab karies di rongga mulut akan memproduksi asam sehingga terjadi proses
demineralisasi pada enamel yang berlangsung selama 20-30 menit sebelum sampai pada kondisi pH normal 6-7.
9,19,20
Hasil penelitian terhadap binatang percobaan dan juga penelitian yang dilaksanakan langsung pada manusia menyatakan bahwa berbagai jenis gula dan
Universitas Sumatera Utara
hubungannya sebagai penyebab terjadinya karies gigi telah dinilai berdasarkan urutan kegawatannya terhadap terjadinya karies. Kariogenitas paling tinggi adalah
gula sukrosa, diikuti oleh glukosa, maltosa, laktosa, fruktosa, sorbitol dan xylitol.
19,21
Di Indonesia, konsumsi gula dan makanan bergula terutama oleh anak-anak, diperkirakan cukup tinggi.
21
Anak-anak sering mengonsumsi makanan kariogenik yaitu jajanan secara berlebihan, khususnya anak-anak balita dan usia sekolah dasar.
Jajanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi karena karbohidrat dalam bentuk tepung, cairan atau bersifat lengket mudah hancur di
dalam mulut.
22
2.5.1 Makanan Kariostatik
Makanan kariostatik adalah jenis makanan yang tidak memberikan kontribusi terhadap karies gigi, seperti makanan berprotein, sebagian besar sayuran, lemak,
permen karet tanpa gula dan pemanis tanpa karbohidrat seperti sakarin, siklamat dan aspartam. Gula intrinsik yaitu laktosa dari susu dan gula dari buah dan sayuran
umumnya tidak menjadi ancaman bagi kesehatan gigi. Gula ekstrinsik adalah sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa yang didapati dari makanan yang
mengandung karbohidrat selain susu. Gula ekstrinsik inilah yang menjadi ancaman bagi kesehatan gigi.
1,23
Susu adalah makanan terbaik untuk kesehatan gigi tetapi sering dianggap sebagai penyebab utama ECC. Sebenarnya, laktosa yang terdapat dalam susu adalah
kurang kariogenik dibandingkan sukrosa. Susu yang ditambahkan dengan pemanis, durasi konsumsi dan frekuensi konsumsi merupakan faktor utama yang menjadikan
susu penyebab ECC. Ion kalsium dan fosfat dalam susu bersifat basa sehingga dapat mencegah proses demineralisasi dan mambantu proses remineralisasi enamel.
Selain itu, Casein, sebuah phosphoprotein dalam susu, yang melekat pada permukaan enamel gigi sebagai lapisan pelindung akan menghambat kelarutan
enamel gigi. Lemak yang terkandung dalam susu juga bisa melindungi enamel dengan membentuk suatu lapisan tipis pada gigi. Efek dari lemak jika ditambahkan
Universitas Sumatera Utara
dengan efek casein akan melambatkan proses fermentasi laktosa dalam rongga mulut.
24
Makanan yang dimakan sehari-hari seperti kentang, nasi, kacang-kacangan, roti dan sumber makanan karbohidrat yang lain, dapat dianggap sebagai makanan
kariostatik, karena makanan jenis ini biasanya dimakan dengan makanan non- karbohidrat protein dan lemak yang tidak berbahaya bagi gigi. Kacang-kacangan
dan biji-bijian merupakan makanan dari kelompok karbohidrat tetapi tidak berbahaya bagi gigi karena kandungan karbohidratnya sedikit dan makanan ini
mengandung protein dan lemak. Bahkan, jika dikonsumsi setelah makanan manis, makanan ini cenderung meningkatkan pH rongga mulut dan menetralkan asam yang
telah diproduksi sebelumnya.
24
Makanan lain yang baik untuk kesehatan gigi adalah keju. Keju merupakan bentuk lain dari susu karena banyak mengandung kalsium dan fosfat serta casein
yang mampu mengurangi keterlarutan enamel. Jika keju dikonsumsi setelah makan makanan karbohidrat, dapat membentuk senyawa bersifat basa di rongga mulut
sehingga dapat menghentikan terjadinya suasana asam yang dapat menyebabkan proses demineralisasi enamel sebagai proses awal karies gigi.
4
Air putih merupakan hal yang paling penting dan sederhana dalam pola diet seseorang. Setelah makan, minum susu atau bahkan setelah meminum minuman
manis dan makan makanan yang merusak gigi, air putih adalah salah satu solusi termudah untuk membantu menetralkan keadaan asam di dalam rongga mulut
akibat proses fermentasi karbohidrat oleh bakteri. Kebiasaan minum air putih sejak anak-anak akan membantu mengurangi insiden karies pada anak-anak.
4
2.5.2 Makanan Kariogenik
Makanan kariogenik adalah makanan yang mengandung karbohidrat yang dapat difermentasikan dalam mulut, akan menurunkan pH saliva dan meningkatkan
insiden karies gigi. Makanan ini dapat ditemukan di kelompok makanan karbohidrat dalam bentuk tepung, cairan atau bersifat lengket seperti kue, biskuit, coklat, donat
serta produk dengan pemanis tambahan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
tingkat kariogenitas makanan adalah bentuk makanan padat atau cair, frekuensi konsumsi karbohidrat, durasi konsumsi, urutan makan, dan komposisi gizi.
24
Makanan ringan yaitu snack atau jajanan bersifat lebih asam dibandingkan dengan makanan yang hanya mengandung gula. Makanan yang lengket sticky
lebih sulit dibersihkan dari mulut daripada makanan lainnya yang tidak lengket non-sticky
. Makanan-makanan dari karbohidrat yang dimasak dan mudah dikunyah, menyebabkan saliva tidak diproduksi dengan lebih dan sisa-sisa makanan
gampang tertinggal pada permukaan gigi. Mengunyah makanan yang padat atau keras dapat memacu aliran saliva yang banyak dan sisa makanan akan ditelan tanpa
banyak tertinggal pada permukaan gigi.
4
Menurut Zr. Be Kien Nio cit. Budisuari menyatakan bahwa kebiasaan makan manis dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari, menyebabkan terjadinya
karies jauh lebih besar. Sebaliknya bila frekuensi makan gula dikurangi tiga kali maka enamel mendapat kesempatan untuk mengadakan remineralisasi.
20
Penelitian di Monteregie tahun 2002 cit. Galarneau menunjukkan 29 ibu mempunyai
kebiasaan menidurkan anak mereka setiap malam dengan memberikan susu dalam botol sepanjang malam. Hal ini meningkatkan risiko EEC pada anak usia dini
karena bakteri dan laktosa berkontak dalam waktu yang cukup lama sehingga bakteri Streptokokus mutans akan memfermentasi laktosa dengan cepat dan
keadaan rongga mulut menjadi asam.
25
2.5.2.1 Jenis Konsumsi Karbohidrat
Makanan yang mengandung karbohidrat merupakan makanan yang kariogenik. Karbohidrat terbagi atas tiga kelompok yaitu monosakarida, disakarida dan
polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana dan tidak dapat diuraikan menjadi karbohidrat lain contohnya glukosa dan fruktosa.
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida contohnya sukrosa, laktosa dan maltosa. Polisakarida merupakan karbohidrat yang
terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya. Contohnya adalah sellulosa dan glikogen.
25
Walaupun gula lainnya tetap berbahaya, sukrosa merupakan
Universitas Sumatera Utara
penyebab karies yang utama karena bakteri Streptokokus mutans mampu menghidrolisis sukrosa menjadi golongan monosakarida.
4,19,20
Jenis karbohidrat berdasarkan tingkat
kariogeniknya dapat dilihat di tabel 1.
19
Tabel 1. Jenis karbohidrat berdasarkan tingkat kariogeniknya
Jenis Karbohidrat Tingkat Kariogenik
Sukrosa Tinggi
Laktosa Sedang
Glukosa Sedang
Fruktosa Sedang
Maltosa Sedang sampai rendah
Sorbitol Rendah
Mannitol Rendah
Xylitol Rendah
Zat Pati Rendah
Penelitian oleh Badan Peneliti Eastman Dental Center di New York mengklasifikasikan makanan kariogenik atas 5 kategori Tabel 2.
19
Tabel 2. Jenis makanan berdasarkan tingkat kariogeniknya
Potensi Jenis makanan
Tinggi Buah yang dikeringkan, permen, coklat, sereal, kue,
biskuit, donat, cupcake, dan bahan pemanis tambahan.
Sedang Jus buah, sirup, manisan, buah kaleng, minuman
ringan, roti dan keripik ubi, susu yang ditambah gula.
Rendah Sayur, susu, kacang, jagung, yogurt.
Tidak berpotensi Daging, ikan, lemak, minyak.
Menghambat karies Keju dan golongan xylitol.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik dari makanan yang sangat kariogenik dan kurang kariogenik dapat dilihat di tabel 3.
27
Table 3. Karakteristik makanan kariogenik tinggi dan rendah
Paling kariogenik Kurang kariogenik
Konten karbohidrat yang dapat difermentasi tinggi
Konsistensi yang lengket Dicerna menjadi partikel kecil
di dalam mulut Menurunkan pH kurang dari 5,5
Makanan yang diproses Jumlah protein tinggi
Jumlah lemak sedang Jumlah karbohidrat minimal
Konsentrasi kalsium dan
fosfor tinggi pH lebih besar dari 6
merangsang sekresi saliva
Contoh makanan Contoh makanan
Keripik Muffin
Buah-buahan kering Biskuit
Keripik kentang Keju
Kacang tanah Telur
Susu Daging
Sayuran
2.5.2.2 Bentuk atau Sifat Fisik Makanan Karbohidrat
Karbohidrat dalam bentuk tepung, cairan dan bersifat lengket mudah hancur di dalam mulut dan memudahkan timbulnya karies dibandingkan dengan bentuk fisik
lain. Bentuk atau sifat fisik makanan mempengaruhi keluarnya saliva untuk self cleansing
waktu mengunyah makanan. Sifat fisik yang mempengaruhi adalah kekasaran, tekstur, kelarutan, dan lengketnya makanan.
4
Makanan yang lengket dan relatif mudah dikunyah tidak akan merangsang produksi saliva sehingga makanan
akan banyak tertinggal di rongga mulut. Makanan dengan tekstur yang keras akan merangsang saliva lebih banyak sehingga self cleansing terjadi lebih baik dan tidak
banyak tinggal di permukaan gigi.
20
Universitas Sumatera Utara
2.5.2.3 Frekuensi Konsumsi Makanan Karbohidrat
Frekuensi konsumsi karbohidrat juga berpengaruh pada karies gigi. Kekerapan mengonsumsi
makanan berkarbohidrat
dapat menyebabkan
peningkatan demineralisasi dan menurunnya proses remineralisasi. Setiap kali anak mengonsumsi
makanan yang manis dan lengket, maka bakteri akan berkembang dengan cepat dan membentuk suasana asam. Apabila makanan manis dan lengket dikonsumsi
beberapa kali sehari, maka gigi akan berada pada suasana asam yang dapat melarutkan enamel gigi sepanjang hari.
24
Penelitian mengenai hubungan antara frekuensi konsumsi karbohidrat terutama diantara jam makan dengan kejadian karies
gigi pertama kali dilakukan oleh Stephan cit. Pintauli pada tahun 1944. Perubahan pH mulut digambarkan dengan grafik yang dikenal dengan kurva Stephan.
9,17
Gambar 9. Kurva Stephan
28
Suasana asam di rongga mulut disebabkan karena hasil metabolisme karbohidrat yang dilakukan oleh bakteri. Keadaan asam ini akan bertahan selama 30-
60 menit sebelum dapat mencapai level pH yang aman. Oleh karena itu, konsumsi karbohidrat sekali saja dapat menyebabkan terjadinya demineralisasi yang lamanya
lebih dari 30 menit. Asupan karbohidrat yang berulang menyebabkan pH rendah dipertahankan untuk waktu yang lebih lama sehingga tidak memungkinkan proses
remineralisasi pada gigi.
24
Universitas Sumatera Utara
2.5.2.4 Cara Konsumsi Makanan dan Minuman
Pemakaian botol pada malam hari dapat mengurangi aliran saliva dan menetralkan kemampuan saliva sehingga penumpukan debris dan waktu terpaparnya
gigi dengan karbohidrat yang berfermentasi akan semakin lama, terlebih bila anak terbiasa meminum susu botol sebelum dan sewaktu tidur.
4
Cara terbaik pemberian susu dengan botol pada anak terjaga dan anak dalam keadaan dipangku.
Sebaiknya balita pada usia 2 tahun diharapkan sudah mampu meminum susu dari cangkir.
14
Cara makan pada balita secara signifikan berkaitan dengan pola karies dan keparahannya dan juga bergantung dengan durasi.
4
Kebiasaan makan sambil bermain atau sambil menonton televisi membuat anak mengemut makanan dan tidak
fokus terhadap apa yang seharusnya dia lakukan saat makan. Semakin lama makanan disimpan di dalam mulut, maka akan menyebabkan gigi terpapar zat asam
lebih lama dan memberikan peluang lebih besar dalam proses perusakan enamel.
29
2.5.2.5 Durasi Konsumsi Makanan dan Minuman
Durasi atau lamanya waktu untuk konsumsi makanan atau minuman terutama jenis kariogenik sangat perlu diperhatikan. Makanan seperti chewing gum, permen,
dan minuman manis akan berada dalam rongga mulut dalam durasi yang lama. Selama makanan atau minuman berada di rongga mulut, gigi akan tetap terpapar
oleh asam dengan pH kritis.
21,25
Semakin lama gigi terpapar gula, semakin cepat demineralisasi enamel terjadi pada anak terutama pada bayi yang minum susu sambil
tertidur. Durasi makan atau minum yang normal adalah dalam waktu 10 menit berada di rongga mulut, sehingga proses demineralisasi yang sangat minimal dan
remineralisasi dapat terjadi kembali.
14
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Teori