Hasil Analisis Univariat Stres Kerja

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan JabatanBidang Jabatanbidang Jumlah F Kepala ruangan 2 8,3 Perawat pelaksana IGD 14 54,2 Perawat pelaksana ICU 8 37,5 Total 24 100 Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pada Tabel 4.6 diketahui bahwa kepala ruangan IGD dan ICU sebesar 2 orang responden atau sebesar 8,3 , perawat pelaksana IGD sebesar 14 orang responden atau 54,2 , sedangkan perawat pelaksana ICU 8 orang responden atau sebesar 37,5 . Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak perawat yang berada di ruangan IGD.

4.3 Hasil Analisis Univariat

4.3.1 Stres Kerja

Tingkat stres kerja pada perawat Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Stres Kerja pada Perawat Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tingkat Stres Kerja N Ringan 3 12,5 Sedang 15 62,5 Berat 6 25,0 Total 24 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.7 hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat yang bekerja di ruang IGD dan ICU Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar, 3 orang perawat 12,5 mengalami stres kerja ringan, 15 perawat 62,5 mengalami stres kerja sedang dan 6 perawat 25 mengalami stres kerja berat.

4.3.2 Prestasi Kerja

Tingkat prestasi kerja pada perawat Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Distribusi Prestasi Kerja pada Perawat Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tingkat Prestasi Kerja N Kurang 8 33,0 Cukup 12 50,0 Baik 4 17,0 Total 24 100 Berdasarkan tabel 4.8 hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat memiliki prestasi cukup yaitu 12 orang 50,0, prestasi baik 4 orang 16,7, dan prestasi kurang 8 orang 33,0 .

4.4 Hasil Analisis Bivariat

4.4.1 Hasil Tabulasi Silang antara Stres Kerja dengan Prestasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2016 Hasil tabel silang antara stress kerja dengan prestasi kerja perawat di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2016, diketahui bahwa dari 3 Universitas Sumatera Utara orang perawat 12,5 yang mengalami stress kerja ringan diantaranya 2 orang 8,3 memiliki prestasi kerja kurang dan 1 orang 4 memiliki prestasi kerja cukup, selanjutnya dari 15 orang perawat 62,5 yang mengalami stress kerja sedang diantaranya 4 orang 17 memiliki prestasi kerja kurang, 9 orang 37,5 memiliki prestasi kerja cukup dan 2 orang 8,3 memiliki prestasi kerja baik, dan dari 6 orang perawat 25 yang mengalami stress kerja berat diantaranya 2 orang 8,3 memiliki prestasi kurang, 2 orang 8,3 memiliki prestasi kerja cukup, dan 2 orang 8,3 memiliki prestasi kerja baik. Tabel 4.9 Tabulasi Silang antara Stres Kerja dengan Prestasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2016 Stres Kerja Prestasi Kerja Perawat Jumlah Kurang Cukup Baik n n n n Ringan 2 8,3 1 4 0 0 3 12,5 Sedang 4 17 9 37,5 2 8,3 15 62,5 Berat 2 8,3 2 8,3 2 8,3 6 25 Total 8 33,6 12 49,8 4 16,6 24 100 Perawat dikatakan mengalami stress kerja sedang karena perawat sering mengalami keluhan seperti menagalmi sakit kepala, merasa otot kaku saat atau setelah bekerja,sering mengalami tekanan akibat pekerjaan,sering mengalami ketidak cocokan dengan rekan kerja dan kurang mampu memahami tuntutan keluarga pasien. Hal ini didapat berdasarkan penilaian kuisioner stress kerja perawat. Perawat dikatakan mengalami stress kerja sedang dan memiliki prestasi kerja cukup dinilai berdasarkan kusioner prestasi kerja perawat adalah perawat Universitas Sumatera Utara yang kadang-kadang tidak menilai kondisi pasien , kurang mampu memenuhi kebutuhan pasienkeluarga, kurang mampu membuat prioritas masalah dan rencana perawatan, kurang mampu melaksanakan asuhan keperawatan dan kurang mampu berpenampilan professional dalam bekerja. 4.4. 2 Hubungan Stres Kerja dengan Prestasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2016 Uji statistik yang digunakan untuk melihat adanya hubungan stress kerja perawat dengan prestasi kerja perawat adalah korelasi spearman yang dapat menjelaskan hubungan, tingkat atau kuatnya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil uji statistik antara koefisien korelasi stress kerja dengan prestasi kerja perawat diperoleh p=0,712 yang artinya memiliki hubungan yang kuatdan nilai signifikan r = 0, 024 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti hipotesa diterima. Tabel 4.10 Uji Korelasi Spearman antara Hubungan Stres Kerja dengan Prestasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2016 Variabel Prestasi Kerja Signifikan p Koefisien Korelasi r Stres Kerja 0,024 0,0712 Universitas Sumatera Utara 49

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Stres Kerja

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas perawat mengalami stres kerja sedang sebanyak 15 perawat 62,5 yang memberikan gambaran bahwa masih adanya faktor yang mempengaruhi stres kerja pada perawat antara lain lingkungan kerja , beban kerja , keterampilan khusus dan kesuiltan menjalin hubungan komunikasi dengan rekan kerja lain ataupun dengan keluarga pasien yang dirasakan perawat di ruang IGD dan ICU Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar. Stres kerja pada kategori sedang dari hasil penelitian ini adalah perawat yang sering mengalami keluhan seperti menagalmi sakit kepala, merasa otot kaku saat atau setelah bekerja,sering mengalami tekanan akibat pekerjaan,sering mengalami ketidak cocokan dengan rekan kerja dan kurang mampu memahami tuntutan keluarga pasiendan juga memerlukan keterampilan khusus dalam menggunakan alat kesehatan dan perawat juga sering terlibat konflik dengan teman sejawat atau dengan keluarga pasien yang menyebabkan stres kerja pada perawat. Stres kerja pada perawat juga pada hasil penelitian ini berdasarkan usia paling rentan berada pada usia 20-30 tahun, hal ini disebabkan karena pada saat usia tersebut adanya perbedaan kemampuan psikologis dalam menghadapi tuntutan pekerjaan. Universitas Sumatera Utara Menurut Jacker 2005 penyebab stres dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor eksternal terdiri dari lingkungan dan sosial, sedangkan faktor internal terdiri dari keturunan, kepribadian, sistem kepercayaan dan pengalaman. Hasil penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Febriani 2009 juga mengatakan bahwa semakin banyak jumlah pasien yang dirawat dan semakin beragamnya penyakit serta tingkat kebutuhan juga bisa memicu terjadinya stres. Sesuai dengan hasil survey Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPNI tahun 2006 dalam Febrianti 2009 yang melaporkan bahwa sekitar setengah 50,9 perawat Indonesia yang bekerja di empat provinsi mengalami stres kerja, dengan keluhan yang sering dialami pusing,lelah ,tidak bisa beristirahat karena adanya tuntutan beban kerja yang tinggi , dibutuhkan keterampilan khusus dlam menggunakan alat kesehatan , serta kondisi mental dalam menghadapi kondisi jiwa yang terancam .

5.2 Prestasi Kerja