Kesimpulan Saran Tinjauan Penelitian Terdahulu

63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian pada Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan model yang ditentukan dalam Hipotesis Penelitian yakni sebagai berikut: 1. Secara parsial hanya Sistem Reward yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial, sedangkan Teknologi informasi dan Sistem Pengukuran Kinerja secara parsial tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Manajerial pada PT Pegadaian Kawil I Medan. 2. Sistem Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Manjerial pada PT Pegadaian Kawil I Medan. 3. Total Quality Management mampu memperkuat pengaruh Teknologi Infomasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manjerial pada PT Pegadaian Kawil I Medan.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti mendatang juga diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Universitas Sumatera Utara 64 2. Disarankan untuk menambah variabel lain selain variabel bebas lain yang relevan dengan topik penelitian, selain variabel yang diteliti yang memungkinkan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 3. Agar hasil penelitian berikutnya lebih baik, hendaknya peneliti berikutnya melakukan juga wawancara diluar kuesioner yang disebarkan. Universitas Sumatera Utara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Bab ini akan menguraikan pengertian Teknologi Informasi, Seistem pengukuran Kinerja, Sistem Reward, Total Quality Manajement, dan Sistem Kinerja. Menjabarkan teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu yang telah diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian.

2.1.1. Teknologi Informasi

Teknologi informasi terdiri dari dua kata teknologi dan informasi. Kata Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya, dan kata Informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasianpenataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan knowledge bagi penggunanya. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi mengenai teknologi informasi. Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto 2005 menyatakan bahwa teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Teknologi informasi berbasis komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang banyak berpengaruh terhadap sistem informasi organisasi karena dengan sistem informasi berbasis komputer dapat disajikan tepat waktu dan Universitas Sumatera Utara 7 akurat, seperti dinyatakan oleh Hansen dan Mowen, 1997 Yunita, 2011 dengan penggunaan komputer sejumlah informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera. Dan apa yang terjadi di berbagai bagian tertentu dapat diketahui, ini memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah suatu perpaduan antara teknologi komputer, teknologi jaringan dan peralatan telekomunikasi lainnya dapat menyajikan informasi yang di butukkan lebih cepat dan lebih akurat. Teknologi Informasi sangat berperan penting dalam sebuah perusahaan, salah satunya untuk meningkatkan kualitas informasi dan juga dapat mengelolah data dengan cepat dan akurat. Selain itu teknologi informasi berperan penting bagi perusahaan dalam penghematan waktu dan biaya agar lebih efektivitas dan efesiensi pada perusahaan. Peran teknologi informasi dapat dilihat dengan menggunakan kategori yang dikutip oleh Mulyadi 2001 ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di suatu perusahaan, yaitu: 1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. 2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait. 3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari- harinya. Universitas Sumatera Utara 8 4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi. 5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi.

2.1.2. Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Fathansyah 2002, pengertian sistem adalah sebagai berikut: “Sistem adalah suatu himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak a set of thing yang terdiri dari bagian–bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan unity untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif”, sedangkan Jogianto 2005 mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Menurut Kim dan Larry, 1998 Syaiful, 2007 sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional perusahaan. Sedangkan menurut Handoko 2000 Sistem Pengukuran Kinerja merupakan proses dimana organisasi–organisasi menilai kinerja karyawan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam perusahaan. Universitas Sumatera Utara 9 Sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan Narsa dan Yuniawati, 2003. D ari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pengukuran kinerja merupakan perbaikan secara terus menerus dalam melaksanakan kegiatan oprasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam perusahaan. Horggren dan Foster, 1991 Narsa dan Yuniawati, 2003 berpendapat, sistem pengukuran kinerja memiliki peran lain selain berperan dalam pengendalian dan memberikan umpan balik pada proses perencanaan dan pengambilan keputusan, yaitu: 1. Memberikan kemudahan para manajer mengawasi jalannya bisnis mereka dan mengetahui aspek-aspek bisnis yang mungkin membutuhkan bantuan. 2. Sistem pengukuran kinerja adalah suatu alat komunikasi. 3. Sistem pengukuran kinerja sebagai dasar sistem penghargaan perusahaan. Jadi peranan sistem pengukuran kinerja selain dalam pengendalian, perencanaan dan pengambilan keputusan juga memberikan kemudahan manajer untuk mengawasi bisnisnya, sebagai suatu alat komunikasi dan sebagai sistem penghargaan perusahaan. Adapun tujuan pengukuran kinerja organisasi dan manfaat penilaian kinerja organisasi menurut Mulyadi dan Setyawan 2001, adalah sebagai berikut: Tujuan Pengukuran kinerja a. Memotivasi personil yang lalai mencapai sasaran organisasi dan lalai mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, Universitas Sumatera Utara 10 agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. b. Untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta reward. Manfaat Penilaian kinerja a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personil secara optimal. b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan reward personil, seperti promosi, transfer dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil dan untuk menydiakan kriteria seleksi dan evaluasi.

2.1.3. Sistem Reward

Penghargaan merupakan segala bentuk pengembalian yang diterima karyawan maupun manajer karena jasa yang telah disumbangkan kepada perusahaan. Penghargaan ini bisa berupa financial maupun nonfinancial. Pemberian reward dapat memotivasi karyawan dan manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Para manajer dan karyawan akan lebih terpacu dalam bekerja sehingga kinerjanya meningkat dan pada akhirnya dapat memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan. Sistem Reward adalah pemberian kompensasi kepada para manajer yang terdiri atas pembayaran tetap saja dan pembayaran tetap ditambah variabel yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja manajer performance contingent reward , Kurnianingsih, 2000 Mardiyati, 2015. Menurut Mulyadi dan Setyawan 2001 Reward menghasilkan dua macam manfaat, antara lain : Universitas Sumatera Utara 11 a. Memberikan Informasi Reward dapat menarik perhatian personil dan member informasi atau menginggatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan hal yang lain. b. Memberikan motivasi Reward akan meningkatkan motivasi personil terhadap ukuran kinerja, Sehingga membantu personil dalam memutuskan bagaimana mereka mengalokasikan waktu dan usaha mereka. Berdasarkan pengelompokkannya ,menurut Mulyadi dan Setyawan 2001 reward dapat digolongkan kedalam dua kelompok yaitu : a. Reward Intrinsik Adalah reward yang berupa rasa puas diri yang diperoreh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannnya dengan baik dan telah mencapain sasaran tertentu. Untuk meningkatkan reward intrinsik manajemen dapat menggunakan berbagai teknik seperti penambahan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan usaha lain yang meningkatkan harga diri seseorang yang mendorong orang untuk menjadi baik. b. Reward Ekstrinsik Merupakan kompensasi yang diberikan kepada personil, terdiri dari : 1 Kompensasi langsung adalah pembayaran langsung berupa gaji atau upah pokok, honorarium lembur dan hari libur, pembagian laba, pembagian saham dan berbagai bonus lain yang didasarkan atas kinerja personil. 2 Kompensasi tidak langsung adalah semua pembayaran untuk kesejahteraan personil seperti asuransi kecelakaan, asuransi hari tua, honorarium liburan, tunjangan masa sakit. 3 Kompensasi non moneter. Berupa sesuatu yang secara ekstra diberikan secara ekstra oleh perusahaan kepada personilnya. Distribusi reward ekstrinsik baik yang langsung, tidak langsung maupun non moneter memerlukan data hasil penilaian kinerja personil agar reward tersebut adil oleh personil yang menerima pengahargaan.

2.1.4. Total Quality Manajement

Total Quality Management TQM merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses Total Quality Management bermula dari Universitas Sumatera Utara 12 pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya Tjiptono dan Diana 1994. Total Quality Management merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Seperti yang dikutip oleh Husein, 2004 Noviyanti, 2013 ada 4 prinsip utama dalam TQM yaitu sebagai berikut: a. Kepuasan pelanggan Total Quality Management merupakan konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi- spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan oleh pelanggan. b. Respek terhadap setiap orang Karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai, maka dari itu setiap orang dalam suatu organisasi diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi langsung dalam tim pengambilan keputusan. c. Manajemen berdasar fakta Maksudnya bahwa setiap keputusan didasarkan pada data bukan sekedar perasaan feeling. d. Perbaikan berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan agar dapat melakukan proses sistematika dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Perusahaan yang menerap kan teknik Total Quality Management akan memperoleh beberapa manfaat utama yang pada akhirnya akan meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan antara lain: 1. Rute pertama Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya pengahasilan sehinagga laba yang diperoleh juga semakin besar. 2. Rute kedua Universitas Sumatera Utara 13 Perusahaan dapat mening ka tkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang. Dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat.

2.1.5. Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial merupakan hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan. Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini yakni kinerja kepala dinas, kepala bidang, kepala bagian, kepala seksi, dan kepala sub bidang, kepala sub bagian, kepala sub seksi. Dalam kegiatan manajerial yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan, pertanggungjawaban, pembinaan dan pengawasan. Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrument self rating yang dikembangkan oleh Mahoney, 1963 Noviyanti, 2013 di mana setiap responden diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang kepala dinas, kepala bagian dan kepala bidang secara keseluruhan. Pekerjaan seorang manajer harus selalu berdasarkan tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran perusahaan. Pekerjaan yang memberikan sumbangan yang kelihatan jika mungkin dapat ditukar demi keberhasilan perusahaan. Menurut Mulyadi 2001 Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan Universitas Sumatera Utara 14 tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja sehingga mempermudah pelaksanaan penilaian. Hal ini sesuai dengan pendapat Mangkunegara 2001 yaitu: Pengetahuan akan pekerjaan, Keandalan, Kerjasama, Kemampuan beradaptasi, Pelayanan, Pemeliharaan.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Mardiyah 2005, Penelitian menggunakan topik pengaruh sistem pengukuran kinerja, sistem reward dan profit center terhadap Total Quality Management terhadap kinerja manajerial. Objek penelitian lebih difokuskan pada manager tingkat menengah dan manager pemasaran pada perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama dan kedua yaitu pengaruh antara interaksi Total Quality Management dengan sistem pengukuran kinerja serta pengaruh antara Total Quality Management dengan sistem reward terhadap kinerja managerial pada perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia, hasilnya signifikan namun arah hubungannya negatif. Sedangkan hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh interaksi Total Quality Management dengan profit center terhadap kinerja manajerial. Nurfitriana 2005 Penelitian ini menggunakan topik tentang teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebagai pemoderasi hubungan antara Total Quality Management dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Total Quality Management berpengaruh terhadap kinerja manajerial, teknologi informasi sebagai variabel pemoderasi Universitas Sumatera Utara 15 tidak berpengaruh terhadap Total Quality Management dengan kinerja manajerial, sistem pengukuran kinerja sebagai variabel pemoderasi tidak berpengaruh terhadap Total Quality Management dengan kinerja manajerial dan sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap hubungan Total Quality Management dengan kinerja manajerial pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di BEJ. Suwastiko 2011 Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Rumah Sakit Haji Di Surabaya. Hasil penelitian adalah variabel Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, bahwa sistem pengukuran kinerja memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar Total Quality Management dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, dan bahwa sistem reward memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar Total Quality Management dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya. Noviyanti 2013 Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Management Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Pelabuhan Indonesia- I Medan. Hasil penelitian adalah Secara Simultan dan Parsial Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, dan dalam pengujian moderating, diperoleh hasil bahwa berdasarkan hasil bahwa variabel Total Quality Management bukan Universitas Sumatera Utara 16 merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward dengan Kinerja Manajerial pada perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia- I Medan. Meidiyana, dkk 2014 Pengaruh Total Quality Management TQM Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Reward Sebagai Veriabel Moderating Pada PT. INKA Persero MADIUM. Hasil penelitian adalah Total Quality Management berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, Uji Interaksi Sistem Pengukuran Kinerja, Total Quality Management di moderasi dengan system pengukuran kinerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Uji interaksi Sistem Penghargaan, Total Quality Management di moderasi dengan Sistem Penghargaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward, Kinerja Manajerial dan Total Quality Management yang ditunjukkan dalam tabel dibawah ini : Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Universitas Sumatera Utara 17 1 Mardiyah 2005 Pengaruh sistem pengukuran kinerja, sistem reward dan profit center terhadap Total Quality Management terhadap kinerja manajerial Variabel independen: sistem pengukuran kinerja, sistem reward profit center dan Total Quality Management Variabel dependen: kinerja manajerial Pengaruh antara interaksi TQM dengan sistem pengukuran kinerja serta pengaruh antara TQM dengan sistem reward terhadap kinerja managerial pada perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia, hasilnya signifikan namun arah hubungannya negative 2 Nurfitriana 2005 Teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebagai pemoderasi hubungan antara Total Quality Management dengan kinerja manajerial Variabel dependen : antara Total Quality Management Variabel independen : kinerja manajerial TQM berpengaruh terhadap kinerja managerial, sedangakan variabel pemoderasinya tidak berpengaruh terhadap hubungan antara TQM dengan kinerja manajerial. 3 Suwastiko 2011 Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Variabel independen: Pengaruh Total Quality Management Variabel dependen: Kinerja Manajerial Total Quality Management TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward secara simultan atau bersama- sama berpengaruh terhadap kinerja Universitas Sumatera Utara 18 Sebagai Variabel Moderating Pada Rumah Sakit Haji Di Surabaya Variabel Moderating : Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, bahwa sistem pengukuran kinerja memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar TQM dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya 4. Noviyanti 2013 Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Management Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Pelabuhan Indonesia- I Medan. Variabel Independen : Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Variabel Dependen: Kinerja Manajerial Variabel Moderating : Total Quality Management Secara Simultan dan Parsial Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, dan Total Quality Management bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward dengan Kinerja Manajerial pada perusahaan PT. Universitas Sumatera Utara 19 Pelabuhan Indonesia- I Medan. 5. Meidiyana, dkk 2014 Pengaruh Total Quality Management TQM Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Reward Sebagai Veriabel Moderating Pada PT. INKA Persero MADIUM Variabel independen : Total Quality Management Variabel dependen : Kinerja Manajerial Variabel Moderating : Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Total Quality Management berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, Uji Interaksi Sistem Pengukuran Kinerja, Total Quality Management di moderasi dengan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Uji interaksi Sistem Penghargaan, Total Quality Management di moderasi dengan Sistem Penghargaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial Universitas Sumatera Utara 20 2.3. Kerangka Konseptual Berdasarkan landasan teori dan masalaah penelitian, maka peneliti mengembangkan kerangka konseptual penelitian yang akan diuji secara simultan dan parsial sebagaimana telihat pada gambar 2.1. H4 H5 H1 H6 H2 H3 Gambar 2.1 kerangka konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting telah diketahui dalam suatu masalah yang akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian dan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil dapat lebih efektif. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Teknologi Informasi X1, Total Quality Management X4 Teknologi Informasi X1 Kinerja Manajerial Y Sistem Pengukuran Kinerja X2 Sistem Reward X3 Universitas Sumatera Utara 21 Sistem Pengukuran Kinerja X2 dan Sistem Reward X3 sedangkan variabel dependen Y yang digunakan adalah Kinerja Manajerial, dan menambah satu variabel lagi yaitu variabel moderating, yang digunakan dalam variabel moderating X4 adalah Total Quality Management.

2.4. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Management Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Pelabuhan Indonesia-I (Persero) Medan

11 58 120

Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) terhadap Kinerja Manajerial.

1 20 21

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT NOERTRANSPORT TAMA WISATA.

2 11 96

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating Pada PT Siantar Top, Tbk Cabang Medan

0 0 11

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating Pada PT Siantar Top, Tbk Cabang Medan

0 0 2

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating Pada PT Siantar Top, Tbk Cabang Medan

0 1 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Management Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Pelabuhan Indonesia-I (Persero) Medan

0 0 10

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT NOERTRANSPORT TAMA WISATA

0 1 20

Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating - Unika Repository

0 1 16

Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating - Unika Repository

0 0 12