8
4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure
dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu
perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa
perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau
partnerships berbasis teknologi informasi.
2.1.2. Sistem Pengukuran Kinerja
Menurut Fathansyah 2002, pengertian sistem adalah sebagai berikut: “Sistem adalah suatu himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak a set of thing
yang terdiri dari bagian–bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan
bersatu dalam satu kesatuan unity untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif”, sedangkan Jogianto 2005 mengemukakan bahwa sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,
seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Menurut Kim dan Larry, 1998 Syaiful, 2007 sistem pengukuran kinerja
adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional perusahaan. Sedangkan
menurut Handoko 2000 Sistem Pengukuran Kinerja merupakan proses dimana organisasi–organisasi menilai kinerja karyawan untuk memperbaiki pengambilan
keputusan dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
9
Sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan Narsa dan Yuniawati, 2003.
D
ari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pengukuran kinerja merupakan perbaikan secara terus menerus dalam
melaksanakan kegiatan oprasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Horggren dan Foster, 1991 Narsa dan Yuniawati, 2003 berpendapat, sistem pengukuran kinerja memiliki peran lain selain berperan dalam
pengendalian dan memberikan umpan balik pada proses perencanaan dan pengambilan keputusan, yaitu:
1. Memberikan kemudahan para manajer mengawasi jalannya bisnis mereka dan mengetahui aspek-aspek bisnis yang mungkin
membutuhkan bantuan. 2. Sistem pengukuran kinerja adalah suatu alat komunikasi.
3. Sistem pengukuran kinerja sebagai dasar sistem penghargaan perusahaan.
Jadi peranan sistem pengukuran kinerja selain dalam pengendalian, perencanaan dan pengambilan keputusan juga memberikan kemudahan manajer
untuk mengawasi bisnisnya, sebagai suatu alat komunikasi dan sebagai sistem penghargaan perusahaan.
Adapun tujuan pengukuran kinerja organisasi dan manfaat penilaian kinerja organisasi menurut Mulyadi dan Setyawan 2001, adalah sebagai berikut:
Tujuan Pengukuran kinerja a. Memotivasi personil yang lalai mencapai sasaran organisasi dan
lalai mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,
Universitas Sumatera Utara
10
agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi.
b. Untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya
diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta reward.
Manfaat Penilaian kinerja a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personil secara optimal. b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan reward
personil, seperti promosi, transfer dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil
dan untuk menydiakan kriteria seleksi dan evaluasi.
2.1.3. Sistem Reward