29
Manajer, Asistan Senior Manajer, Kepala Biro, Manajer, Senior Manajer untuk
seluruh departemen. Menurut Erlina 2011 “ Sampel adalah bagian populasi yang digunakan
Memperkirakan karakteristik populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu “teknik
pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria yang digunakan sebagai pertimbangan tertentu.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dalam level manajerial yang meliputi Staf, Asistan Kepala Biro, Asistan Manajer, Asistan Senior
Manajer, Kepala Biro, Manajer, Senior Manajer untuk seluruh departemen. Dalam pengambilan sampel telah ditentukan kriteria dan jumlah, untuk
jumlah sampelnya sebanyak 36 karyawan, dan untuk kriterianya adalah sebagai berikut:
1. Telah bekerja dalam level manajerial minimal 1 satu tahun di PT. Pegadaian Persero, Kanwil I Medan
2. Karyawan yang bekerja di Kantor Pusat Medan.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode Survey yaitu melalui kuesioner.
dengan mendatangi satu per satu calon responden, menanyakan apakah calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden untuk mengisi kuesioner.
Universitas Sumatera Utara
30
Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner langsung, yaitu daftar pertanyaan dikirim atau diserahkan langsung kepada orang yang di mintai
pendapat, keyakinan atau diminta menceritakan tentang dirinya sendiri.
3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini melibatkan 5 variabel yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Variabel independen dalam penelitian adalah Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Total Quality Management.
Variabel dependen adalah Kinerja Manajerial
3.5.1. Variabel Independen 1.
Teknologi Informasi
Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto 2005 menyatakan bahwa teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang
digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Teknologi informasi meliputi
Kemudahan akses, Penggunaan Teknologi Informasi yang optimal, Ketersediaan bahan ajar, Pemerataan ketersediaan, Pengawasan, dan
Peraturan.
2. Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem Pengukuran Kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
31
operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Sistem pengukuran kinerja dapat membantu meningkatkan kinerja, mekanisme
dan sasaran, penilaian kinerja, penilaian yang berbobot, dilakukan secara adil, pengukuran kinerja, landasan untuk meningkatkan jejnjang karir,
SPK dilakukan Secara berkala dan Evaluasi kelayakan.
3. Sistem Reward
Sistem Reward adalah suatu sistem atau program yang diberikan management bagi karyawan atau manajer sebagai upaya lebih
meningkatkan kinerjanya. Sistem reward di ukur dengan delapan unsur yaitu kepuasan dalam menerima reward, perhatian pemimpin dalam
pemberian reward, reward sebagai jaminan hari tua, reward dalam bentuk jaminan ansuransi jiwa, jaminan fasilitas, motivasi meningkatkan
produktivitas kerja, sesuai dengan bobot kerja, peningkatan kontribusi kerja dan diberikan secara rutin .
4. Total Quality Management
Total Quality Management adalah pengelolaan suatu sistem organisasi dengan komitmen penuh terhadap peningkatan yang tiada henti serta
berusaha secara total untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Total Quality Management
dapat diukur dengan fokus pada pelanggan, kualitas pelayanan terhadap komitmen jangka panjang, peningkatan laba,
komunikasi, penelitian dan pengembangan, peningkatan kualitas pelayanan, tanggungjawab terhadap wewenang yang diberikan dan
pembagian tugas.
Universitas Sumatera Utara
32
3.5.2. Variabel Dependen 5.
Kinerja Manajerial
Penilaian responden mengenai kinerja manajerial merupakan pernyataan para manajer terkait perwujudan secara nyata dari hasil karya yang dicapai
oleh para manajer perusahaan. Adapun parameter kinerja manajerial meliputi ketepatan waktu, kualitas, pengetahuan terhadap pekerjaan,
kreatifitas, kerjasama tim , inisiatif manajer dan fleksibilitas.
Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Penelitian
Definisi Operaisonal Skala Pengukuran
Teknologi Informasi Teknologi Informasi merujuk
pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk
menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan
informasi dalam segala bentuknya.
Skala Likert
Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem Pengukuran Kinerja merupakan mekanisme
perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga
kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional
perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Skala Likert
Sistem Reward Sistem Reward adalah suatu
sistem atau program yang diberikan management bagi
karyawan atau manajer sebagai upaya lebih
meningkatkan kinerjanya. Skala Likert
Universitas Sumatera Utara
33
Kinerja Manajerial Kinerja Manajerial
merupakan pernyataan para manajer terkait perwujudan
secara nyata dari hasil karya yang dicapai oleh para
manajer perusahaan. Skala Likert
Total Quality Management
Total Quality Management adalah pengelolaan suatu
sistem organisasi dengan komitmen penuh terhadap
peningkatan yang tiada henti serta berusaha secara total
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Skala Likert
3.6. Metode Analisis Data
3.6.1. Statistik Deskriptif
Menurut Erlina 2011 “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan”.
3.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.7.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali 2005 , uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut .
Menurut Ade Fatma, dkk 2007, uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam statu daftar konstruk pertanyaan
Universitas Sumatera Utara
34
dalam mendefinisikan suatu variabel. untuk menghitung validitas suatu kuesioner dapat dilihat dari hasil output spss pada table yang berjudul
item-total statistics . Validitas ditentukan dengan mengkorelasikan skor
masing-masing item. Kriteria yang diterapkan untuk mengukur valid tidaknya suatu data adalah jika r-hitung koefisien korelasi lebih besar
dari r-tabel nilai kritis maka dapat dikatakan valid. Selain itu jika nilai sig 0,05 maka instrument dapat dikatakan valid.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali 2005 :41, “uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk”. Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel-variabel. Suatu kuesioner dikatakan handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu.
Dalam penelitian ini berarti reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan beberapa
kali. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung cronbach alpha masing-masing item dengan bantuan SPSS for windows. Suatu instrument
dikatakan reliabel jika mempunyai nilai alpha positif dan lebih besar dari 0,6. Dimana semakin besar nilai alpha, maka alat pengukur yang
digunakan semakin handal reliable.
Universitas Sumatera Utara
35
3.8. Uji Asumsi klasik
Sebelum melakukan regresi terdapat syarat yang harus dilalui yaitu melakukan uji asumsi klasik. Model regresi harus bebas dari asumsi klasik yaitu,
uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedasitas dan uji autokorelasi Ghozali, 2005.
3.8.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel peganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residua mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2006 : 110. Syarat dalam analisis parametik yaitu data
harus normal Priyatno, 2009 : 56.
3.8.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen
Ghozali, 2006 : 91. Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu jika nilai variance inflation factor VIF tidak lebih
dari 10 dan nilai tolerance tidsk kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF= 1Tolerance, jika VIF = 0
maka 110 = 0.1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Jika nilai koefiseien kolerasi antara masing-masing vaiabel independen kurang
dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik
Universitas Sumatera Utara
36
multikolinieritas. Jika lebih dari 0,70 maka diasumsikan terjadi kolerasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi
multikolinieritas.
3.8.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke-
pengamatan lain jika variance dari residual satu pengamatan ke- pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas Ghozali, 2006 :105.
Dasar analisis : 1. Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang
teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, jika terjadi makan mengindikasikan terdapat heterokedastisitas.
2. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka
mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
3.9. Model Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3
3.9.1. Model Regresi Linear Berganda
Model Regresi Linear Berganda Multiple Regression Analysis
bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Regresi linear berganda melibatkan lebih
dari satu variabel bebas Independen. Dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas Independen dalam membuat persamaan
Universitas Sumatera Utara
37
regresi diharapkan mampu menerangkan lebih baik karakteristik dari variabel tak bebas dependen dan nilai koefisien determinasi
diharapkan semakin besar dan nilai standar error semakin kecil sehingga persamaan regresi yang dihasilkan lebih baik. Model
regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari
asumsi-asumsi klasik statistik, baik multikolinieritas, autokolerasi dan heteroskedastisitas.
Maka, untuk pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga akan dipergunakan analisis regresi berganda, tujuannya adalah
untuk melihat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan rumusan sebagai berikut :
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e
keterangan : Y = Kinerja Manajerial
a = Konstanta X1 = Teknologi Informasi
X2 = Sistem Pengukuran Kinerja X3 = Sistem Reward
b1 = Koefisien regresi Teknologi Informasi b2 = Koefisien regresi Sistem Pengukuran Kinerja
b3 = Koefisien regresi Sistem Reward
Universitas Sumatera Utara
38
e = eror
3.9.1.1. Uji Signifikan Parsial Uji-t
Uji Signifikan Parsial Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen,apakah pengaruhmya signifikan atau tidak. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah parameter bi sama dengan
nol, atau Ho : bi = 0, artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis altenatif Ha parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau Ha : bi
≠ 0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan
keputusan yaitu : 1. Jika nilai signifikan a 0.05, Ho diterima
2. Jika nilai signifikan a 0.05, Ho ditolak
3.9.1.2. Uji Signifikan Simultan Uji-F
Uji Signifikan Simultan Uji-F pada dasarnya
menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model
sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0, artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan
Universitas Sumatera Utara
39
penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif Ha tidak semua parameter secara simultan sama dengan
nol, atau Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0, artinya semua
variabel independen secara simultan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.
1. Jika nilai signifikan a 0.05, Ho diterima 2. Jika nilai signifikan a 0.05, Ho ditolak
3.9.1.3. Uji Koefisien Determinasi R
2
Uji Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen. Koefisien daterminasi terletak pada tabel summary
b
dan tertulis R Square yang disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah
variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square
berkisar antara 0 sampai 1.
3.10. Model Pengujian Hipotesis 4, 5 dan 6
3.10.1. Uji interaksi
Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis MRA
merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda dimana
Universitas Sumatera Utara
40
dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi perkalian dua atau lebih variabel independen Ghozali, 2006: 164.
Variabel pemoderasi adalah variabel yang dapat memperkut atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel
dependen, dan mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel independen dengan dependen kemungkian positif atau
negative tergantung pada variabel pemoderasi. Pengujian hipotesis yang keempat, kelima dan keenam yaitu,
variabel independen, variabel dependen dan variabel pemoderasi, dengan metode Uji Interaksi, adapun rumus persamaan regresinya yaitu:
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3+ b4.X4+ b5X1.X4+ b6X2.X4+ b7X3.X4+ e
keterangan : Y = Kinerja Manajerial
a = Konstanta X1 = Teknologi Informasi
X2 = Sistem Pengukuran Kinerja X3 = Sistem Reward
X4 = Total Quality Management b1 = Koefisien regresi Teknologi Informasi
b2 = Koefisien regresi Sistem Pengukuran Kinerja b3 = Koefisien regresi Sistem Reward
Universitas Sumatera Utara
41
b4 = Koefisien regresi interaksi Teknologi Informasi Total Quality Management
b5 = Koefisien regresi interaksi sistem pengukuran kinerja Total Quality Management
b6 = Koefisien regresi interaksi Sistem Reward Total Quality Management
e = eror
Universitas Sumatera Utara
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Pegadaian Persero Kanwil 1 Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak di bidang jasa yaitu lembaga yang
memberikan pinjaman uang dengan sistem gadai dengan cara memberi jaminan barang-barang atas dasar hukum gadai. Kantor Wilayah 1 Medan ini berada di Jl.
Pegadaian No. 112, Medan. Pada tahun 1746, perusahaan ini merupakan perusahaan yang didirikan
oleh Belanda bernama Bank van Leening. Kemudian Pemerintah Inggris mengambil alih dan membubarkan Bank van Leening kepada masyarakat diberi
keleluasaan mendirikan usaha Pegadaian. Sampai akhirnya pada tahun 1901, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan agar pegadaian itu sendiri
ditangani oleh pemerintah, yang menjadikan tanggal 1 April sebagai hari peringatan ulang tahun Pegadaian. Kemudian tahun 1905, Pegadaian resmi
berubah menjadi lembaga resmi “Jawatan”. Lalu mengalami perubahan bentuk badan hukum beberapa kali dari “Jawatan” ke “PN” pada tahun 1961, “PN”
ke“Perjan” pada tahun 1969, “Perjan” ke “Perum” pada tahun 1990, sampai pada akhirnya tanggal 1 April 2012, berubah dari “Perum” ke “Persero” hingga saat ini.
Universitas Sumatera Utara
43
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif
Menurut Erlina 2011 “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan”. Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk melihat
nilai mean,maximum,minimum dan standart deviasi dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Kinerja manejerial Y sebagai
variabel dependen, Teknologi Informasi X
1
, Sistem Pengukuran Kinerja X2, Sistem Reward X3 sebagai variabel independen, dan Total Quality
Mngement X4 sebagai variabel pemoderasi.
Tabel 4.1 Statistik Descriptive
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation X1
36 22
30 25.97
2.467 X2
36 22
29 26.58
2.156 X3
36 22
30 26.47
2.311 Y
36 23
30 26.64
1.900 X4
36 20
33 27.36
2.474 Valid N listwise
36
Sumber : Data Olahan SPSS Berikut ini adalah penjelasan dari tabel 4.1 yang telah diolah.
1. Variabel Teknologi Informasi mempunyai nilai skor minimum sebesar 22 dan nilai skor maksimum sebesar 30. Adapun nilai rata-ratanya
sebesar 25.97 dan standar deviasi Sebaran data sebesar 2.467.
Universitas Sumatera Utara
44
2. Variabel Sistem Pengukuran Kinerja mempunyai nilai skor minimum sebesar 22 dan nilai skor maksimum sebesar 29. Adapun nilai rata-
ratanya sebesar 26.58 dan standar deviasi Sebaran data sebesar 2.156. 3. Variabel Sistem Reward mempunyai nilai skor minimum sebesar 22
dan nilai skor maksimum sebesar 30. Adapun nilai rata-ratanya sebesar 26.47 dan standar deviasi Sebaran data sebesar 2.311.
4. Variabel Total Quality Mngement mempunyai nilai skor minimum sebesar 20 dan nilai skor maksimum sebesar 33. Adapun nilai rata-
ratanya sebesar 27.36 dan standar deviasi Sebaran data sebesar 2.474. 5. Variabel Kinerja manejerial mempunyai nilai skor minimum sebesar
23 dan nilai skor maksimum sebesar 30. Adapun nilai rata-ratanya sebesar 26.64 dan standar deviasi Sebaran data sebesar 1.900.
4.2.2. Uji Validitas Data 4.2.2.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali 2005 , uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner
tersebut. Pada penelitian kali ini untuk mengukur validitas digunakan uji korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator dengan total skor konstruk. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh hasil validitas dari masing-masing variabel adalah:
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel 4.2 Uji Validitas
Variabel R hitung
R tabel Keterangan
Teknologi Informasi X1
.746 0.339
Valid
Sistem Pengukuran Kinerja X2
.811 0.339
Valid
Sistem Reward X3
.832 0.339
Valid
Total Quality Mngement X4
.776 0.339
Valid
Kinerja manejerial Y
.705 0.339
Valid Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa masing- masing indikator yang digunakan baik dalam variabel independen,
dependen maupun variabel moderating Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran kinerja dan Sistem Reward, Kinerja Manajerial
dan Total Quality Mngement. Mempunyai nilai signifikan r- hitung lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti indikator-indikator yang
digunakan dalam variabel penelitian ini layak atau valid digunakan sebagai pengumpul data.
4.2.2.2. Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pernyataan yang
baik adalah pernyataan yang jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden
yang berbeda dan waktu yang berlainan. Hasil pengujian realibiltas adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 4.3 Hasil Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .827
5
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang
terangkum dalam Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha pada variabel nilainya lebih besar dari
0,6 maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah reliabel. Menurut kriteria Numally Ghozali,
2005 hal tersebut dapat dikatakan Reliabel. Sehingga butir-butir pertanyaan dalam variabel penelitian dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya.
4.2.3. Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1. Uji Normalitas sebelum Transformasi
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah
data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan
menggunakan tingkat signifikansi 5.
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 36
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.38046151
Most Extreme Differences Absolute
.110 Positive
.065 Negative
-.110 Test Statistic
.110 Asymp. Sig. 2-tailed
.200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan dari analisis statistik
Kolmogorov- Smirnov, pada
tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value 0,05 yaitu signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa
data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.
4.2.3.2. Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi
Hasil olahan spss untuk uji multikolinieritas dapat di lihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi
Model Tolerance
VIF Intreprestasi hasil
Teknologi Informasi .001
861.977 Tidk Terjadi
multikolinearitas Sistem Pengukuran
Kinerja .005
212.275 Terjadi
multikolinearitas Sisten Reward
.003 326.303
Terjadi multikolinearitas
Kinerja .003
357.016 Terjadi
multikolinearitas X1.X4
.000 2021.315
Terjadi multikolinearitas
X2.X4 .002
643.145 Terjadi
multikolinearitas X3.X4
.001 891.751
Terjadi multikolinearitas
Sumber : Data Olahan SPSS Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai
Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel
bebas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas
terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan semua variabel
tidak terjadi Multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
49
4.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi
Gambar 4.1. Scatterplot Heteroskedastisitas
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar lalu
menyempit pada grafik Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat. Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat bahwa titik-titik
menyebar lebih meluas dan secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan Titik-titik data tidak mengumpul
hanya di atas atau di bawah saja sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
50
4.2.3.4. Uji Normalitas Setelah Transformasi
Setelah dilakukan transformasi maka data dalam penelitian ini telah terdistribusi normal. Maka, dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai
berikut.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 36
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .05242725
Most Extreme Differences Absolute
.117 Positive
.076 Negative
-.117 Test Statistic
.117 Asymp. Sig. 2-tailed
.200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan dari analisis statistik
Kolmogorov- Smirnov, pada tabel
4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value 0,05 yaitu signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel
yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
51
Gambar 4.2. Uji Normalitas Histogram
Hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan Histogram Display Normal Curve pada gambar 4.2 variabel Pendapatan
Kinerja Manjerial Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram mengikuti bentuk distribusi normal.
Gambar 4.3 Uji Normalitas Grafik P-Plot
Universitas Sumatera Utara
52
Pada gambar 4.3 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua Variabel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.
4.2.3.5. Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi
Setelah dilakukan transformasi, diperoleh nilai korelasi yang lebih besar dari 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel
independen. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan VIF 10. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi
Model Tolerance
VIF Intreprestasi hasil
Teknologi Informasi .615
1.625 Tidk Terjadi
multikolinearitas Sistem Pengukuran Kinerja
.537 1.863
Tidk Terjadi multikolinearitas
Sisten Reward .519
1.925 Tidak terjadi
multikolinearitas Kinerja
.764 1.309
Tidak terjadi multikolinearitas
X1.X4 .346
2.887 Tidk Terjadi
multikolinearitas X2.X4
.749 1.335
Tidk Terjadi multikolinearitas
X3.X4 .723
1.383 Tidk Terjadi
multikolinearitas
Universitas Sumatera Utara
53
Berdasarkan Hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.7, menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari
0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang digunakan tidak terjadi multikolinieritas.
4.2.3.6. Uji Heteroskedasitas Setelah Transformasi
Setelah dilakukan transformasi, berdasarkan Gambar 4.6, terlihat bahwa titik-titik menyebar lebih meluas dan secara acak baik di atas
maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja sehingga dapat disimpulkan
tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Gambar 4.4 Scatterplot Heteroskedastisitas Setelah Transformasi
Universitas Sumatera Utara
54
4.2.4. Model Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3
4.2.4.1. Model Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya
pengaruh setiap variabel independen secara simultan dan parsial.
Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = 1.279 + 0,023X1 + 0,253X2 + 0,335X3 + e
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Konstanta a = 1.279, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai
variabel independen sama dengan nol, maka variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi Y sama dengan 1.279.
2. Koefisien X1 b1 = 0,023, menunjukkan bahwa Teknologi informasi X1 berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manajerial Y. Artinya jika
variabel Teknologi informasi ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manajerial Y sebesar 0,023.
3. Koefisien X2 b2 = 0,253, menunjukkan bahwa Sistem Pengukuran
Kinerja X2 berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manajerial Y. Artinya jika variabel Sistem Pengukuran Kinerja ditingkatkan maka
akan meningkatkan Kinerja Manajerial Y sebesar 0,253. 4. Koefisien X3 b3 = 0,335, menunjukkan bahwa Sistem Reward X3
berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial Y. Artinya jika
Universitas Sumatera Utara
55
variabel Sistem Reward ditingkatkan maka akan meningkatkan Tingkat Kinerja Manajerial Y sebesar 0,335.
4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial Uji-t
Tabel 4.8 Uji Signifikan Parsial Uji-t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.279 .414
3.089 .004
LNX1 .023
.128 .030
.179 .859
LNX2 .253
.150 .296
1.684 .102
LNX3 .335
.145 .417
2.313 .027
a. Dependent Variable: LNY
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji parsial Uji-t menunjukkan
bahwa LnX1 yang merupakan Teknologi informasi berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manajerial, dengan nilai a sebesar 0,023, dan tingkat
signifikan sebesar 0,859 0,05. LnX2 yang merupakan Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh secara Positif terhadap Kinerja
Manjerial, dengan nilai a sebesar 0,253, dan tingkat signifikan sebesar 0,102 0,05. LnX3 yang merupakan Sistem Reward berpengaruh secara
Positif terhadap Kinerja Manjerial, dengan nilai a sebesar 0,335, dan tingkat signifikan sebesar 0,027 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hanya Sistem Reward yang secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Manjerial, sedangkan Teknologi informasi dan Sistem
Universitas Sumatera Utara
56
Pengukuran Kinerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja Manjerial.
4.2.4.3. Uji Signifikan Simultan Uji-F
Tabel 4.9 Uji Signifikan Simultan Uji-F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
Regression .080
3 .027
8.350 .000
b
Residual .102
32 .003
Total .182
35 a. Dependent Variable: LNY
b. Predictors: Constant, LNX3, LNX1, LNX2
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji simultan Uji-F menunjukkan
bahwa nilai F-hitung sebesar 8.350 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Teknologi informasi,
Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward secara simultan bersama- sama berpengaruh terhadap Kinerja Manjerial.
4.2.4.4. Uji Koefesien Determinasi R
2
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi R
2 Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .663
a
.439 .386
.05642 a. Predictors: Constant, LNX3, LNX1, LNX2
b. Dependent Variable: LNY
Sumber : Data Olahan SPSS
Universitas Sumatera Utara
57
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai adjusted R- Square
sebesar 0,386. Nilai tersebut memiliki arti bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini Sistem
Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen Kinerja Manjerial
sebesar 38,6 sedangkan sisanya sebesar 61,4 100 - 38,6 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model.
4.2.5. Model Pengujian Hipotesis 4, 5 dan 6
4.2.5.1. Uji Interaksi
Pengujian interaksi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pemoderasi dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen, dan mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel independen dengan
dependen kemungkian positif atau negative tergantung pada variabel pemoderasi. Ketentuan yang di gunakan yaitu:
1. Jika variabel pemoderasi nilai koefisien positif maka dapat disimpulkan bahwa variabel pemoderasi mampu memperkuat
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Jika variabel pemoderasi mempunyai nilai koefisien negatif
maka dapat disimpulkan bahwa variabel pemoderasi tidak mampu memperkuat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
58
Persamaan regresi berganda yang digunakan pada hipotesis
keempat, kelima dan keenam adalah sebagai berikut:
Y = 1.088 + 0,016X1 + 0,205X2 + 0,298X3+ 0,149X4 + 0,599X1.X4 + 0,526X2.X4 + 0,576X3.X4+ e
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Konstanta a = 1.088, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai
variabel independen sama dengan nol, maka variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi Y sama dengan 1.088.
2. Koefisien X1 b1 = 0,016, menunjukkan bahwa Sistem Informasi X1 berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial Y. Artinya jika
variabel Sistem Informasi ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial Y sebesar 0,016.
3. Koefisien X2 b2 = 0,205, menunjukkan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja X2 berpengaruh Positif terhadap Kinerja Manjeri Y.
Artinya jika variabel Sistem Pengukuran Kinerja ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial Y sebesar 0,205.
4. Koefisien X3 b3 = 0,298, menunjukkan bahwa Sistem Reward Z berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial Y. Artinya jika
variabel Sistem Reward ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial Y sebesar 0,283.
5. Koefisien X4 b4 = 0,149, menunjukkan bahwa Total Quality Management
X4 berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial
Universitas Sumatera Utara
59
Y. Artinya jika variabel Total Quality Management ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial Y sebesar 0,149.
6. Koefisien X1.X4 b5 = 0,599, menunjukkan bahwa interaksi X1.X4 berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial Y. Artinya jika
variabel interaksi X1.X4 ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial Y sebesar 0,599.
7. Koefisien X2.X4 b6 = 0,526, menunjukkan bahwa interaksi X2.X4 berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial Y. Artinya jika
variabel interaksi X2.X4 ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial Y sebesar 0,526.
8. Koefisien X3.X4 b7 = 0,567, menunjukkan bahwa interaksi X3.X4 berpengaruh positif terhadap Kinerja Manjerial Y. Artinya jika
variabel interaksi X3.X4 ditingkatkan maka akan meningkatkan Kinerja Manjerial Y sebesar 0,567.
Tabel 4.11 Uji Signifikan Parsial Uji-t Moderating
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
Constant 1.088
.433 2.514
.017 LNX1
.016 .127
.021 .123
.903 LNX2
.205 .153
.240 1.346
.188 LNX3
.298 .146
.371 2.046
.049 LNX4
.149 .110
.202 1.349
.187 a. Dependent Variable: LNY
Universitas Sumatera Utara
60
Excluded Variablesa
Model Beta In
T Sig.
Partial Correlation
Collinearity Statistics Minimum Tolerance
1 LNX1.X4
.599 2.433
.021 .390
.346 LNX2.X4
.526 3.355
.002 .504
.749 LNX3.X4
.576 3.703
.001 .542
.723 a. Dependent Variable: LNY
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.11 dapat
dilihat koefisien interaksi Sistem Informasi dan Total Quality Management
X1.X4 bertanda positif yaitu sebesar 0,599. artinya dengan masuknya Total Quality Management sebagai variabel
moderating, dapat memperkuat pengaruh Sistem Informasi terhadap Kinerja Manjerial.
Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.11 dapat dilihat koefisien interaksi Sistem Pengukuran Kinerja dan Total
Quality Management X2.X4 bertanda positif yaitu sebesar 0,526.
artinya dengan masuknya Total Quality Management sebagai variabel moderating, dapat memperkuat pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja
terhadap Kinerja Manjerial. Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.11 dapat
dilihat koefisien interaksi Sistem Reward dan Total Quality Management
X3.X4 bertanda positif yaitu sebesar 0,576. artinya dengan masuknya Total Quality Management sebagai variabel
moderating, dapat memperkuat pengaruh Sistem Reward terhadap Kinerja Manjerial.
Universitas Sumatera Utara
61
4.3. Pembahasan
Hasil penelitian pada pengujian hipotesis pertama dan kedua menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara positif dan
tidak signifikan terhadap Kinerja Manajerial yakni Teknologi Infomasi dan Sistem Pengukuran Kinerja, dengan masing-masing berpengaruh secara positif sebesar
0,023, dan 0,253 dengan tingkat signifikan sebesar 0,859 dan 0,102 Sig. ≤ 0,05
dan hipotesis kempat menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial yakni
Sistem Reward berpengaruh secara positif sebesar 0,335 dengan tingkat signifikan sebesar 0,027 Sig.
≤ 0,05 . Dan Sistem Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja
Manjerial, yaitu berpengaruh positif sebesar 8.350 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 Sig.
≤ 0,05. Penelitian ini sejalan tidak dengan penelitian yang dilakukan Noviyanti 2013 yang menyatakan bahwa Teknologi Infomasi, Sistem
Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial.
Hasil penelitian pada pengujian hipotesis kempat, kelima dan keenam menunjukkan bahwa Total Quality Manajemen sebagai variabel pemoderasi dapat
memperkuat pengaruh Teknologi Infomasi terhadap Kinerja Manajerial, Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial dan Sistem Reward terhadap
Kinerja Manajerial. Dapat dilihat dari hasil penelitian pengaruh interaksi pada hipotesis kempat yaitu interaksi antara Teknologi Infomasi dan Total Quality
Universitas Sumatera Utara
62
Manajement memiliki nilai koefisien bertanda positif yaitu sebesar 0,599. Dan
hasil penelitian pengaruh interaksi pada hipotesis kelima yaitu interaksi antara Sistem Pengukuran Kinerja dan Total Quality Manajement memiliki nilai
koefisien bertanda positif yaitu sebesar 0,526. Dan hasil penelitian hubungan interaksi pada hipotesis keenam yaitu interaksi antara Sistem Reward dan Total
Quality Manajement memiliki nilai koefisien bertanda positif yaitu sebesar 0,576.
Maka dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management mampu memperkuat pengaruh Teknologi Infomasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward
terhadap Kinerja Manjerial.
Universitas Sumatera Utara
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan