Sebab-Sebab Pergeseran Pergeseran dalam Penerjemahan

139 1 Pergeseran dari Makna Generik ke Ma kna Spesifik Inggris Indonesia Brother Sister Adik laki-laki, kakak laki-laki Adik perempuan, kakak perempuan Adakalanya padanan yang tepat tidak terdapat dalam bahasa lain. Misalnya suatu kata Bsa mempunyai makna generik, tetapi padanan kata yang tepat untuk Bsa mengacu pada makna spesifik, seperti kata brother berarti adik laki-laki atau kakak laki-laki. Kata brother mengacu pada saudara laki-laki baik yang lebih tua maupun yang lebih muda. Oleh karena itu, penyesuaian yang dilakukan adalah melakukan pergeseran dari makna generik ke makna spesisfik. 2 Pergeseran Makna karena Perbedaan Sudut Pandang Budaya Inggris Indonesia The spa ce-ship traveled deep into space Kapal ruang angkasa itu terbang jauh ke ruang angkasa Orang Inggris menghubungkan ruang angkasa dengan kedalaman, sedangkan orang Indonesia menghubungkan ruang angkasa dengan ketinggian atau kejauhan. Itulah sebabnya kata deep diterjemahkan dengan jauh sehubungan dengan adannya perbedaan sudut pandang.

c. Sebab-Sebab Pergeseran

Berdasarkan sudut pandang teori kebahasaan, pergeseran bertitik tolak dari kesepadanan formal dalam proses pengalihan dari Bsa ke Bsa. Kesepadanan 140 formal adalah kategori–kategori dalam Bsa yang menempati tempat yang sesuai atau pada tempat yang sama di dalam Bsa. Dalam penerjemahan, pergeseran formal sangat dimungkinkan sehubungan dengan usaha untuk membuat hasil terjemahan yang wajar Catford,1974: 73. Perlunya pergeseran penerjemahan ini juga dikemukakan oleh Benny H. Hoed dalam Machali, 2000: xi yang menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi masalah kesepadanan adalah melakukan pergeseran, baik pergeseran struktural bentuk maupun pergeseran semantik makna. Machali 2000: 63 menyatakan sebab terjadinya pergeseran yang paling utama adalah adanya sistem bahasa yang berbeda, sehingga penerjemah tidak mempunyai pilihan lain untuk mencari padanannya selain dengan cara pergeseran. Bahkan Nababan 1999:55 mengatakan bahwa tidak ada satu pun bahasa yang mempunyai sistem yang sama, baik ditinjau dari sudut struktur sintaksis, leksikal maupun morfem. Kalimat nominal dalam bahasa Indonesia, misalnya, tidak selalu mewajibkan kehadiran kata “adalah”, kecuali kata itu digunakan untuk menyatakan suau definisi, misalnya: Bahasa adalah alat komunikasi. Sebaliknya, kehadiran to be wajib hadir dalam kalimat nominal bahasa Inggris, seperti: He is my brother. Contoh lainnya adalah untuk menyatakan makna jamak. Dalam bahasa Inggris digunakan morfem –s, sedangkan dalam bahasa Indonesia digunakan bentuk perulangan. Beberapa sebab terjadinya pergeseran diungkapkan oleh Machali 2000:63 antara lain; 141 1. adanya struktur gramatikal Bsa tidak ada dalam struktur gramatika Bsa, seperti peletakan objek di latar depan dalam bahasa Indonesia yang tidak terdapat dalam struktur gramatikal bahasa Inggris Bsa: We must bring the book Bsa: Buku itu harus kita bawa atau peletakan verba di latar depan dalam bahasa Indonesia tidak lazim digunakan dalam struktur bahasa Inggris, seperti: Bsa: Its usage has been approved Bsa: Telah disahkan penggunaanya 2. adanya ungkapan kewajaran, artinya suatu ungkapan Bsa dapat diterjemahkan secara harfiah dalam Bsa, tetapi padanannya atau pengungkapannya terasa kaku, seperti frase nomina menjadi verba, misalnya Bsa: …..to train entellectual men for the pursuits of an intellectual life. Bsa: ….untuk melatih para intelektual muda untuk mengejar kehidupan intelektual Jika frase di atas diterjemahkan secara harfiah, maka bunyinya menjadi untuk melatih para intelektual muda untuk pengejaran kehidupan intelektual, dan terjemahan ini terasa kaku. 142 3. adanya kesenjangan gramatikal, misalnya pergeseran yang terjadi dari kata menjadi frase. Contohnya, he speaks well diterjemahkan dia berbicara dengan baik . Kata well diterjemahkan menjadi frase dengan baik. Selain pergeseran di bidang bentuk, pergeseran juga terjadi di bidang makna semantik. Pergeseran serupa itu terjadi karena perbedaan sudut pandang dan budaya penutur bahasa yang berbeda. Karena adanya pergeseran makna, tidaklah selalu mungkin memindahkan makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran secara tepat dan utuh. Sebagaimana diketahui bahwa mencari padanan bukanlah perkara mudah dalam penerjemahan. Itulah sebabnya Nida dan Finlay dalam Simatupang, 2000: 132 mengatakan bahwa padanan yang diusahakan adalah padanan yang terdekat. Seperti padanan yang paling dekat dari kata Inggris leg atau foot adalah kaki. Contoh lainnya adalah kalimat I think so diterjemahkan menjadi Saya rasa begitu atau Saya pikir begitu. Orang Inggris berpikir think tidak menggunakan perasaan feel sehingga tidak wajar bekata I feel so untuk mengungkapkan kata saya rasa begitu. Setidak-tidaknya berpikir dan merasa dalam bahasa Inggris dibedakan secara tegas.

3. Klausa Pasif