150 Makna atau arti pasif dapat pula bergabung dengan unsur lain seperti unsur
ketaksengajaan Hasan Alwi, 1998: 348. Jika kalimat aktif diubah menjadi kalimat pasif dan dalam kalimat pasif itu terkandung pula pengertian bahwa
perbuatan yang dinyatakan oleh verba itu mengandung unsur yang tak sengaja, maka bentuk prefiks yang dipakai untuk verba bukan lagi di- melainkan ter-.
Misalnya Penumpang bus itu dilempar keluar berbeda dengan Penumpang bus itu terlempar keluar
.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah penelitian pergeseran struktur klausa oleh Supana 2002 yang menganalisis pergeseran pada tataran
klausa dalam penerjemahan buku Discourse Analysis karya Gillian Brown dan George Yule oleh I. Sutikno. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan
penelitiannya pada pergeseran kategori, yaitu pergeseran struktur klausa dan perubahan makna akibat pergeseran tersebut.
Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Heni Sutrisni 2000 dengan judul “A Study on Translation Shifts of Noun Clauses from Language,
Context, and Text by Ha lliday and Hassan into the Indonesian Version Bahasa, Konteks, dan Teks by Asruddin Bariori Tou
. Dalam penelitian ini Sutrisni meneliti pergeseran yang ada pada hasil terjemahan Tao, dan ditemukan hasil
bahwa terdapat pergeseran makna dan struktur. Dari kedua jenis pergeseran tersebut distribusinya dibagi dalam 3 kelompok, yaitu 1 klausa nominal
151 mempunyai pergeseran makna dan struktur sebanyak 13 data 13,4, 2 klausa
nominal dengan pergeseran makna saja sebanyak 33 data 34, dan 3 klausa nominal dengan pergeseran struktur saja sebanyak 51 data 52,6. Dari
pergseran struktur dengan jumlah 51 data tersebut terdapat pergeseran active- passive sebanyak 19 data 37,2, level shift sebanyak 29 data 56,9, dan class
shift sebanyak 3 data 5,9. Awidyo Sasmito 2004 juga meneliti pergeseran dalam penerjemahan
dengan judul Pergeseran Tataran Kalimat Majemuk Bertingkat dari Bahasa Inggris ke Bahasa
Indonesia dalam Terjemahan Novel Elephants Can Remember” .
Dalam penelitiannya ditemukan 3 kesimpulan; 1 penerjemah melakukan strategi pergeseran tataran dalam mengubah struktur asli Bsa ke dalam
struktur Bsa, 2 tidak semua jenis dan jenjang pergeseran tataran yangterjadi pada proses penerjemahan mengubah makna terjemahan, 3 keterbacaan kalimat
majemuk bertingkat yang mengalami pergeseran dalam penerjemahannya relatif cukup tinggi.
Penelitian lainnya adalah Analisis Transposisi dan Modulasi Terjemahan Satuan-Satuan Lingual pada Teks-Teks Pariwisata di dalam Majalah Garuda
Indonesia . Penelitian, yang dilakukan oleh Budi Purnomo 2005, menyimpulkan
1 terdapat beberapa bentuk transposisi dalam terjemahan satuan lingual teks pariwisata dalam majalah Garuda Indonesia, 2 sebagian besar kalimat
menggunakan transposisi secara tepat, 3 terdapat beberapa bentuk modulasi dalam terjemahan teks tersebut, 4 sebagian kalimat menggunakan modulasi
152 secara kurang tepat, dan 5 beberapa alternatif perbaikan terhadap modulasi yang
kurang tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian terdahulu lainnya
adalah ruang lingkup penelitian, di mana pada penelitian ini ruang lingkup yang diteliti adalah satuan klausa bahasa yang berpola pasif, sedangkan beberapa
penelitian terdahulu mempunyai ruang lingkup satuan bahasa frase nominal. Meskipun demikian, terdapat persamaan antara penelitian ini dan penelitian
lainnya, yaitu sama-sama meneliti dan mengkaji pergeseran yang terjadi pada penerjemahan.
153
C. Kerangka Berpikir