154 Dalam proses penerjemahan terdapat proses menganalisis teks bahasa
sumber, mengalihkan pesan dan merekonstruksi kembali isi pesan ke dalam bahasa sasaran. Karena adanya sistem yang berbeda antara bahasa sumber dan
bahasa sasaraan, maka kegiatan penerjemahan banyak mengalami masalah. Salah satu masalah yang dialami oleh penerjemah adalah masalah kesepadanan. Sebagai
akibat dipentingkannya kesepadanan dalam penerjemahan, maka untuk memecahkan masalah tersebut seringkali digunakan pergeseran, baik pergeseran
bentuk maupun pergeseran makna untuk memperoleh terjemahan yang baik. Untuk mempertahankan makna, seorang penerjemah dapat mengubah
bentuk bahasa yang dipakai dalam teks bahasa sumber ke dalam bentuk bahasa yang dipakai dalam teks bahasa sasaran. Oleh karena tiap-tiap bahasa berbeda
bentuknya, maka bentuk pun perlu diubah jika hendak dipertahankan isi beritanya. Perubahan bentuk ini sering disebut dalam penerjemahan dengan istilah
pergeseran translation shift.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian jenis kualitatif deskriptif. Suatu penelitian dikatakan kualitatif, karena penelitian ini
memiliki bingkai asli yang sesuai dengan kondisi seperti apa adanya natural
155 setting
. Sutopo 1996: 35 menyatakan, topik riset kualitatif diarahkan pada kondisi asli subjek penelitian berada. Lebih lanjut Sutopo mengatakan, jenis
penelitian kualitatif menekankan pada deskripsi data, artinya data yang dikumpulkan dalam penelitian jenis ini berupa kata-kata, kalimat atau gambar
yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hal ini
dikarenakan jenis penelitian ini mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga daripada sekedar
pernyataan jumlah atau pun frekuensi dalam bentuk angka. Sesuai dengan masalah yang diteliti, yaitu penerjemahan klausa pasif yang
mengalami pergeseran baik bentuk maupun makna, maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kalimat yang berisi klausa pasif dalam Bsu dan
diterjemahkan ke dalam Bsa ke dalam bentuk kata, frase, atau klausa menurut kategori yang telah ditentukan. Dengan kata lain, data dalam penelitian ini
adalah terjemahan
klausa pasif
yang mengalami
pergeseran dalam
penerjemahannya, baik ke dalam pergeseran bentuk maupun makna. Bisa saja pergeseran itu terjadi dari klausa menjadi kata, atau dari klausa berstruktur pasif
menjadi klausa berstruktur aktif. Klausa pasif dalam Bsu kemudian dibandingkan dengan terjemahannya dalam Bsa untuk diketahui apakah makna padanannya
sudah tepat atau belum.. Dalam penelitian kualitatif deskriptif ini, strategi penelitian yang digunakan
adalah penelitian kasus, karena penelitian ini khusus meneliti pergeseran dalam
156 penerjemahan klausa pasif dari novel The Lord of The Rings : The Return of The
King, karya JRR. Tolkien oleh Gita Yuliani K. Karena permasalahan dan fokus
penelitian sudah ditentukan dalam proposal sebelum peneliti terjun dan menggali permasalahan di lapangan, maka jenis strategi penelitian ini lebih khusus disebut
dengan studi kasus terpancang embedded case study research. Sutopo 1996: 136 menyatakan, penelitian dengan strategi studi kasus ini terpancang dengan
kegiatan penelitian yang dipusatkan pada tujuan dan pertanyaan yang telah jelas dirumuskan dalam proposal.
Berdasarkan penjelasan jenis dan strategi penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meneliti realitas yang jamak dan multiperspektif
tersebut, maka lebih tepat dalam penelitian ini digunakan penelitian kualitatif deskriptif. Dengan jenis penelitian ini dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih
mendalam mengenai masalah-masalah yang telah dirumuskan maupun masalah yang mungkin muncul pada waktu pengumpulan dan analisis data, karena jenis
penelitian kualitatif deskriptif dapat menangkap dan mendeskripsikan permasalahan secara mendalam.
Selain itu, sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, desain penelitian kualitatif bersifat lentur dan terbuka. Artinya, apabila secara tidak terduga
diperoleh temuan yang menarik, maka desain penelitian ini dapat disesuaikan dengan realitas temuan tersebut. Moleong 1989: 123 mengemukakan, ciri atau
karakteristik penelitian kualitatif diantaranya bersifat lentur atau fleksibel, karena peneliti sebagai instrumen juga memiliki kemampuan untuk menggali informasi
157 yang lain dari yang lain, yang tidak direncanakan semula, yang tidak diduga lebih
dulu. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti juga menggali informasi lain sebanyak-banyaknya baik data yang sudah direncanakan maupun data yang tidak
diduga sebelumnya, sehingga apabila muncul data di lapangan yang tidak diduga sebelumnya namun dapat mendukung informasi yang diperlukan, maka data
tersebut dapat digunakan sebagai bahan analisis.
B. Sumber Data