xxxii sampai jauh, sederhana sampai kompleks, konkrit sampai abstrak, sesuatu yang
mudah sampai sulit. Hal ini dilakukan agar pengetahuan yang diterima siswa terstruktur dengan baik sehingga memudahkan siswa dalam belajar. Dengan kata
lain, dengan prinsip belajar tersebut otak siswa menjadi lebih siap untuk menerima pengetahuan baru yang semakin kompleks. Ini sesuai dengan prinsip
law of readiness di atas. Selain itu, karena Fisika mempelajari tentang gejala alam, tentu saja siswa sering melihat kejadian-kejadian alam yang berkaitan dengan
Fisika. Hal ini berarti, bahan yang dipelajari sesuai dengan situasi nyata yang dialami siswa. Ini sesuai untuk prinsip belongingness.
c. Teori-Teori Belajar
Ada beberapa macam teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Di sini penulis mengggunakan teori belajar Piaget, Vygotsky, Bruner, dan Gagne.
Pemilihan teori-teori belajar tersebut didasarkan pada kesesuaian dengan pendekatan metode mengajar yang digunakan penulis pada penelitian. Penjelasan
untuk masing-masing teori belajar adalah sebagai berikut.
1. Teori Belajar Menurut Piaget
Menurut Jean Piget, setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual. Masing-masing tingkat perkembangan tersebut
dijelaskan oleh Ratna Wilis Dahar dalam bukunya Teori-Teori Belajar 1989: 152-155. Berikut ini diuraikan beberapa hal penting yang menjadi inti dari
masing-masing tingkat perkembangan tersebut
.
a Tingkat Sensori-motor pada usia 0-2 tahun
Pada tahap ini anak mengenal lingkungannya dengan menggunakan kemampuan panca inderanya sensori dan tindakan-tindakannya motorik.
b Tingkat Pra-operasional pada usia 2-7 tahun
Pada tahap ini disebut pra-operasional karena pada umur ini anak belum mampu melaksanakan operasi-operasi mental seperti menambah atau
mengurangi. Pada usia 2-4 tahun, anak mengalami sub-tingkat pra-logis. Anak pada tingkat ini memiliki penalaran transduktif, di mana anak melihat
hubungan hal-hal tertentu yang sebenarnya tidak ada. Pada usia 4 -7 tahun anak
xxxiii mengalami tingkat berpikir intuitif. Ciri yang lain pada anak pada tingkat pra-
operasional adalah tidak dapat berpikir reversibel dan bersifat egosentris. c
Tingkat Operasional Konkret pada usia 7-11 tahun Pada tingkat ini anak mulai berpikir rasional. Dalam memecahkan masalah
yang konkret anak dapat mengambil keputusan secara logis. Namun demikian anak pada tahap ini belum mampu untuk berpikir dengan materi yang abstrak.
d Tingkat Operasi Formal pada usia 11 tahun ke atas
Pada tahap ini, anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks. Anak juga sudah memiliki
kemampuan berpikir abstrak. Teori belajar Piaget tentang perkembangan intelektual sesuai untuk
penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada siswa tingkat SMA yang menurut Piaget berada pada tingkat Operasional Formal. Pada tingkat ini siswa
telah memiliki kemampuan berfikir abstrak. Implementasi teori ini dalam penelitian adalah dalam pembelajaran siswa dilatih untuk mampu berfikir dalam
memecahkan suatu masalah. Kemampuan berfikir memecahkan masalah ini merupakan salah satu bentuk berfikir yang abstrak dan kompleks.
2. Teori Belajar Menurut Vygotsky