xlviii permasalahan baik secara individu maupun kelompok. Keterampilan berfikir
memecahkan masalah ini merupakan salah satu keterampilan berfikir tingkat tinggi yang melibatkan self regulated dalam proses berfikir sehingga akan
menjadikan siswa sebagai individu yang mandiri dan pembelajaran yang mereka peroleh akan benar-benar bermakna bagi mereka.
4. Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar mengajar selain tujuan, bahan, dan penilaian. Dalam interaksi belajar-
mengajar siswa diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan melalui bahan pengajaran yang dipelajari oleh siswa dan disampaikan oleh guru dengan metode
tertentu. Berkaitan dengan metode mengajar Tardif dalam Muhibbin Syah
2008: 201 menyatakan bahwa ”metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian
materi pelajaran kepada siswa”. Sejalan dengan pendapat di atas, Wina Sanjaya 2009: 147 menyatakan definisi metode mengajar yaitu “metode mengajar
merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal.” Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode
mengajar merupakan segala cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung sehingga akan tercapai tujuan belajar secara
efektif dan efisien. Metode mengajar bermacam-macam dan bervariasi jenisnya. Dalam hal
ini, penulis memilih metode mengajar demonstrasi dan diskusi. Hal ini didasarkan pada karakteristik metode tersebut dengan pelajaran Fisika dan kesesuaian metode
tersebut dengan teori-teori belajar yang penulis gunakan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
a. Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Muhibbin Syah 2008: 208 berpendapat bahwa
xlix ”metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Sementara itu, Rini Budiharti 1998: 33 menjelaskan bahwa ”demontrasi adalah suatu teknik mengajar dimana
dikombinasikan penjelasan lesan dengan suatu perbuatan”. Berdasarkan dua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode
demonstrasi merupakan metode mengajar di mana guru menjelaskan dengan cara memperagakan alat atau menunjukkan suatu peristiwa fenomena kepada siswa.
Metode demonstrasi akan berlangsung efektif jika guru menguasai sepenuhnya terhadap apa yang diajarkan dan melakukan latihan sebelum memperagakannya di
kelas. Metode demonstrasi bertujuan untuk memperjelas pengertian suatu konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
Metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan metode lain sebagaimana diuraikan oleh Drajat dalam Muhibbin Syah 2008: 209
yaitu “perhatian siswa dapat lebih dipusatkan, proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, serta pengalaman dan kesan sebagai hasil
pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa”. Menambahkan pendapat ini, S.Nasution dalam Muhibbin Syah 2008: 209 juga mengemukakan kelebihan-
kelebihan dari metode demonstrasi yaitu: 1
Menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut melakukan kegiatan peragaan.
2 Menghemat waktu belajar di kelassekolah.
3 Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanen.
4 Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi
pelajaran, khususnya yang mendemonstrasikan itu. 5
Membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa 6
Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas. Salah satu kelebihan atau keunggulan metode demonstrasi sebagaimana
dituliskan di atas adalah memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas. Hal ini sudah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jerod L.Gross salah
seorang dosen di Illinois State University. Judul penelitiannya adalah Seeing in Beliving : Classroom demonstration as scientific inquiry. Dalam salah satu jurnal
l internasional yang memuat hasil penelitiannya Jerod L.Gross 2002: 3
menyatakan bahwa “…. effective demonstrations can have a powerful effect on the student learning process”. Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa siswa
memiliki pemahaman konsep yang luar biasa setelah diberi demonstrasi tentang peristiwa-peristiwa Fisika. Selain itu Jerod L.Gross 2002: 3 juga menyatakan
bahwa ” Demonstrations also allow the teacher to model how a scientist conducts experiments”, atau demonstrasi memungkinkan guru memodelkan kepada siswa
tentang bagaimana ilmuan atau Fisikawan merancang suatu percobaan. Disamping memiliki keuntungan atau keunggulan, metode demonstrasi
juga memiliki beberapa kekurangan atau kelemahan. Sebagaimana dinyatakan oleh Muhibbin Syah 2008: 210 bahwa metode demonstrasi memiliki kelemahan
antara lain: “mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan alat-alat modern, demonstrasi tidak dapat diikutidilakukan dengan baik oleh
siswa yang memiliki cacat tubuh atau kelainankekurangmampuan fisik tertentu”. Selain itu metode demonstrasi juga memiliki kekurangan yaitu memerlukan waktu
yang relatif lama, memerlukan kesiapan yang relatif matang, dan memerlukan keterampilan khusus guru untuk demonstrasi.
Dengan memperhatikan karakteristik dan keunggulan serta kekurangan dari metode demonstrasi, maka metode demonstrasi dapat diterapkan dalam
pembelajaran Fisika. Dalam pelaksanaannya, kelemahan-kelemahan dari metode demonstrasi perlu diantisipasi oleh guru sehingga dapat diminimalisasi untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
b. Metode Diskusi