Kalor Laten Kalor a. Pengertian Kalor

lvii

c. Kalor Laten

Jika sejumlah kalor diberikan pada es, maka es akan mencair dan jika kalor terus diberikan maka air akan menguap. Di sini terjadi perubahan wujud dari es menjadi air, dan air menjadi uap. Perubahan wujud ini disebut juga dengan perubahan fase. Saat terjadi perubahan wujud atau perubahan fase, tidak terjadi kenaikan suhu. Dalam hal ini kalor yang diberikan hanya digunakan untuk mengubah fase wujud zat, tidak digunakan untuk menaikkan suhu zat. Kalor ini disebut dengan kalor laten. Menurut Edwin Jones dan Richard Childers 1999: 361 kalor laten didefinisikan sebagai “...ratio of the amount of heat Q absorbed or released to the mass m material undergoing the phase change”. Jadi dapat disimpulkan bahwa kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk mengalami perubahan wujud dan tidak menaikkan suhu zat tersebut. Secara matematis, kalor laten dituliskan sebagai: Q = m L 2.7 L  m Q 2.8 dengan: L = kalor laten Jkg m = massa zat kg Q = kalor yang dibutuhkan atau dilepaskan J Kalor laten ada dua macam yaitu kalor lebur dan kalor uap. Sebenarnya ada kalor laten lain yaitu kalor beku dan kalor embun, tetapi pada tekanan yang sama besarnya kalor beku sama dengan kalor lebur dan besarnya kalor embun sama dengan kalor uap. Oleh karena itu lebih dikenal dua macam kalor leten saja yaitu kalor lebur dan kalor uap. Kalor lebur merupakan kalor yang dibutuhkan tiap satuan massa untuk melebur, sedangkan kalor uap adalah kalor yang dibutuhkan tiap satuan massa untuk menguap. Nilai kalor laten berbeda antara zat yang satu dengan lainnya. Nilai kalor laten untuk beberapa macam zat disajikan dalam Tabel 2.4. lviii Tabel 2.4 Kalor Laten Beberapa Zat pada tekanan 1 atm Zat Titik Lebur o C Kalor Fusi Titik Didih o C Kalor Penguapan kkalkg Jkg kkalkg Jkg Oksigen -218,8 3,3 0,14 10 5 -183 51 21 10 5 Air 79,7 3,33 10 5 100 539 22,6 10 5 Tembaga 327 5,9 0,25 10 5 1750 208 8,7 10 5 Perak 961 21 0,88 10 5 2193 558 23 10 5 Besi 1808 69,1 2,89 10 5 3023 1520 63,4 10 5 Harga dalam kkalkg adalah sama dengan kalg Giancoli, 1997: 500

d. Azas Black

Dokumen yang terkait

Efektivitas metode demonstrasi pada pembelajaran PAI hubungan dengan motivasi belajar siswa di SMP PGRI i Ciputat Tengerang Selatan

1 12 115

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PADA SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA

0 7 79

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 9 90

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA SMP Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Problem Solving Learning Dan Problem Posing Learning Ditinjau Dari Motivasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar (P

0 3 18

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 2 16

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 3 15

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN. docx

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SUB

0 0 13

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMANDIRIAN

0 0 8