GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1.1 Bursa Efek Indonesia Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Bursa Efek Indonesia berawal dari pendirian bursa di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya. Perkembangan bursa efek di Batavia Jakarta sekarang sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik Eropa pada awal tahu5n 1939. Bursa Efek pun akhirnya ditutup Universitas Sumatera Utara karena terjadinya Perang Dunia II, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia. Pada tahun 1952, Bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman Lukman wiradinata dan Menteri Keuangan Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo dan instrument yang diperdagangkan adalah Obligasi Pemerintah RI 1950. Pada tahun 1956-1977, bursa efek vakum karena program nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia. Hal ini tak berlangsung lama sebab Bursa Efek Jakarta buka kembali dan akhirnya mengalami kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal. Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto, BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM Badan Pelaksana Pasar Modal. Tanggal 10 agustus diperingati sebagai HUT pasar modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama pada tanggal 10 Agustus 1977. Pemerintah mengeluarkan kebijakan paket deregulasi Desember 1987 dan Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi Bursa Efek. Pada tanggal 16 juni 1989, Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. Paket deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 Juli 1992. Pemilik saham adalah perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Pada tahun itu juga BAPEPAM yang awalnya sebagai Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara Bursa Efek Jakarta berkembang dengan pesat, jumlah saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari 24 saham pada tahun 1988 imanjadi lebih dari 200 saham. Pada tahun 1995, Bursa parallel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya dan diberlakukannya system otomatisasi perdgangan di BEJ dengan system komputer JATS Jakarta Automated Trading System. Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang- Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. Pada tanggal 10 november 2007, Bursa Efek Surabaya BES dengan Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. 4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan di Indonesia

A. Bank ICB Bumiputera Tbk. BABP

Bank ICB Bumiputera berdiri pada tanggal 31 Juli 1989. Visi bank ICB Bumiputera adalah menjadi 20 bank Fokus terkemuka dengan spesialisasi utama pada customer banking dengan layanan nasabah yang unggul, penerapan manajemen risiko yang efektif dan tata kelola parusahaan yang baik. Bank ICB Bumiputea menjadi Bank Devisa sejak 5 Desember 1997.

B. Bank Central Asia Tbk. BBCA

PT Bank Central Asia Terbuka. Kegiatan utama Grup `s menyediakan layanan perbankan ritel dan jasa keuangan terkait. Grup ini menawarkan produk tabungan seperti rekening giro, rekening tabungan, deposito berjangka dan sertifikat deposito serta pinjaman seperti pinjaman modal kerja, pinjaman perumahan, kredit mobil, kredit investasi, kredit sindikasi, kredit ekspor dan trust receipt. Grup ini juga menawarkan transaksi valuta asing seperti spot, forward dan Universitas Sumatera Utara swap serta ekspor-impor fasilitas seperti letter of credit, penerimaan bankir, diskon tagihan dan koleksi dokumenter. Layanan lain termasuk safe deposit box, kliring dan koleksi, keluar masuknya transfer dan wisatawan `cek. Grup memiliki 758 cabang di Indonesia dan kantor perwakilan 2 di Hong Kong dan Singapura pada tanggal 31-Des-2004. S H A R E H O L D E R S UOBKH Sec-UOBKH Nominees - Farindo Inv L AC 4 30.42 UOB Kay Hian PL SA UOB Sing-Farindo IN 8.11 UOB Kay Hian Private Limited for Farindo Investmen 6.59

C. Bank Negara Indonesia Tbk BBNI

Didirikan 65 tahun yang lalu, pada tanggal 5 Juli 1946, Bank BNI `s fungsi awalnya adalah sebagai bank sentral. Pada Konferensi Meja Bundar tahun 1949, pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat untuk mengubah fungsi Bank BNI menjadi bank komersial. Sejak saat itu Bank BNI memfokuskan bisnisnya pada pengembangan ekonomi. Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Universitas Sumatera Utara Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai BNI 46. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - Bank BNI - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia Persero, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga Universitas Sumatera Utara menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan Bank BNI dipersingkat menjadi BNI, sedangkan tahun pendirian - 46 - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara. S H A R E H O L D E R S Negara Republik Indonesia 60

D. Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP

PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk didirikan pada 1972 dengan nama PT. Bank Pasar Karya Parahyangan. Pada tahun 1989 perusahaan berubah status menjadi bank komersial dan sejak tahun 1994 bank diberi izin untuk beroperasi dalam transaksi valuta asing. S H A R E H O L D E R S ACOM CO, LTD 55.68 PT Hermawan Sentral Investama 7.50 PT Hermawan Ladang Arta 7.50 The Bank Of Tokyo-Mitsubishi UFJ 20.00 Universitas Sumatera Utara

E. Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN

Bank Danamon berdiri pada tahun 1956, dengan nama PT. Bank Kopra Indonesia atau PT. Bahasa Indonesia Kopra Banking Corporation Limited. Pada tanggal 20 Desember 1999, Bank Indonesia mengeluarkan izin mengenai merger antara Bank Danamon dan Bank PDFCI, yang berlaku efektif pada tanggal 30 Desember 1999. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari Bank Kopra. Pada 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang dikenal dengan “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk membangun kompetisi dalam sektor perbankan dengan memberikan kemudahan persyaratan, termasuk liberalisasi peraturan tentang pendirian bank swasta domestik baru dan bank joint-venture. Sebagai hasil dari reformasi ini, Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Saat ini, “Danamon” adalah salah satu institusi keuangan terbesar di Indonesia dari jumlah pegawai – sekitar 61,875 termasuk karyawan anak perusahaan pada September 2011 - yang berfokus untuk merealisasikan visinya: “Kita peduli dan membantu jutaan orang mencapai kesejahteraan.” Dalam mewujudkan visi ini, Danamon telah bertekad untuk menjadi “Lembaga Keuangan Terkemuka di Indonesia” yang keberadaanya diperhitungkan. Danamon bertujuan mencapai posisi ini dengan menjadi Universitas Sumatera Utara organisasi yang berpusat pada nasabah; yang melayani semua segmen, dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen; berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan, dengan didukung oleh teknologi kelas dunia. Didukung oleh lebih dari 50 tahun pengalaman, Danamon terus berupaya untuk memenuhi brand promise-nya untuk menjadi bank yang “bisa mewujudkan setiap keinginan nasabah”. Saat ini Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan cabang kedua terbesar yaitu lebih dari 2,900 kantor cabang dan point of sales, termasuk unit Danamon Simpan Pinjam DSP dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya . Danamon juga didukung oleh serangkaian fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif. S H A R E H O L D E R S Bank Danamon Indonesia 95

F. Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS

Didirikan pertama sebagai PT. Eksekutif Intl Bank pada tanggal 11 September 1992, kemudian berubah menjadi Bank Eksekutif Intl pada tanggal 16 Januari 1996 dan mulai beroperasi sebagai bank umum pada 9 Agustus 1993. PT Bank Pundi Indonesia, Tbk “Bank Pundi”, berdiri pada tahun 1992 di Jakarta dengan nama PT Executive International Bank “Bank Eksekutif” berdasarkan akta yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan No. C2-9246-HT.01.01 tahun 1992 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia no. 103 tanggal 26 Desember 1992, tambahan No. 6651. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 22 Juni 2001, Bank Pundi dh Bank Eksekutif memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam dengan suratnya no. S-153PM2001 untuk melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 277.500.000 saham dengan nilai nominal Rp. 100 per saham dan harga penawaran Rp 140 per saham, Secara bersamaan diterbitkan 55.500.000 Waran Seri I yang menyertai seluruh saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum tersebut secara cuma-cuma. Waran tersebut memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham baru yang dikeluarkan dari portepel dengan nilai nominal Rp. 100 per saham dengan harga Rp 175 per saham mulai tanggal 13 Januari 2003 sampai dengan tanggal 12 Juli 2004. Pada tanggal 14 Juli 2001 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dengan kode saham BEKS. Sejalan dengan bisnis baru yang tengah dikembangkan, Bank Pundi telah membuka 39 kantor cabang baru sampai kuartal pertama tahun 2011 di 14 kota, termasuk Jambi dan Yogyakarta serta didukung oleh lebih dari 3000 karyawan. S H A R E H O L D E R S LUNARDI WIDJAJA 50.66 LUSIANA WIDJAJA 14.49

G. Bank Kesawan Tbk BKSW

Hampir 100 tahun yang lalu yaitu pada tahun 1913 Khoe Tjin Tek dan Owh Chooi Eng mendirikan NV Chunghwa Shangyeh The Chinese Trading Company Limited di Medan, sebagai pendiri beliau bertindak masing-masing sebagai Direktur Utama dan Komisaris Utama. NV Chunghwa Shangyeh bergerak dalam Universitas Sumatera Utara bidang simpan pinjam keuangan selain juga bergerak di bidang perdagangan umum. Setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1958 NV Chunghwa Shangyeh resmi melakukan kegiatan sebagai Bank Umum dan pada tahun 1962 bentuk usaha berganti menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Chunghwa Shangyeh. Pada tahun 1965, PT Bank Chunghwa Shangyeh berganti nama menjadi PT Bank Kesawan. Kantor Pusat Bank Kesawan direlokasi atau hijrah ke Jakarta pada tahun 1990. Tahun 1995, Bank Kesawan memperoleh persetujuan menjadi Pedagang Valuta Asing dan selanjutnya pada tahun 1996 mendapatkan izin menjadi Bank Umum Devisa maupun Bank Persepsi, yaitu Bank yang dapat menerima pajak. Bank Kesawan menjadi Bank Publik pada tahun 2002. S H A R E H O L D E R S PT. Adhi Tirta Mustika 51.23 PT. Mallomo 18.37

H. Bank Mandiri Persero Tbk BMRI

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -- dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih Universitas Sumatera Utara dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. S H A R E H O L D E R S Negara Republik Indonesia 66.725

I. Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

Bank Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955. Visi Bank CIMB Niaga adalah menjadi 1 dari 5 bank terbesar di Indonesia. Misi Bank CIMB Niaga adalah menjadi bank ritel terkemukan. Tujuan Bank CIMB Niaga adalah menjadi bank terdepan di segmen middle commercial serta sekaligus mempertahankan posisi di high-end dan low-end commercial. S H A R E H O L D E R S CIMB Group SDN BHD - Non Trading 77.24 Santubong Ventures Sdn Bhd 16.64

J. Bank Internasional Indonesia Tbk BNII

Bank BII didirikan sebagai bank umum pada tahun 1959. Pada tahun 1979, PT Bank Tabungan Untuk Umum 1859 Surabaya merger dengan bank. Bank memperoleh izin untuk beroperasi transaksi valuta asing pada tahun 1988. PT Bank Internasional Indonesia Tbk BII didirikan 15 Mei 1959. Setelah mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988, BII mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sekarang Bursa Efek Indonesia atau BEI pada 1989. Sejak menjadi perusahaan publik, BII telah tumbuh menjadi salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia. Universitas Sumatera Utara BII adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan jaringan internasional yang memiliki 337 cabang termasuk lima kantor cabang syariah dan lima cabang luar negeri, 1.001 ATM dan 15 CDM Cash Deposit Machines BII di seluruh Indonesia, dan juga sudah terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM yang tergabung dalam Jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS dan jaringan MEPS di Malaysia dan sekaligus terhubung dengan lebih dari 2.800 ATM Maybank di Malaysia dan Singapura serta memiliki kantor cabang luar negeri di Mauritius, Mumbai dan Cayman Islands. Dengan total simpanan nasabah sebesar Rp60,2 triliun dan aset sebesar Rp77,4 triliun per 31 Maret 2011, BII menyediakan serangkaian jasa keuangan melalui kantor cabang dan jaringan ATM, phone banking dan internet banking. BII telah tercatat di Bursa Efek Indonesia BNII dan aktif di sektor UKMKomersial, Konsumer dan Korporasi.. BII menyediakan produk dan jasa untuk perusahaan berskala menengah dan komersial serta menyediakan kepada individu produk-produk kartu kredit, KPR, deposito, pinjaman dan layanan wealth management. Sedangkan layanan untuk nasabah korporasi adalah pinjaman, trade finance, cash management, kustodian dan foreign exchange. S H A R E H O L D E R S Sorak Financial Holdings PTE LTD 54.33 Mayban Outshore Corporate Services 42.96 Universitas Sumatera Utara

K. Bank Permata Tbk BNLI

Bank Bali adalah Indonesia `s swasta nasional terbesar kedelapan. Mayoritas klien adalah lembaga berukuran sedang. Didirikan 1954 dengan nama Bank Persatuan Dagang Indonesia, bank berubah menjadi nama yang sekarang pada tahun 1971. PermataBank dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN, yakni PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Di tahun 2004, Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih PermataBank dan memulai proses transformasi secara besar-besaran didalam organisasi. Selanjutnya, sebagai wujud komitmennya terhadap PermataBank, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini meningkat menjadi 89,01 pada tahun 2006. S H A R E H O L D E R S PT. Astra Internasional 44.51 SCB London Shareholding In Permata 44.51

L. Bank Victoria International Tbk BVIC

Bank Victoria berdiri pada 28 Oktober 1992. Visi dari Bank Victoria adalah menjadi bank ritel nasional yang kokoh, sehat, efisien serta terpercaya. Pada tahun 1994, Bank Victoria beroperasi sebagai bank umum. Dengan fokus pada segmen ritel, Bank Victoria berusaha memenuhi kebutuhan nasabah dengan pemberian kredit konsumsi dan kredit ke dunia usaha baik berupa kredit komersil maupun UMKM. Universitas Sumatera Utara S H A R E H O L D E R S PT. Suryayudha Investindo Cipta 7.09 PT. Victoria Sekuritas 40.48 Suzanna Tanojo 17.14

M. Bank Artha Graha International Tbk INPC

PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk., berkedudukan di Jakarta Selatan, semula didirikan dengan nama PT. Inter-Pacific Financial Corporation dengan ruang lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan bank. Pada tanggal 10 Juli 1990, PT. Inter-Pacific Financial Corporation mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Tanggal 2 Februari 1993 Tambahan Nomor 591, PT. Inter-Pacific Financial Corporation berubah nama menjadi PT. Inter-Pacific Bank. Pada tanggal 24 Februari 1993, PT. Inter-Pacific Bank mendapatkan izin usaha sebagai bank umum dan tanggal 1 September 1998 PT. Inter-Pacific Bank berubah nama menjadi PT. Bank Inter-Pacific, Tbk. Pada tanggal 14 April 2005, PT. Bank Artha Graha menggabungkan diri kedalam PT. Bank Inter-Pacific, Tbk. Kemudian PT. Bank Inter-Pacific, Tbk berganti nama menjadi PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk. . S H A R E H O L D E R S PT. Cerana Artha Putra 15.42 PT. Arthamulia Sentosa Jaya 9.63 PT. Pirus Platinum Murni 9.63 PT. Puspita Bisnispuri 9.63 Universitas Sumatera Utara PT. Karya Nusantara Permai 8.31

N. Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA

Bank Mayapada Internasional didirikan pada tanggal 10 Januari 1990. Saham terbanyak dari bank ini dimiliki oleh PT Mayapada Karunia sebesar 25,31. Visi Bank Mayapada Internasional adalah menjadi salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia dalam rasio aset, profitabilitas, dan tingkat kesehatan. Misi Bank Mayapada Internasional adalah mempertahankan operasional bank yang sehat dan memberikan rasio tambah yang maksimum kepada nasabah, karyawan, pemegang saham dan pemerintah. S H A R E H O L D E R S Brilliant Bazaar Pte Ltd 7.76 CGMI 1 CLIENT SEGREGATED SECS 23.03 PT. Mayapada Karunia Corporation 25.31 SSB 2REQ ACF DUBAI VENTURES LIMITED - 2144606883 7.68 Summertime Limited 24.43

O. Bank Mega Tbk MEGA

Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan perkembangannya PT. Mega Bank pada tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama. Untuk lebih meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada bulan Juni Universitas Sumatera Utara 1997 melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut. Dan pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama PT. Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT. Bank Mega Tbk S H A R E H O L D E R S PT. Mega Corpora 57.821

P. Bank OCBC NISP Tbk NISP

Bank OCBC NISP sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP merupakan bank tertua keempat di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP kemudian berkembang menjadi bank yang solid dan handal, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan Menengah UKM. Bank OCBC NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990 dan menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Reputasi Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan pertumbuhannya yang menjanjikan, telah menarik perhatian International Finance Corporation IFC, bagian dari Grup Bank Dunia, yang kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001 - 2010 dan dari OCBC Bank-Singapura yang kemudian menjadi Universitas Sumatera Utara pemegang saham Bank OCBC NISP dan akhirnya menjadi pemegang saham pengendali melalui serangkaian akuisisi dan penawaran tender sejak tahun 2004. OCBC Bank-Singapura saat ini memiliki saham sebesar 85.06 di Bank OCBC NISP. Profil pemegang saham pengendali: OCBC Bank Singapura merupakan bank lokal tertua di Singapura, dengan jaringan, kantor perwakilan serta perusahaan afiliasi di 15 negara dan teritori termasuk Singapura, Malaysia, Indonesia, Cina, Hong Kong, Brunei, Jepang, Australia, Inggris dan Amerika. Anak perusahaan OCBC Bank, Great Eastern Holding, adalah grup asuransi terbesar di Singapura dan Malaysia dalam hal aset dan pangsa pasar. Sedangkan anak perusahaan yang bergerak di bidang manajemen aset, Lion Global Investors, adalah salah satu perusahaan manajemen investasi swasta terbesar di Asia Tenggara. Informasi selengkapnya dapat diakses di www.ocbc.com S H A R E H O L D E R S OCBD Overseas Investment Pte Ltd 81.90

Q. Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

Didirikan pada tahun 1971, PaninBank telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tahun 1982, bank Indonesia pertama yang Go Public. Sejak awal manajemen berusaha untuk memberikan nilai bagi semua pemangku kepentingan melalui tiga aspek keseimbangan antara kehati-hatian dan pertumbuhan yang progresif. Universitas Sumatera Utara Sebuah basis modal yang kuat dan manajemen risiko yang bijaksana telah memungkinkan kita untuk menavigasi volatilitas ekonomi dan periode ketidakpastian. PaninBank salah satu bank Bahasa Indonesia sangat sedikit tidak direkapitalisasi oleh Pemerintah setelah Krisis Moneter 1998. Untuk mempertahankan posisi kompetitif kami, kami mengadopsi pendekatan progresif untuk bisnis. Tinggal dekat dengan basis pelanggan tumbuh dan ceruk pasar yang dipilih membantu kita memahami yang selalu berubah kebutuhan mereka sehingga solusi yang tepat waktu dapat diberikan untuk melayani mereka lebih baik. Moto PaninBank yang Selalu untuk Anda menekankan kehandalan dan konsistensi. Kuat modal PaninBank struktur dan strategi pertumbuhan terus diperkuat sebagai Bank fokus terhadap memperluas pasar komersial dan konsumen. Strategi bisnis ini jelas menunjukkan hasil positif sebagai momentum Bank keuntungan menuju sasaran menjadi kekuatan pendorong di industri perbankan Indonesia. Sampai dengan akhir September 2010, aktiva PaninBank yang sebesar Rp95.9 triliun, total simpanan Rp69.3 triliun, kredit yang beredar Rp54.5 triliun dan total Networth Rp11.4 triliun dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp27.5 triliun PaninBank beroperasi melalui anak 450 cabang dan peringkat sebagai bank terbesar ketujuh nasional dalam hal jumlah aset. Para pemegang saham saat ini Bank adalah pemegang saham pendiri, Panin Keuangan dengan 45, Votraint ANZ Banking Group of Australia pada 39 dan publik dengan 16. Universitas Sumatera Utara S H A R E H O L D E R S Panin Financial Tbk 44.68 Votraint No.1103 Pty Ltd 38.82 4.2 HASIL PENELITIAN

A. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Sebelum penulis sampai pada tahap analisis model maka penulis akan membahas secara deskriptif nilai variabel independen risiko sistematis, nilai tukar, dan suku bunga. 1. Deskripsi Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Tabel 4.1 Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011 dalam rupiah NO EMITEN TAHUN RATA- RATA 2007 2008 2009 2010 2011 1 BABP 107 89 85 119 130 106 2 BBCA 2944 3011 3791 5832 7319 4579,4 3 BBNI 1963 1105 1424 2730 3811 2206,6 4 BBNP 958 1426 1352 1228 1293 1251,4 5 BDMN 5395 3668 3589 5334 5593 4715,8 6 BEKS 43 41 50 97 132 72,6 7 BKSW 166 212 252 325 699 330,8 8 BMRI 3078 2609 3281 5675 6766 4281,8 9 BNGA 842 722 658 1133 1558 982,6 10 BNII 213 412 363 357 539 376,8 11 BNLI 882 769 633 1375 1611 1054 Universitas Sumatera Utara 12 BVIC 122 91 98 123 132 113,2 13 INPC 155 91 98 122 93 111,8 14 MAYA 550 1420 1536 1383 1002 1178,2 15 MEGA 1260 1353 1715 2422 321 1414,2 16 NISP 892 808 732 1160 1261 970,6 17 PNBN 647 678 660 1038 930 790,6 Sumber : Hasil Penelitian Februari 2012, diolah Tabel 4.1 ini menggambarkan bahwa variabel harga saham Y pada masing-masing perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 - 2011. Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pergerakan harga saham mengalami fluktuasi naik dan turun pada setiap tahun penelitian. Nilai Harga saham diambil dari harga saham penutupan Closing price pada setiap akhir hari transaksi yang dikalkulsikan menjadi rata-rata harga saham bulanan hingga rata- rata harga saham tahunan. Nilai rata-rata harga saham tertinggi dimiliki oleh Bank Central Asia Tbk. BBCA sebesar Rp 4579,4, sedangkan nilai rata-rata harga saham terendah dimiliki oleh Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS yaitu sebesar Rp 72,6. Universitas Sumatera Utara

2. Deskripsi Ri siko Sistematis β Pada Perusahaan Perbankan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Tabel 4.2 Ri siko Sistematis β Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011 NO EMITEN TAHUN RATA- RATA 2007 2008 2009 2010 2011 1 BABP -2,2944 1,1283 1,3564 1,1549 -1,4589 -0,02274 2 BBCA 0,7931 0,5406 0,8492 1,2793 1,1905 0,93054 3 BBNI 1,5007 1,6303 2,4361 1,1355 1,3561 1,61174 4 BBNP -2,0553 0,0006 -0,1561 0,0027 -0,0501 -0,45164 5 BDMN 0,7887 0,9954 2,0637 1,2218 3,2298 1,65988 6 BEKS -0,1652 0,3721 0,6596 -0,2071 3,4681 0,8255 7 BKSW -0,1745 -0,2272 0,4643 -0,4396 -1,943 -0,464 8 BMRI 1,6969 1,1453 1,2821 1,0624 2,2057 1,47848 9 BNGA 0,6030 1,31669 1,0245 -0,9841 1,2645 0,644918 10 BNII 1,2385 -0,3002 1,3941 -0,2849 0,8745 0,5844 11 BNLI 0,1856 0,7826 1,2837 2,1249 0,8376 1,04288 12 BVIC -0,0554 0,7020 -0,1722 0,9126 0,9583 0,46906 13 INPC -3,2493 -0,0096 0,2247 2,4612 0,2391 -0,06678 14 MAYA 0,4124 0,3938 -0,0016 0,4198 3,0953 0,86394 15 MEGA 0,6249 -0,4938 0,4176 0,0963 1,7071 0,47042 16 NISP 0,3325 -0,0926 -0,0164 1,4161 1,2909 0,5861 17 PNBN 0,9639 1,1228 1,1894 1,1187 0,3648 0,95192 Sumber : Hasil Penelitian Februari 2012, diolah Tabel 4.2 ini menggambarkan nilai variabel Ri siko Sistematis β pada masing-masing perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI dari periode tahun 2007-2011. Risiko sistematis merupakan resiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Risiko sistematis ini menggambarkan kepekaan suatu saham terhadap kondisi pasar secara umum. Pengukuran yang dilakukan terhadap 17 sampel perusahaan Perbankan selama periode penelitian, ditemukan adanya risiko sistematis dengan arah positif + maupun negatif -. Beberapa saham yang memiliki indeks beta positif menunjukkan bahwa ketika pasar mengalami kenaikan, maka harga saham Perbankan juga mengalami Universitas Sumatera Utara kenaikan. Sementara indeks beta negatif menunjukkan bahwa harga saham tersebut mengalami penurunan ketika harga pasar naik. Rata-rata nilai indeks beta yang bernilai positif paling besar dimiliki oleh Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN sebesar 1,65988. Hal ini menunjukkan bahwa saham BDMN merupakan saham yang paling sensitif terhadap perubahan harga pasar. Sedangkan rata-rata terbesar yang bernilai negatif dimiliki oleh Bank Kesawan Tbk BKSW sebesar -0,464, yang menandakan bahwa BKSW merupakan saham yang kurang sensitif terhadap perubahan harga pasar dan menunjukkan bahwa pada saat harga pasar naik maka harga saham akan turun, sebaliknya apabila harga pasar turun maka harga saham akan naik. Universitas Sumatera Utara 3. Deskripsi Nilai Tukar Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Tabel 4.3 Nilai Tukar Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011 dalam jutaan rupiah NO EMITEN TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 1 BABP 2,258 0,198 0,485 1,339 -9,236 2 BBCA 631,614 463,186 655,322 933,116 1232,655 3 BBNI 98,187 126,132 239,130 451,379 661,828 4 BBNP 3,483 3,089 2,824 5,224 7,764 5 BDMN 231,492 157,863 147,534 328,26 393,006 6 BEKS 0,077 -3,303 -12,984 -9,755 -16,779 7 BKSW 0,684 0,3211 0,3839 0,1334 0,704 8 BMRI 475,255 548,159 688,844 1031,05 1446,657 9 BNGA 164,940 69,973 150,961 280,416 362,004 10 BNII 38,581 48,358 -3,944 58,44 76,469 11 BNLI 54,567 46,678 46,224 111,26 131,822 12 BVIC 5,418 3,638 4,451 11,753 21,353 13 INPC 1,647 2,256 4,029 9,207 11,443 14 MAYA 4,455 4,226 3,956 8,468 19,516 15 MEGA 56,940 51,762 51,740 104,742 122,305 16 NISP 27,346 32,698 41,96 46,072 85,762 17 PNBN 93,193 72,364 88,114 142,345 232,254 Sumber : Hasil Penelitian Februari 2012, diolah Tabel 4.3 menggambarkan nilai variabel nilai tukar yang telah dikaitkan atau dihubungkan dengan gross profit masing-masing perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2011 yang diperoleh berdasarkan laporan keuangan perusahaan setiap tahunnya dengan rata-rata nilai tukar tahunan Indonesia terhadap dolar US US. Nilai tertinggi dari nilai tukar dimiliki oleh Bank Mandiri Persero Tbk BMRI Rp 1446,657 juta sedangkan nilai rata-rata terendah dimiliki oleh Bank Kesawan Tbk BKSW sebesar Rp 0,704 juta. Universitas Sumatera Utara 4. Deskripsi Suku Bunga Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Tabel 4.4 Suku Bunga Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011 dalam jutaan rupiah NO EMITEN TAHUN RATA- RATA 2007 2008 2009 2010 2011 1 BABP 499631 5013758 462307 516529 439329 1386310,8 2 BBCA 16990441 192725903 18199295 18840318 22317090 53814609,4 3 BBNI 14284119 161504190 14895054 14003015 17187956 44374866,8 4 BBNP 297661 2908600 252178 309847 394124 832482 5 BDMN 6728583 83369937 5912761 6473840 7639243 22024872,8 6 BEKS 116075 1217259 105267 84828 363860 377457,8 7 BKSW 11380 117425 155104 156766 177741 123683,2 8 BMRI 24934454 284286473 25691261 26500793 29700787 78222753,6 9 BNGA 7280884 81356111 6851694 8437802 9766801 22738658,4 10 BNII 4268127 44917066 3971018 4398630 5722304 12655429 11 BNLI 3038902 43095125 3654176 4278932 6065956 12026618,2 12 BVIC 418426 4419257 481170 621540 696851 1327448,8 13 INPC 915962 10339768 1034555 1040561 1186446 2903458,4 14 MAYA 303857 3955557 474503 560227 742724 1207373,6 15 MEGA 2749298 27735769 2594118 3069998 3752747 7980386 16 NISP 2201638 26543350 2353443 2596250 3503456 7439627,4 17 PNBN 3882965 48261520 4734044 6216312 7163385 14051645,2 Sumber : Hasil Penelitian Februari 2012, diolah Tabel 4.4 menggambarkan nilai variabel suku bunga yang dikaitkan dengan hutang masing-masing perusahaan perbankan di BEI kepada pihak ketiga liabilities. Sehingga akan didapat perubahan tingkat suku bunga yang berbeda dari masing-masing perusahaan pada periode 2007-2011. Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sukubunga yang dipublikasikan Bank Indonesia. Rata-rata nilai variabel suku bunga tertinggi dimiliki oleh Bank Mandiri Persero Tbk BMRI sebesar Rp 78.222.753,6 juta, sedangkan nilai variabel suku bunga terendah dimiliki oleh Bank Kesawan Tbk BKSW sebesar Rp 123.683,2 juta. Universitas Sumatera Utara

B. Analisis Statistik

Persamaan yang dibangun harus memenuhi asumsi dasar: data berdistribusi normal, tidak terjadi gejala multikolinearitas, tidak ada gejala autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Agar model persamaan regresi linier berganda memberikan hasil yang representative sesuai kriteria Best, Linier, Unbiased, Estimated BLUE, maka dilakukan uji asumsi dasar klasik sebelum model tersebut digunakan untuk mengajukan hipotesis yang diajukan. Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

I. Uji Asumsi Klasik A. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian bisa digeneralisasikan pada populasi. Dalam pandangan statisitik itu sifat dan karakterisitik populasi adalah terdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00, April 2012 Gambar 4.1 Histogram Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel terikat yaitu Harga Saham mempunyai distribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Cara lain untuk menguji normalitas data dengan grafik adalah dengan melihat penyebaran data titik pada garis diagonal dari grafik normalitas Normal P-P Plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Namun jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Pada Normal P-P Plot Gambar 4.2 terlihat titik-titik Universitas Sumatera Utara yang tersebar mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00, April 2012 Gambar 4.2 Normal P-P Plot Untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov yakni dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Pada Tabel 4.5, pengujian normalitas residual menunjukkan bahwa model regresi sudah Universitas Sumatera Utara memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,958 yang berada di atas 0,05. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 59 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .72533252 Most Extreme Differences Absolute .066 Positive .045 Negative -.066 Kolmogorov-Smirnov Z .509 Asymp. Sig. 2-tailed .958 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

B. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linier antara variabel bebas. Variabel bebas yang digunakan yakni risiko sistematis, nilai tukar, dan suku bunga. Hasil pengujian multikolinearitas dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 4.255 1.158 3.673 .001 Nilai_Tukar .507 .068 .840 7.484 .000 .476 2.101 Risiko_Sistematis -.223 .075 -.246 -2.972 .004 .877 1.140 Suku_Bunga .033 .085 .042 .383 .703 .493 2.028 a. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber: Hasil olahan SPSS Tabel 4.6 menunjukkan semua variabel independen memiliki angka VIF tidak lebih dari 10 VIF 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,10. Oleh karena hasil pengujian model regresi tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikoliner dalam model regresi. Hal ini berarti bahwa semua variabel independen tersebut layak digunakan sebagai prediktor.

C. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pemgamatan lain tetap, maka disebut homokesdastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heterokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar scatter plot. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Olahan SPSS Gambar 4.3 Scatterplot Standardized Predicted Value Pada gambar 4.3 di atas terlihat penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heterokedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini. Untuk memperoleh tingkat uji heterokedastisitas yang lebih signifikan, maka dalam penelitian ini juga dilakukan uji glesjer Apabila signifikasnsi dari variabel bebas lebih besar dari taraf nyata, maka dianggap tidak terjadi masalah heterokedastisitas, dan begitu juga sebaliknya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan table 4.7 berikut ini diperoleh nilai signifikansi variabel risiko sistematis, nilai tukar, dan suku bunga lebih besah dari taraf nyata α = 5 . Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam model regresi ini. Tabel 4.7 Hasil Uji Park Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.821 3.003 1.272 .209 Nilai_Tukar -.064 .176 -.068 -.366 .716 Risiko_Sistematis .157 .194 .110 .808 .423 Suku_Bunga -.344 .220 -.285 -1.563 .124 a. Dependent Variable: Lnu2i Sumber: Hasil olahan SPSS

D. Uji Autokorelasi

Dalam Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Dalam penelitian ini digunakan uji Durbin – Watson untuk menguji ada tidaknya problem autokorelasi. Menurut Situmorang dan Lufti 2011:126, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorlasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil Durbin-Watson Test Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .819 a .670 .652 .74485 1.965 a. Predictors: Constant, Suku_Bunga, Risiko_Sistematis, Nilai_Tukar b. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00, April 2012 Pada hasil output Tabel 4.8 diatas maka dapat diketahui bahwa nilai d yaitu sebesar 1,747. Nilai d dibandingkan dengan nilai dl dan du pada n= 85 dan k adalah jumlah variabel bebas, dimana: d= 1,965 dl= 1,4745 du= 1,6875 Sesuai dengan Tabel 3.3 pada Bab 3, maka apabila du d 4-du, dapat disimpukan bahwa modelregresi tidak terkena aotuokorelasi positif maupun negatif du d 4-du 1,69 1,96 2,31 Universitas Sumatera Utara

II. Analisis Regresi Linear Berganda

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linear berganda. Regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui variabel bebas yaitu risiko sistematis, nilai tukar dan suku bunga. Tabel 4.9 Hasil Estimasi Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.255 1.158 3.673 .001 Nilai_Tukar .507 .068 .840 7.484 .000 Risiko_Sistematis -.223 .075 -.246 -2.972 .004 Suku_Bunga .033 .085 .042 .383 .703 a. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00, April 2012 Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu persamaan regresi liner berganda sebagai berikut: Y= 4,255 - 0,223X 1 + 0,507X 2 + 0,033X 3 + e Dimana: Y = Harga Saham a = konstanta X 1 = Risiko Sistematis X 2 = Nilai Tukar X 3 = Suku Bunga e = error Universitas Sumatera Utara Persamaan regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas risiko sistematis, nilai tukar dan suku bunga terhadap variabel terikat harga saham secara simultan maupun secara parsial yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti. Hasil regresi berganda dapat disimpulakn sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 4,255 menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel independent atau bebas risiko sistematis, nilai tukar dan suku bunga maka harga saham perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam perbankan di Bursa Efek Indonesia sebesar 4,255 . b. Risiko Sistematis yang diukur melalui indeks beta β mempunyai nilai sebesar - 0,223 menyatakan bahwa apabila harsa saham perbankan naik Rp 1 maka β harga saham perbankan turun sebesar 0,223 dan sebaliknya. c. Nilai tukar mempunyai nilai sebesar 0,507 menyatakan bahwa apabila harga saham perusahaan perbankan naik Rp 1 maka nilai tukar yang dikaitkan dengan gross profit akan naik sebesar 0,507. d. Suku bunga mempunyai nilai sebesar 0,033, menyatakan bahwa apabila suku bunga yang dikaitkan dengan hutang masing-masing perusahaan kepada pihak ketiga liabilities naik sebesar 0,033 maka harga saham akan naik sebesar Rp 1 dan sebaliknya apabila harga saham turun Rp 1 maka nilai tukar akan turun sebesar 0,033. Suku bunga mempunyai hubungan positif terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara

C. Pengujian Hipotesis 1. Uji Serempak Uji –F

Uji-F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara risiko sistematis, nilai tukar dan suku bunga terhadap harga saham perusahaan perbankan di BEI dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada α = 5 dapat dilihat pada Tabel 4.10. Jika F hitung F tabel , maka H diterima atau H a ditolak, sedangkan jika F hitung F tabel, H ditolak atau H a diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H ditolak dan H a diterima Situmorang dan Lufti, 2011:156. Tabel 4.10 Hasil Uji Simultan Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 62.020 3 20.673 37.262 .000 a Residual 30.514 55 .555 Total 92.534 58 a. Predictors: Constant, Suku_Bunga, Risiko_Sistematis, Nilai_Tukar b. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00, April 2012 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara variabel risiko sistematis, nilai tukar dan suku bunga terhadap harga saham pada industri perbankan di Indonesia selama periode 2007-2011 karena F hitung = 37,272 lebih besar daripada F tabel =2,761 pada tingkat signifikansi 0,05. Maka H ditolak dan H a diterima, artinya secara simultan risiko sistematis, nilai tukar dan suku bunga mempengaruhi terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara Selain itu, pengaruh signifikan semua variabel bebas terhadap variabel terikat juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai signifikansi pada hasil pengolahan data dengan tingkat signifikan 0,05. Apabila signifikansi pada Tabel 4.10 lebih kecil dari 0,05, maka terdapat pengaruh signifikan semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai sig tabel 0,000 a lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05, sehingga H ditolak dan H a diterima, artinya secara simultan variabel risiko sistematis, nilai tukar dan suku bunga berpengaruh terhadap harga saham.

2. Uji Parsial Uji-t

Uji signifikansi Parsial Uji-t dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas secara parsial atau terpisah mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel risiko sitematis, nilai tukar dan suku bunga terhadap harga saham selama periode 2007-2011, yaitu dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada tingkat signifikan 0,05. Nilai t hitung dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.255 1.158 3.673 .001 Nilai_Tukar .507 .068 .840 7.484 .000 Risiko_Sistematis -.223 .075 -.246 -2.972 .004 Suku_Bunga .033 .085 .042 .383 .703 a. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00, April 2012 Universitas Sumatera Utara Dalam Uji t, suatu variabel bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat jika: t hitung t tabel dan t tabel -t hitung , pada α = 0.05 Dan variabel bebas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat jika: -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, pada α = 0.05 Sehingga berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa: a. Risiko Sitematis Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial antara risiko sitematis terhadap harga saham perbankan di BEI periode 2007-2011, karena t tabel -t hitung yaitu 2,004 -2,972 t tabel diperoleh dari tabel t pada tingkat signifikansi 5 dengan derajat kebebasan df=n- k, dimana n=59, k=4. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa risiko sistematis yang diukur melalui indeks beta berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham perbankan di BEI periode tahun 2007-2011 secara parsial. Hasil penelitian ini sejalan dengan Pane tahun 2009. b. Nilai Tukar Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara nilai tukar terhadap harga saham perbankan di BEI periode 2007-2011, karena t hitung t tabel yaitu 7,484 2,004. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa nilai tukar berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perbankan di BEI periode tahun 2007-2011 secara parsial. Hasil penelitian ini sejalan dengan Pane dan Setio tahun 2009. Universitas Sumatera Utara c. Suku Bunga Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan secara parsial antara suku bunga terhadap harga saham perbankan di BEI periode 2007-2011, karena t hitung ≤ t tabel yaitu 0,383 2,004 t tabel diperoleh dari tabel t pada tingkat signifikansi 5 dengan derajat kebebasan df=n-k, dimana n=59, k=4. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa suku bunga berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham perbankan di BEI periode tahun 2007-2011 secara parsial yang menunjukkan bahwa dalam periode penelitian, naik turunnya suku bunga tidak mempengaruhi pergerakan harga saham secara signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Pane tahun 2009.

3. Uji Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Range nilai dari R 2 adalah 0-1 ≤R 2 ≤1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik Situmorang dan Lufti, 2011:154. Koefisien determinasi terlihat pada Tabel 4.15 mengindikasikan kemampuan persamaan regresi berganda untuk menunjukkan tingkat penjelasan model terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .819 a .670 .652 .74485 a. Predictors: Constant, Suku_Bunga, Risiko_Sistematis, Nilai_Tukar b. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber: Hasil Olahan SPSS 17, April 2012 Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa: a. R = 0,819 berarti hubungan antara risiko sistematis, nilai tukar, dan suku bunga terhadap harga saham sebesar 81,9, artinya hubungannya sangat erat. Sedangkan 18,1 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Hubungan Antar Variabel Nilai Interprestasi 0,0 – 0,19 Sangat tidak erat 0,2 – 0,39 Tidak erat 0,4 – 0,59 Cukup erat 0,6 – 0,79 Erat 0,8 – 0,99 Sangat erat Sumber: Situmorang dan Lufti 2011: 155 b. R Square sebesar 0,670 berarti 67 faktor harga saham dapat dijelaskan oleh variabel risiko sistematis, nilai tukar dan suku bunga. Sedangkan sisanya 23 dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. c. Adjusted R Square sebesar 0,652 berarti 65,2 faktor harga saham dapat dijelaskan oleh risiko sistematis, nilai tukar dan suku bunga. Sedangkan Universitas Sumatera Utara sisanya 34,8 dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. d. Standard Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi. Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 0,744. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.3 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia

1 42 108

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

0 42 84

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

0 5 11

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

0 5 11

TINGKAT INFLASI , SUKU BUNGA ,NILAI TUKAR ,DAN BETA SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI.

0 3 17

ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI Rate Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Di BEI 2011-2013).

0 2 15

ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI Rate Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Di BEI 2011-2013).

0 2 12

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Perhotelan Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indon

0 2 15

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Perhotelan Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indo

1 3 18

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8