2.3 Kerangka Konseptual
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan
perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Dalam manajemen investasi modern dikenal pembagian risiko total investasi ke dalam dua jenis
risiko, yaitu risiko sistematik dan risiko nonsistematik. Risiko sistematik merupakan risiko yang tidak dapat dieliminasi oleh diversifikasi.
Risiko sistematik merupakan risiko dari sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap risiko pasar, dan dapat diukur dengan koefisien beta. Beta suatu sekuritas
adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan harga pasar sekuritas. Semakin tinggi tingkat beta, semakin
tinggi pula risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi.
Risiko sistematis diukur melalui indeks beta. Indeks beta adalah angka yang menunjukkan tingkat sensitivitas suatu saham terhadap kondisi pasar
secaraumum atau mengukur sampai sejauh mana harga saham individual berfluktuasi bersamaan dengan berfluktuasinya harga pasar
Selain itu beberapa faktor juga dapat mempengaruhi harga saham yaitu profitabilitas, suku bunga, inflasi, nilai tukar, tingkat pengangguran, transaksi
berjalan, dan defisit anggaran. Variabel yang dimasukkan dalam penelitian hanya nilai tukar dan suku bunga.
Nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang negara lain ditentukan oleh hukum pasar melalui kekuatan permintaan dan penawaran. Jika fluktuasi nilai
tukar uang yang tidak telalu tinggi, hubungan perubahan nilai tukar terhadap harga saham adalah positif. Namun, apabila nilai tukar mengalami depresiasi
Universitas Sumatera Utara
atau apresiasi maka hubungan nilai tukar dengan harga saham adalah negatif. Dengan kondisi keadaan ekonomi global yang sedang krisis otomatis pergerakan
kurs semakin melonjak tajam yang sekaligus memberi dampak terhadap pasar modal.
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris paribus, artinya jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan
turun, ceteris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham akan naik. Berdasarkan hukum permintaan-penawaran, jika banyak pihak
menjual saham, cateris peribus, maka harga saham akan turun. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
sebelumnya, maka variabel yang mempengaruhi harga saham yang digunakan dalam penelitian ini antara lain risiko sistematis, nilai tukar, dan suku bunga.
Kerangka konseptual dapat digambarkan pada Gambar 2.1:
Sumber : Bodie et al, 2006 diolah penulis
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Risiko Sistimatis X
1
Harga Saham Y
Nilai Tukar X
2
Suku Bunga X
3
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis