Komponen-Komponen Perilaku Asertif Asertivitas

2 Personal Inadequacy Ketidakcakapan secara personal Ketidakcakapan personal ini bisa karena ada masalahkonflik. Gejala seperti ini berawal dari pengalaman traumatic atau penolakan dari orang tua, misalnya ibu, atau masalah yang sedang dihadapi sekarang misalnya penolakan dari teman sebaya, kegagalan berulang-ulang dalam prestasi sekolah. 3 Perilaku yang telah dipelajari Tiap orang dalam hidupnya mempelajari perilaku tertentu, misalnya ada orang yang dalam keluarganya diajarkan untuk bersikap asertif sejak kecil, bisa jadi di keluarga lain tidak. Terbentuknya perilaku asertif pada seseorang umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor yang sifatnya kompleks. Menurut Sunardi 2010:2 seperti: 1 pola asuh dan harapan orang tua, 2 faktor kebudayaan, 3 sosial ekonomi, 4 status, 5 harga diri, 6 dan cara berfikir yang ditumbuhkan atau yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dari kedua pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa berkembangnya perilaku asertif dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dialami individu dalam lingkungan sepanjang hidupnya. Oleh karena itu pengalaman, pola asuh orang tua, kebudayaan, tingkat pendidikan, situasi dan kondisi, dapat menentukan mampu tidaknya seseorang berperilaku asertif.

2.2.4 Komponen-Komponen Perilaku Asertif

Di dalam perilaku asertif kita tidak hanya dapat mengungkapkan perasaan atau keinginan secara lugas dan terbuka namun didasari oleh beberapa komponen yang tidak bisa terlepaskan dari pengertian dasar perilaku asertif. Menurut Eisler, Miller Hersen, Johnson Pinkton dalam Marini dan andriani, 2005:47 ada beberapa komponen dari asertivitas, antara lain adalah: 1 Compliance Berkaitan dengan usaha seseorang untuk menolak atau tidak sependapat dengan orang lain. Yang perlu ditekankan di sini adalah keberanian seseorang untuk meng atakan “tidak” pada orang lain jika memang itu tidak sesuai dengan keinginannya. 2 Duration of reply Merupakan lamanya waktu bagi seseorang untuk mengatakan apa yang dikehendakinya, dengan menerangkannya kepada orang lain. Menurut eisler dkk dalam marini dan andriani, 2005:47 mengemukakan bahwa orang yang tingkat asertifnya tinggi memberikan respon yang lebih lama dalam arti lamanya waktu yang digunakan untuk berbicara daripada orang yang tingkat asertifnya rendah. 3 Loudness Berbicara dengan lebih keras biasanya lebih asertif, selama seseorang itu tidak berteriak. Berbicara dengan suara yang jelas merupakan cara yang terbaik dalam berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. 4 Request for new behavior Meminta munculnya perilaku yang baru pada orang lain, mengungkapkan tentang fakta atau perasaan dalam memberikan saran kepada orang lain, dengan tujuan agar situasi berubah sesuai dengan apa yang kita inginkan. 5 Affect Afek berarti emosi; ketika seseorang berbicara dalam keadaan emosi maka intonasi suaranya akan meninggi. Pesan yang disampaikan akan lebih asertif jika seseorang berbicara dengan fluktuasi yang sedang dan tidak berupa respons yang monoton ataupun respons yang emosional. 6 Latency of response Jarak waktu antara akhir ucapan seseorang sampai giliran kita untuk mulai berbicara. Kenyataan bahwa adanya sedikit jeda sesaat sebelum menjawab secara umum lebih asertif daripa yang tidak terdapat jeda. 7 Non verbal behavior Komponen-komponen non verbal dari asertivitas antara lain: a. Kontak mata b. Ekspresi muka c. Jarak fisik d. Sikap badan e. Isyarat tubuh

2.2.5 Manfaat Perilaku Asertif