b. Tidak cemas, maksudnya dalam menjalani kehidupan dan
berkomunikasi selalu bersemangat dan mereka siap menghadapi situasi yang penuh tekanan tanpa rasa takut.
c. Berprinsip kuat, artinya mereka mempunyai pandangan yang positif
dalam berkomunikasi antar pribadi. d.
Tidak mudah dipengaruhi atau tidak mudah dibujuk walaupun yang membujuk adalah teman atau atasan mereka.
Dari kedua pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan tentang ciri- ciri individu yang asertif adalah sebagai berikut:
1 Mampu menolak permintaan yang dianggap tidak masuk akal serta tidak
mudah terbujuk oleh orang lain. 2
Mampu untuk berkomunikasi secara terbuka, langsung, jujur, terusterang sebagaimana mestinya.
3 Mampu menyatakan perasaan secara jelas, tegas, jujur, apa adanya dan
sopan. 4
Mudah berkomunikasi.
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Asertivitas
Sebenarnya orang-orang yang tidak asertif ini tahu tentang apa yang seharusnya mereka lakukan ketika berada dalam posisi yang mengharuskan ia
berkata apa adanya. Namun mereka memiliki perasaan bahwa jika perasaan itu atau hal-hal tersebut diekspresikan maka orang lain akan membenci dirinya.
Umumnya hal itu terjadi karena faktor belajar dan pengalaman. Menurut Sugiyo 2005:106 ada tiga teori yang bisa menjelaskan faktor
penyebab seseorang menjadi asertif atau tidak asertif, yaitu:
1 Innateness Pembawaan yang halus
Maksudnya bahwa tiap individu mempunyai perbedaan dalam hal kepekaan untuk mengutarakan uneg-uneg dikarenakan pembawaan
yang halus.
2 Personal Inadequacy Ketidakcakapan secara personal
Ketidakcakapan personal ini bisa karena ada masalahkonflik. Gejala seperti ini berawal dari pengalaman traumatic atau penolakan dari
orang tua, misalnya ibu, atau masalah yang sedang dihadapi sekarang misalnya penolakan dari teman sebaya, kegagalan
berulang-ulang dalam prestasi sekolah.
3 Perilaku yang telah dipelajari
Tiap orang dalam hidupnya mempelajari perilaku tertentu, misalnya ada orang yang dalam keluarganya diajarkan untuk bersikap asertif
sejak kecil, bisa jadi di keluarga lain tidak.
Terbentuknya perilaku asertif pada seseorang umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor yang sifatnya kompleks. Menurut Sunardi 2010:2 seperti: 1 pola
asuh dan harapan orang tua, 2 faktor kebudayaan, 3 sosial ekonomi, 4 status, 5 harga diri, 6 dan cara berfikir yang ditumbuhkan atau yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dari kedua pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
berkembangnya perilaku asertif dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dialami individu dalam lingkungan sepanjang hidupnya. Oleh karena itu pengalaman, pola
asuh orang tua, kebudayaan, tingkat pendidikan, situasi dan kondisi, dapat menentukan mampu tidaknya seseorang berperilaku asertif.
2.2.4 Komponen-Komponen Perilaku Asertif