hasil tersebut selanjutnya instrumen disusun kembali dengan jumlah pernyataan 55 butir yang terbukti valid.
3.8.2 Hasil Reliabilitas Instrumen Skala asertivitas
Menurut Sugiyono 2010:364 suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau
peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.
Instrumen dikatakan reliabel apabila r
hitung
r
tabel
. Berdasarkan perhitungan uji coba instrumen dengan menggunakan rumus alpha, reliabilitas
diperoleh r
11
= 0, 649 dan tabel r
tabel
= 0,396. Karena r
11
r
tabel
maka instrumen ini dapat dikatakan reliabel. Dapat disimpulkan bahwa skala asertivitas yang telah
diuji cobakan tersebut reliabel. Dengan demikian skala asertivitas sudah baik untuk digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian.
3.9 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data telah terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:
mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan Sugiyono, 2010:333. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu untuk mengetahui dapatkah
asertivitas ditingkatkan
melalui layanan
bimbingan kelompok,
maka
menggunakan rumus uji Wilcoxon. Menggunakan uji wilcoxon, karena dalam penelitian ini ditujukan menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berarti
menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan. Sampel yang berpasangan pada penelitian ini berupa
satu sampel yang diukur dua kali, sebelum diberi treatment dan sesudah diberi treatment.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wilcoxon Match Pairs test karena penelitian ini ditujukan untuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel yang berpasangan, artinya menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan
atau berkolerasi. Sampel berpasangan merupakan sampel yang diukur dua kali yaitu sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari 10 siswa anggota kelompok eksperimen dan 10 siswa anggota kelompok kontrol, artinya sampel berpasangan yang kurang dari 25
sehingga perhitungannya menggunakan tabel penolong untuk tes wilcoxon dengan mencari skor jenjang perbedaan post test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Berikut ini merupakan tabel penolong untuk tes wilcoxon.
Tabel 3.9 Tabel Penolong untuk Tes Wilcoxon
No.Sampel Responden
X
A1
X
B1
Beda Tanda Jenjang
X
B1
- X
A1
Jenjang +
- Jumlah
T Sugiyono, 2006: 133
Keterangan: X
A1
: Post test kelompok kontrol
X
B1
: Post test kelompok eksperimen Kesimpulan yang diambil menggunakan taraf signifikansi 5 dengan
ketentuan :
1. Apabila jumlah jenjang terkecil T
maka ditolak dan
diterima 2.
Apabila jumlah jenjang terkecil T maka
diterima dan ditolak,
dengan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif
sebagai berikut: : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai post test kedua kelompok sampel
: Ada perbedaan yang signifikan antara nilai post test kedua kelompok sampel
Ketentuan tersebut bermakna jika jumlah jenjang terkecil hasil perhitungan tabel penolong untuk uji Wilcoxon lebih kecil dari harga tabel maka
maka kondisi tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sehingga dapat disimpulkan bahwa asertivitas siswa dapat
ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Kondisi tersebut apabila dapat dipenuhi maka hipotesis penelitian ini yaitu “Asertivitas Siswa Kelas IX SMP N 1
Kandeman Kabupaten Batang dapat Ditingkatkan Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
” diterima.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian beserta analisis data dan pembahasan mengenai upaya meningkatkan asertivitas melalui layanan bimbingan
kelompok pada siswa kelas IX SMP N 1 Kandeman Kabupaten Batang. Berikut ini akan dipaparkan pelaksanaan penelitian, hasil, dan pembahasan.
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa kelas IX SMP N 1 Kandeman kelas IX B, C, D, E, F, G, H yang berjumlah 280 siswa. Kelas IX A
tidak dijadikan sebagai populasi karena kelas IX A digunakan untuk Try Out uji validitas instrumen. Pre test dilaksanakan di kelas IX B, IX C, IX D, IX E, IX F,
IX G, dan IX H dengan menggunakan skala asertivitas. Kemudian dari hasil analisis pre test peneliti mengambil sampel secara random acak dari populasi
yang ada berdasarkan kategori siswa yang memiliki asertivitas sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, dan diambil 20 siswa, 10 siswa untuk
kelompok eksperimen dan 10 siswa lagi untuk kelompok kontrol. Sebelum
melaksanakan kegiatan
bimbingan kelompok
peneliti mengadakan kontrak waktu, tempat, serta banyaknya pertemuan. Pelaksanaan
penelitian mengenai upaya meningkatkan asertivitas melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas IX SMP N 1 Kandeman Kabupaten Batang dimulai
70