Mendeskripsikan kemenarikan modul pembelajaran tari piring dua belas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Property Piring

Tari piring dua belas merupakan tari tradisional yang berkaitan dengan gawi adat masyarakat Lampung. Tarian ini emmanfaatkan property sebagai medianya. Sesuai dengan namanya, property yang digunakan berupa piring. Oleh Karena itu, tarian ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dan membutuhkan konsentrasi para penarinya.

1. Property

Property tidak semata-mata menyangkut bahan pokok ekonomi, tetapi semua komoditi, yaitu objek-objek yang dianggap memiliki nilai. Ia tidak hanya menyangkut peruntukan dan pembagian barang-barang yang sudah ada, tetapi juga cara-cara peruntukan barang yang baru dibuat, dan “langkah-langkah pengalihan” yang meliputi perubahan-perubahan dalam keterkaitan objek pada peranan-peranan social Hokin, 1957: 300. Dalam organisasi hubungan-hubungan property, para anggota masyarakat harus berhadapan dan dibatasi oleh tiga faktor pokok yang merupakan lapangan tempat semua manusia hidup: watak psikologis manusia, ekosistem dan kesinambungan temporal Franz von, 2000: 37. Dalam cara yang paling umum, property merujuk pada semua perangkat yang mengatur hubungan-hubungan para anggoka masyarakat dengan harta benda mereka yang berharga. Kategori objek-objek property ditafsirkan sebagai ‘satuan-satuan orang barang” “man-thing units” Bohannan, 1963: 102, mereka tidak menyatakan hak-hak dan kewajiban, hubungan-hubungan khusus yang melekat pada objek-objek property itu. Menurut perumusannya, harato pusako adalah property bersama sebuah kelompok matrilineal, sebuah jurai. Jurai yang memegang harato pusako bersama itu dapat jurai dalam ukuran apa saja, sampai pada buah gadang Franz Von, 2000: 188.

2. Piring

Peneu di dalam bahasa Indonesia dapat diartikan piring. Masyarakat menyebutnya capah sedangkan di masyarakat Aneuk Jamee disebut cobek. Peneu bentuknya seperti piring dan ukurannyapun sebesar piring, sebagai bahan bakunya untuk membuat peneu dipergunakan tanah liat. Fungsinya yang paling utama dipergunakan sebagai piring tempat makan Nasrudin, 1993: 77.