Penyajian Materi TINJAUAN PUSTAKA

akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. 2. Teori-teori Belajar Teori belajar selalu bertolak dari sudut pandang psikologi belajar dengan tiga aliran besarnya yaitu psikologi behaviorisme, psikologi kognitif, dan psikologi humanistik Karwono dan Mularsih, 2010 : 41. Namun, pada praktiknya berkembang pula teori belajar yang inovatif seperti teori belajar konstruktivisme, dan teori pengolahan informasi. Rujukan dalam penelitian ini adalah teori behaviorisme, teori kognitif, teori konstruktivisme, teori humanistik, teori belajar mandiri, dan teori seni tari. 1. Teori Behaviorisme Teori behaviorisme dengan menggunakan hubungan stimulus-respon. Teori ini lebih menekankan pada tingkah laku manusia dan memandang individu sebagai makhluk relatif yang memberi respon pada lingkungan. Pengalaman dan latihan akan membentuk perilaku mereka. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behaviorisme adalah penguatan reinforcement dan hukuman punishment. Jika penguatan ditambahkan positif reinforcement respon yang diharapkan semakin kuat. Tokoh penting dalam teori ini behaviorisme ini antara lain adalah Pavlov, Skinner, Throndike, dan E.R.Ggutheir Karwono dan Mularsih, 2014:41. Dapat disimpulkan hubungan stimulus-respon dalam penelitian ini adalah pemberian materi tari piring dua belas khususnya makna property piring pada siswa kemudian respon terhadap property piring tersebut dalam pembelajaran tari piring dua belas. 2. Teori Kognitif Teori belajar kognitif menekankan bahwa belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia, dimana proses tersebut tidak dapat diamati. Belajar bukan hanya sekedar interaksi antara stimulus dan respon, melainkan melibatkan aspek psikologis mental, emosi, dan presepsi dalam memproses informasi yang tampak, yang menyebabkan orang memberikan respon terhadap sebuah stimulus belajar. Menurut teori kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu yang dilakukan secara aktif oleh pembelajar dan belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi. Informasi yang masuk ke dalam syaraf pusat tersebut kemudian direkam dan disimpan dalam memori jangka pendek dalam waktu yang amat singkat. Penyimpanan dalam waktu singkat ini juga mengalami pemrosesan, yaitu sebagian informasi yang tidak bermakna hilang dari sistem informasi tidak berhasil dikodekan dan yang bermakna diproses lebih lanjut dikodekan. Proses pereduksian ini juga dikenal dengan persepsi selektif. Informasi jangka pendek yang diproses dalam bentuk kode-kode ini ditransformasi kedalam memori jangka panjang. Saat transformasi, informasi terbaru terintegrasi dengan informasi-informasi yang lama yang sudah tersimpan dalam memori jangka panjang kemudian disiapakan untuk dapat digunakan dikemudian hari. Tokoh teori belajar kognitif diantaranya adalah Piaget dengan teori perkembangan kognitif, Vygotsky dengan teori perkembangan kognitif sosial, Bandura dengan teori kognitif sosial melalui belajar dan pengamatan, Brunner dengan teori discovery, dan Ausebel dengan teori kebermaknaan Karwono dan Mularsih, 2010:61. Penggunaan teori kognitif pada penelitian ini adalah setelah siswa menerima masukan dan materi dari