Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Landasan teori

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kelompok tani padi sawah untuk mengetahui peranan kelompok tani didalam peningkatan pendapatan petani padi sawah di daerah penelitian.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang perlu diteliti sebagai berikut: 1. Seberapa besar peranan kelompok tani dalam usahatani padi sawah di Desa Percut,Kecamatan, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang? 2. Berapa besar pendapatan usaha tani padi sawah di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang? 3. Bagaimana hubungan antara peranan kelompok tani dengan pendapatan usahatani padi sawah di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peran kelompok tani terhadap peningkatan pendapatan petani padi sawah. 2. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan petani padi sawah di Desa Percut kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang 3. Untuk menganalisis hubungan antara kelompok tani dengan pendapatan kelompok tani padi sawah di desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi bagi pihak kelompok tani yang ada di desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. 2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan kelompok tani di desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliu Serdang. 3. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. BAB II TINJAUAN PUSATAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1. Padi sawah Padi Oryza sativa merupakan tanaman semusim yang sangat bermanfaat di Indonesia karena menjadi bahan makanan pokok. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Bila didataran tinggi kita mengenal padi gogo, maka didataran rendah kita mengenalnya dengan padi sawah.Umumnya padi dapat dibudidayakan sampai pada ketinggian 1.200 m dpl. Nabilussalam, 2011. Di Indonesia dikenal lebih dari 1000 jenis padi. Jumlah yang banyak itu disebabkan adanya perkawinan silang dari beberapa jenis padi dalam rangka peningkatan hasil. Secara garis besar tanaman padi dibedakan dalam 2 jenis sebagai berikut: 1. Padi beras, yaitu tanaman padi yg dijadikanan beras. Beras dapat ditanak menjadi nasi dan sebagai makanan pokok. 2. Padi ketan, Setalah dijadikan beras tidak digunakan sebagai makanan pokok, tetapi diolah menjadi bermacam- macam makanan ringan, misal jadah, jenang, tape ketan,menurut cara bertananmnya, padi beras dapat dibedakan atas 2 macam sebagai berikut: a. Padi sawah, yaitu padi yang dalam pertumbuhannnya memerlukan air. Padi ini ditanam ditanah persawahan. b. Padi kering, yaitu tanaman padi yang dalam pertumbuhannya tidak memerlukan air.

2.1.2. Usaha Tani

Menurut Soeharjo dan Patong 1973, usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan. Faktor –faktor yang mendukung usaha pertanian ialah ketersediaan sarana produksi yang terjangkau oleh daya beli petani dan memenuhi syarat 4 tepat waktu, kuantitas, kualitas, tempat , pasar yang dapat menampung produk pertanian serta transportasi yang memungkinkan pengangkutan produk ke pasar, kredit produksi dengan bunga dan tenggang waktu pembayaran kembali yang sesuai dengan kemampuan petani sehingga dapat mengisi kekurangan modal usaha, lembaga penelitian yang menghasilkan teknologi tepat guna, lembaga penyuluhan dan pelatihan, kebijakan politik dan ekonomi, kelembagaan petani yang dapat meningkatkan posisi produsen dalam menghadapi konsumen, serta kebijaksanaan harga masukan dan produk pertanian yang menimbulkan insentif berproduksi Simatupang dkk, 1996. Usaha pertanian yang berwawasan agribisnis mencakup kagiatan mulai dari pengadaan sarana produksi, menghasilkan produk primer, mengolah hingga mendistribusikan produk – produk tersebut sampai ke konsumen. Oleh karenanya berwawasan agribisnis mengandung beberapa persyaratan, yaitu: a. Memandang agribisnis sebagai sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem. Sub sistem akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah satu sub sistem. Pengembangan agribisnis harus mengembangkan semua sub sistem didalamnya karena tidak ada satu sub sistem yang lebih penting dari sub system lainnya. b. Tiap subsistem dalam agribisnis mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke depan. Subsistem akan berfungsi baik apabila ditunjang oleh bahan baku yang dihasilkan produksi primer dan subsistem pengolahan akan berhasil baik jika menemukan pasar untuk produknya. c. Agribisnis memerlukan lembaga penunjang seperti lembaga pertahanan, keuangan, pendidikan, penelitian, dan perhubungan. Lembaga pendidikan dan pelatihan mempersiapkan pelaku –pelaku agribisnis yang propesional, sedangkan lembaga penelitian memberikan sumbangan berupa teknologi dan informasi. Lembaga –lembaga penunjang kebanyakan ada diluar sector pertanian sehingga semakin erat sektor pertanian terkait dengan sektor yang lainnya, semakin besar sumbangan yang dapat diberikan sektor agribisnis dalam ekonomi nasional, sebagai penyedia bahan kebutuhan hidup, penghasil devisa, pencipta lapangan kerja, dan sumber peningkatan pendapatan masyarakat. d. Agribisnis melibatkan pelaku dari pihak BUMN, swasta, koperasi dengan profesi sebagai penghasil produk primer, pengolah, pedagang, distributor sarana produksi, importer, eksportir, dan lainnya. Kualitas sumber daya manuasia sangat menentukan berfungsinya subsistem-subsistem dalam agribisnis dan dalam memelihara kelancaran arus komoditas dari produsen ke konsumen Simatupang dkk, 1996 . Strategi pengembangan usahatani sangat menggantungkan diri pada ketersediaan sumberdaya yang ada. Sumberdaya merupakan faktor untuk mencapai pendapatan, tetapi sumberdaya terbatas jumlahnya, sehingga kemampuan untuk mencapai pendapatan juga terbatas. Pada prinsipnya, sumberdaya yang merupakan faktor utama dalam meningkatkan pendapatan petani terdiri dari: - Keterampilan manajemen petani - Modal, meliputi modal tetap dan modal variabel - Tanah, meliputi kuantitas luas dan kualitas - Tenaga kerja, meliputi kuantitas jumlah dan kualitas Prayitnodkk, 1989: 96- 97.

2.1.3. Faktor Produksi Usahatani

Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir factor- faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi input dan produksi output biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship. 1.Lahan Pertanaman sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang di terima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya Mubyarto,1995. Tanah dan bagian-bagian diatasnya, merupakan faktor produksi penting dalam usahatani di negara-negara yang sedang berkembang. Tanah meliputi 70-90 persen dari modal seluruhnya, sehingga merupakan faktor dominan untuk meningkatkan pendapatan petani. Sebagian petani Indonesia rata-rata memiliki lahan yang sempit. Khoiri, 1993: 2.

2. Modal

Modal sarana produksi dalam kegiatan proses produksi pertanian, maka modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relative pendek dan tidak berlaku untuk jangka panjang Soekartawi, 2003. Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja. Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari : a Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar – kecilnya modal yang dipakai, makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai. b Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar – kecilnya modal yang dipakai. c Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani Soekartawi, 2003.

3. Tenaga Kerja.

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerjaproduktif, yaitu 15 – 64 tahun yang dapat berkerja untuk memproduksi. Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi tidak sama dalam setiap cabang produksi Daniel, 2008: 11. Tenaga kerja usahatani terdiri dari tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita dan tenaga kerja anak-anak. Tenaga kerja usahatani dapat diperoleh dalam keluarga maupun diluar keluarga. Tenaga kerja diluar keluarga diperoleh dengan cara upah. Produktifitas tenaga kerja pada daerah yang masyarakatnya memiliki lahan terbatas belum sepenuhnya mendukung kemajuan di bidang pertanian, karena faktor tenaga kerja merupakan faktor produksi yang kurang terbatas jumlahnya bila dibandingkan dengan tanah dan modal Khoiri, 1993: 2.

2.1.4.. Pendapatan petani

Sedangkan yang disebut Pendapatan pada prinsipnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang berasal dari penjualan hasil produksi Usahatani. Sedangkan pendapatan bersih adalah pendapatan yang berasal dari penjualan hasil produksi usahatani setelah dikurangi biaya total yang dikeluarkan Wardani, 2003: 27. Menurut Soekarwati 1995, pendapatan dibedakan atas dua pengertian yaitu: Pendapatan kotor usahatani. Sebagai nilai produksi usahatani dikalikan harga dalam jangka waktu tertentu baik yang jual maupun yang dikonsumsi sendiri, digunakan untuk pembayaran dan simpanan atau ada digudang pada akhir tahun. Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara pendapatan kotor dengan usahatani dengan pengeluaran total usahatani. Hubungan biaya dengan pendapatan dapat diperitungkan untuk seluruh usaha tani sebagai satu unit selama periode tertentu, misalnya pada musim tanam. Dalam hal ini semua biaya semua produksi dijumlahkan kemudian di bandingkan dengan pendapatan diperoleh Hadisaputro, 1985. Pendapatan bersih net farm income mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam Soekartawi, 1989: 90. Suatu rencana usahatani dalam azasnya harus mengandung hal-hal berikut: jenis dan nilai input, jumlah dan harga input yang akan digunakan, jumlah uangkredit yang diperlukan untuk pembiayaan pelaksanaan rencana, jumlah produksi yang akan diperoleh dan seberapa banyak dari produksi tersebut yang akan dijual untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan bersih yang diharapkan Tohir, 1991:144. Input atau masukan bagi usahatani itu dalam garis besarnya terdiri atas alam, tenaga kerja, modal, manajemen, dan sosial budaya. Sedangkan output atau hasil dari usahatani terdiri dari sewa tanah, bahan baku, bunga modal, modal, penyusutan, upah, pembayaran, pajak, beban sosial dan keuntungan Tohir, 1991: 166. Menurut Suratiyah 2009, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan sangatlah kompleks. Namun demikian, faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua golongan sebagai berikut: 1.Faktor internal terdiri dari beberapa factor yaitu umur petani, pendidikan, pengetahuan,pengalaman, dan keterampilan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan. modal 2.Faktor eksternal terdiri dari beberapa factor yaitu input yang meliputi ketersediaan dan harga, sedangkan factor output meliputi permintaan dan harga

2.1.5. Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian adalah suatu system pendidikan diluar sekolah untuk keluarga – keluarga tani di pedesaan, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu, dan bias menyelesaikan sendiri masalah – masalahnya yang dihadapinya sacara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluh pertanian itu adalah bentuk pendidikan yang cara, bahan dan sarfananya disesuaikan kepada keadaan, kebutuhan dan kepentingan, baik dari sasaran, waktu dan tempat. Karena sifatnya yang demikian maka penyuluhan bias juga disebut pendidikan nonformal. wiraatmadja, 1978 . Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian, oleh karena itu penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bias berkomunikasi secara efektif dengan petani, dan harus dapat mendorong minat belajar petani. Sejumlah tahapan yang harus ditempuh dalam menyusun rencana komunikasi untuk suatu kegiatan penyuluhan adalah a. Menganalisa masalah yang dihadapi b. Merumuskan tujuan komunikasi c. Memilih media d. Menentukan pendekatan yang digunakan Van Den Ban dan Hawknis, 1999 Penyuluh pertanian membawa dua misi pokok, yaitu pengembangan sumber daya manusia dan ahli teknologi. Kedua misi pokok ini merupakan tugas yang perlu dilaksanankan oleh penyuluh pertanian untuk membawa kemajuan pada sektorpertanian, pengembangan sumber daya manusia berinti pada pengembangan perilaku dan kemampuan serta pendayagunaan kemampuan – kemampuan yang telah berkembang didalam upaya – upaya peningkatan pendapatan, kesejahteraan, penciptaan lapangan kerja, kesehatan lingkungan serta kelangsungan pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. B. Sinulingga, 1995 Kegiatan penyuluh pertanian dinaksud untuk menyelenggarakan alih pengetahuan dan keterampilan dari petugas kepada anggota kelompok tani, serta untuk mengubah sikap mereka dalam berusaha tani. Penyuluhan pertanian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani anggota kelompok tani melalui peningkatan produktifitas usaha taninya, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan mereka dan dengan peningkatan pendapatan maka kehidupan petani akan lebih sejahtera keluarganya Abbas, 1994 .

2.1.6. penelitian terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi 2012 , dengan judul peranan kelompok tani terhadap keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi di Desa Serba Jadi, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang bahwa dari hasil penelitian dalam keberhasilan pupuk bersubsidi di Serba Jadi dalam pengetahuan anggota kelompok tani mengenai undang – undang penyaluran pupuk bersubsidi 33,3 yang mengetahui, 20 ragu – ragu dan 47,6 yang tidak mengetahui. Dan berdasarkan pengetahuan kelompok tani tentang harga subsidi dalam Desa Serba Jadi diketahui 30 yang mengetahui, 23 ragu – ragu, dan 47 yang tidak mengetahui Ulima 2010 tentang peranan kelompok tani dalam peningkatan status social ekonomi petani padi sawah di Desa Rumah Pilpil, kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdanng, bahwa ada perbedaan antara produktifitas petani sebelum menjadi anggota kelompok tani dengan sesudah menjadi anggota kelompok tani. Dimana produktifitas petani padi sawah sesudah menjadi anggota kelompok tani lebih tinggi disbanding sebelum menjadi anggota kelompok tani. Dan pengeluaran untuk tiap jenis pola konsumsi pangan sebelum menjadi anggota kelompok tani lebih rendah yaitu Rp 354.986 dari pada pengeluaran untuk tiap jenis pola konsumsi pangan sesudah menjadi anggota kelompok tani yaitu rp 521.588,3. Sedangkan rata – rata pengeluaran tiap jenis pola konsumsi non pangan sebelum menjadi anggota kelompok tani lebih rendah yaitu sebesar 581.033,3 dari pada rata – rata pengeluaran untuk tiap jenis pola konsumsi non pangan sesudah menjadi anggota kelompok tani yaitu sebesar Rp 976.600. ada perbedaan pola konsumsi petani sebelum dan sesudah menjadi anggota kelompok tani

2.2. Landasan teori

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan di bentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumberdaya, keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002.. Menurut Mardikanto 1993 pengertian kelompoktani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa priawanita maupum petani-taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan dipimpin oleh seorang kontaktani. Sedangkan menurut Departemen Pertanian 2007, kelompoktani adalah kumpulan petanipeternakpekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan anggotapetani dalam mengembangkan usahanya Kelembagaan Petani dan Pelaku Usaha Pertanian Lainnya merupakan : 1 Kelembagaan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya adalah organisasi yang anggotanya petani dan pelaku usaha pertanian lainnya dan dibentuk oleh mereka, baik formal maupun non formal. 2 Kelembagaan petani yang formal berupa koperasi petani dan atau bentuk organisasi badan hukum lainnya. 3 Kelembagaan petani yang non formal dapat berbentuk kelompoktani, gabungan kelompoktani, dan asosiasi petani. 4 Kelembagaan petani tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang kuat dan mandiri sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan para anggotanya. Kelompok tani pada dasarnya merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini akan terjadi suatu situasi kelompok dimana setiap petani anggota telah melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan mengenal satu sama lain Samsudin, 1993. Karateristik dan cirri - ciri kelompok tani dijalaskan dibawah ini sebagai beerikut: 1. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok 2. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani 3. Semakin cepat proses perembesan penerapan inovasi baru 4. Semakin meningkatnya orientasi pasar baik yang berkaitan erat dengan input maupun outpun yang dihasilkan 5. Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasan oleh petani input itu sendiri. Motivasi utama keikutsertaan anggota dalam kelompok tani terutama didorong oleh hasrat meningkatkan kemampuan berusaha tani dan pemenuhan kebutuhan primer terutama yang berupa sarana produksi . Mardikanto, 1993 . Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal empat kelas kemampuan kelompok tani dengan ciri-ciri untuk setiap kelompok Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002 adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Pemula: a. Kontak tani masih belum aktif. b. Taraf pembentukan kelompok masih awal. c. Pimpinan formal. d. Kegiatan kelompok bersifat informatif. 2. Kelompok Lanjut: a. Kelompok ini menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terbatas. b. Kegiatan kelompok dalam perencanaan. c. Pimpinan formal aktif. d. Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani. 3. Kelompok Madya: a. Kelompok tani menyelenggarakan kegiatan kerjasama usaha. b. Pimpinan formal kurang menonjol. c. Kontak tani dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama usahatani. d. Berlatih mengembangkan program sendiri. 4. Kelompok Utama: a. Hubungan melembaga dengan koperasi KUD. b. Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan. c. Program usahatani terpadu. d. Program diusahakan dengan usaha koperasi KUD. e. Pemupukan modal dan pemilikan atau pengunaan benda modal. Peranan menunjuk pada konotasi ilmu social, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi kelompok tani dalam struktur social. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status. Apabila seseorang melaksanakan hak – hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari kelompok tani dalam suatu kedudukan atau status. Peranan dalam pengertian sosiologi adalah perilaku atau tugas yang diharapkan dilaksanakan kelompok tani berdasarkan kedudukan atau status yang dimilikinya. Dengan katalain, peranan ialah pengejawantahan jabatan atau kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan sesama manusia dalam suatu masyarakat atau organisasi. Dinas Pertanian Kota Medan, 2008 . Menurut mentri pertanian Indonesia nomor 273kptsOT.1602007 bahwa pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan antara lain: a. Adanya pertemuanrapat anggotarapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan b. Disusunnya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan partisivasi secara partisipasi c. Memiliki aturannorma yang disepakati bersama d. Memiliki pencatatanpengadministrasian organisasi yang rapi e. Memfasilitasi kegiatan – kegiatan usaha bersama di sector hulu dan hilir f. Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar g. Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani umumnya dan anggota kelompok tani khususnya h. Adanya jalinan kerjasama antara kelompok tani dengaqn pihak lain i. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usahakegiatan kelompok tani. hhtp:www.deptan.go.id Kelompok tani berfungsi sebagai wadah terpelihara dan berkembangnya pengetahuan dan keterampilan serta kegotongroyongan, berusaha tani pada anggotanya, fungsi tersebut dijabarkan dalam kegiatan sebagai berikut: 1 Mengadakan sarana produksi yang termurah dengan cara melakukan pembelian sacara bersama 2 Pengadaan bibit yanmg resisten untuk memenuhi kepentingan anggotanya dalam jalan mengusahakan bersama 3 Mengusahakan kegiatan pemberantasan, pengendalian hama tanaman secara terpadu 4 Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana – prasarana yang menunjang saranaa produksi 5 Guna memantapkan cara bertani, menyelenggarakan demonstrasi cara bercocok tanam, cara mengatasi hama penyakit yang dilakukan bersama penyuluh 6 Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujud kualitas yang baik, seragam dan kemudian mengusahakan pemasarannya secara bersama agar terwujudnya harga yang baik dan seragam. Kartasapoetra, 1991

2.3. kerangka pemikiran