Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani sampel melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan dan juga melalui bantuan Penyuluh Pertanian Lapangan PPL di desa tersebut. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti kantor Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

3.4. Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah yang pertama yaitu digunakan analisis deskriptif dengan mengajukan berbagai pertanyaan terhadap petani kemudian menjumlahkan dan menskor data yang telah diperoleh scoring . Pilihan jawaban pertanyaan kuesioner lebih dari 2 dan minimal 3 contohnya Sering, Kadang - kadang, dan Tidak Pernah Contoh Pertanyaannya sebagai berikut : 1. Seberapa sering mengikuti rapat 2. Sosialisasi bercocok tanam 3. Mengikuti proses belajar dari penyuluhan pertanian atau PPL 4. Menggunakan pupuk, pestisida, bibit anjuran kelompok tani Berdasarkan kuesioner di atas, panduan penilaian dan pemberian skoring dengan menggunakan acuan dan panduan penentuan penilaian dan skoringnya adalah sebagai berikut - Jumlah pilihan = 3 - Jumlah pertanyaan = 4 - Skoring terendah = 1 pilihan jawaban yang salah - Skoring tertinggi = 3 pilihan jawaban yang benar - Jumlah skor terendah = skoring terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 4 = 4 412 x 100 = 33,3 - Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah pertanyaan = 3 x 4 = 12 100 Penentuan skoring pada kriteria objektif : Rumus umum Interval I = Range R Kategori K Range R = skor tertinggi - skor terendah = 100 - 33,3 = 66,7 Kategori K = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif suatu variabel Kategori yaitu Cukup dan Kurang Interval I = 66,7 2 = 33,3 Kriteria penilian = skor tertinggi - interval = 100 - 33,3 = 66,7, sehingga Cukup = jika skor = 66,7 Rendah = jika skor 66,7 Tingkat peranan kelompok tani diukur dengan menggunakan 5 indikator yang diperoleh dari tingkat kemampuan kelompok tani untuk pembinaan kelompok tani. Tingkat kemampuan kelompok diukur dengan 5 tolak ukur jurus kemampuan Dirjen Pertanian Tanaman Pangan, 1992, yaitu: a. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usahatani. b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain. c. Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional. d. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok tani dengan koperasi KUD. e. Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi serta kerjasama kelompok. Adapun rincian skor tingkat peranan kelompok tani tersebut diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 3. 2. Skor penilaian tingkat peranan kelompok tani. No Indikator Skor Minimum Skor Maksimum 1 Daya serap informasi dan penerapan teknologi 6 18 2 Proses perencanaan 6 18 3 Kerjasama dalam melaksanakan rencana 6 18 4 Kegiatan belajar mengajar 6 18 5 Hubungan melembaga dengan koperasi KUD 6 18 Total Skor 30 90 Sumber : Dirjen Pertanian Tanaman Pangan, 1992 Menurut Suparman 1990 untuk mengetahui banyaknya interval kelas yang diperlukan maka tingkat peranan kelompok tani dibedakan menjadi tiga kelas rendah, sedang dan tinggi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus yaitu: C = Xn – Xi = 90 – 30 = 20 K 3 Keterangan : C = Interval Kelas K = Jumlah Kelas Xn = Skor maksimum Xi = Skor minimum Hasil perhitungan diatas dapat dipergunakan untuk membuat kategori tingkat peranan kelompok tani. Tabel 3.3. Kategori Tingkat Peranan Kelompok Tani No Interval Kelas Tingkat Peranan Kelompok Tani 1 30,00-50,00 Rendah 2 51,00-71,00 Sedang 3 72,00-90,00 Tinggi Untuk identifikasi masalah yang kedua yaitu menggunakan teori pendapatan. Menurut Mubyarto 1994 untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani padi sawah digunakan rumus sebagai berikut : I = TR - TC Keterangan : I = Income pendapatan TR = Total revenue total penerimaan TC = Total cost total biaya, terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap TC = TFC + TVC Dari rumus diatas, dapat diperoleh rumus sebagai berikut : I = P. Q – TFC + TVC Keterangan : P = Price harga Q = Quantity jumlah produksi TFC = Total Fixed Cost jumlah biaya tetap TVC = Total Variabel Cost jumlah biaya tidak tetap Sedangkan untuk identifikasi masalah yang ketiga yaitu mengetahui untuk mengetahui hubungan peranan kelompok tani terhadap tingkat pendapatan usahatani padi sawah diukur dengan menggunakan Identifikasi masalah kedua dianalisis dengan menggunakan metode Chi-Square Supriana,2010 untuk masing- masing faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani dalam mengadopsi teknologi budidaya jagung .Uji ini digunakan untuk data diskrit.uji ini merupakan data indepensi,yaitu menguji suatu variabel berhubungan atau tidak dengan variabel lain. Uji Chi-Square bukanlah merupakan ukuran derajat hubungan.Uji ini hanya digunakan untuk menduga barangkali beberapa faktor,di samping faktor chance sampling error,menyebabkan adanya hubungan. Uji ini dilakukan dengan melihat perbedaan antara jumlah pengamatan suatu objek atau respon tertentu pada tiap klasifikasinya terhadap nilai harapannya expected value. Syarat dalam melakukan uji Chi-Square adalah tidak ada nilai nol dalam semua sel dan nilai expected value 5.Jika ada nilai expected value yang 5,maka tidak boleh lebih dari 10. Secara manual,langkah-langkah dalam menghitung nilai Chi-Square adalah sebagai berikut : X 2 = ∑ Keterangan : Fo : Nilai pengamatan yang diperoleh pada setiap kategori faktor Fti : Nilai harapan expected value pada setiap kategori faktor ∑ : Jumlah kategori yang diamati. Hipotesis yang diajukan adalah : H : Proporsi seluruh kategori bernilai sama atau tidak ada hubungan antara variabel.Variabel-variabelnya independen. H 1 : Proporsi seluruh kategori tidak bernilai sama atau ada hubungan antara variabel.Variabel-variabelnya tidak independen Kriteria Keputusan adalah sebagai berikut : a. H : Diterima jika X 2 hitung ≤ X 2 α;df b. H 1 : Diterima jika X 2 hitung X 2 α;df Uji Chi-Square juga dapat dihitung dengan menggunakan Software SPSS.Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : a. H Diterima jika nilai signifikansi ≥ α b. H 1 Diterima jika nilai signifikansi α Supriana,2010. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara peranan kelompok tani terhadap tingkat pendapatan diukur dengan menggunakan koefisien korelasi Rank-Spearman Siegel, 1990. Koefisien korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur derajat erat tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi Rank Spearman, yaitu : Keterangan : Rs = Koefisien Rank-korelasi Spearman n = Menunjukkan jumlah pasangan observasi antara satu variabel terhadap variabel lain D = Merupakan perbedaan ranking yang diperoleh pada tiap pasangan observasi Sehingga untuk menghitung t hitung dengan n 10 digunakan uji statistik menggunakan rumus : Dengan menggunakan derajat bebas db = N – 2 dan α = 0,05 dengan kaidah keputusan Hipotesisnya : Jika t hitung ≤ t tabel α = 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, Sehingga dengan kaidah keputusan tidak terdapat hubungan yang erat antara peranan kelompok tani dengan pendapatan usahatani padi Oryza sativa L. sawah. Jika t hitung ≥ t tabel α = 0,05, maka Ho ditolak Ha diterima, Dengan kaidah keputusan terdapat hubungan yang erat antara peranan kelompok tani dengan pendapatan usahatani padi Oryza sativa L. sawah.

3.5. Defenisi Dan Batasan Operasional Defenisi