b. Padi kering, yaitu tanaman padi yang dalam pertumbuhannya tidak memerlukan air.
2.1.2. Usaha Tani
Menurut Soeharjo dan Patong 1973, usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan
pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang
lain disamping bermotif mencari keuntungan. Faktor
–faktor yang mendukung usaha pertanian ialah ketersediaan sarana produksi yang terjangkau oleh daya beli petani dan memenuhi syarat 4 tepat
waktu, kuantitas, kualitas, tempat , pasar yang dapat menampung produk pertanian serta transportasi yang memungkinkan pengangkutan produk ke pasar,
kredit produksi dengan bunga dan tenggang waktu pembayaran kembali yang sesuai dengan kemampuan petani sehingga dapat mengisi kekurangan modal
usaha, lembaga penelitian yang menghasilkan teknologi tepat guna, lembaga penyuluhan dan pelatihan, kebijakan politik dan ekonomi, kelembagaan petani
yang dapat meningkatkan posisi produsen dalam menghadapi konsumen, serta kebijaksanaan harga masukan dan produk pertanian yang menimbulkan insentif
berproduksi Simatupang dkk, 1996. Usaha pertanian yang berwawasan agribisnis mencakup kagiatan mulai
dari pengadaan sarana produksi, menghasilkan produk primer, mengolah hingga mendistribusikan produk
– produk tersebut sampai ke konsumen. Oleh karenanya berwawasan agribisnis mengandung beberapa persyaratan, yaitu:
a. Memandang agribisnis sebagai sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem. Sub sistem akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada
salah satu sub sistem. Pengembangan agribisnis harus mengembangkan semua sub sistem didalamnya karena tidak ada satu sub sistem yang lebih penting
dari sub system lainnya. b. Tiap subsistem dalam agribisnis mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke
depan. Subsistem akan berfungsi baik apabila ditunjang oleh bahan baku yang dihasilkan produksi primer dan subsistem pengolahan akan berhasil baik jika
menemukan pasar untuk produknya. c. Agribisnis memerlukan lembaga penunjang seperti lembaga pertahanan,
keuangan, pendidikan, penelitian, dan perhubungan. Lembaga pendidikan dan pelatihan mempersiapkan pelaku
–pelaku agribisnis yang propesional, sedangkan lembaga penelitian memberikan sumbangan berupa teknologi dan
informasi. Lembaga –lembaga penunjang kebanyakan ada diluar sector
pertanian sehingga semakin erat sektor pertanian terkait dengan sektor yang lainnya, semakin besar sumbangan yang dapat diberikan sektor agribisnis
dalam ekonomi nasional, sebagai penyedia bahan kebutuhan hidup, penghasil devisa, pencipta lapangan kerja, dan sumber peningkatan pendapatan
masyarakat. d. Agribisnis melibatkan pelaku dari pihak BUMN, swasta, koperasi dengan
profesi sebagai penghasil produk primer, pengolah, pedagang, distributor sarana produksi, importer, eksportir, dan lainnya. Kualitas sumber daya
manuasia sangat menentukan berfungsinya subsistem-subsistem dalam
agribisnis dan dalam memelihara kelancaran arus komoditas dari produsen ke konsumen
Simatupang dkk, 1996 . Strategi pengembangan usahatani sangat menggantungkan diri pada
ketersediaan sumberdaya yang ada. Sumberdaya merupakan faktor untuk mencapai pendapatan, tetapi sumberdaya terbatas jumlahnya, sehingga
kemampuan untuk mencapai pendapatan juga terbatas. Pada prinsipnya, sumberdaya yang merupakan faktor utama dalam meningkatkan pendapatan
petani terdiri dari: - Keterampilan manajemen petani
- Modal, meliputi modal tetap dan modal variabel - Tanah, meliputi kuantitas luas dan kualitas
- Tenaga kerja, meliputi kuantitas jumlah dan kualitas Prayitnodkk, 1989: 96- 97.
2.1.3. Faktor Produksi Usahatani