12
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka Penelitian yang Relevan
Penelitian biasanya mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan tolok ukur dalam penelitian selanjutnya, sehingga penelitian murni atau yang
berawal dari nol jarang ditemukan. Dengan demikian, peninjauan dari nol sangat diperlukan, sebab bisa digunakan sebagai relevansi dalam penelitian. Selain itu,
penelitian tersebut digunakan untuk membandingkan seberapa besar keaslian dari penelitian yang akan dilakukan.
Pustaka yang mendasari penelitian ini yaitu karya-karya berupa hasil penelitian terdahulu yang relevan. Berdasarkan sumber yang terjangkau,
penelitian mengenai keterampilan menulis dewasa ini telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang mengangkat permasalahan tentang keterampilan
menulis narasi antara lain dilakukukan oleh Djalil 2007, Diba 2009, Setyawati 2009, Inayati 2009, Agusnain 2010, Pristiwati 2010, Sulistyo 2011, dan
Rachmawati 2011. Secara teoretis karya-karya tersebut dijelaskan pada uraian di bawah ini.
Pada tahun 2007, Djalil melakukan penelitian yang berjudul “Pengoptimalan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi melalui Pendekatan
Keterampilan Proses pada Pembelajaran Menulis”. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dari 7,14 menjadi
8,22. Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji mengenai
pembelajaran menulis, sedangkan perbedaannya adalah, Djalil menggunakan pendekatan proses, sedangkan penelitian ini menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe explicit instruction teknik kronologis peristiwa. Kemudian, pada tahun 2009 Diba melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Teknik Meneruskan Cerita Siswa SMA N 4 Pekalongan Tahun Pelajaran
20082009”. Dari penelitian ini dikaji teknik meneruskan cerita dalam narasi sugestif dan perubahan tingkah laku siswa. Hasil yang diperoleh dari penelitian
menggunakan teknik meneruskan cerita mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan rata-rata kelas pada siklus I yang mencapai 67,80 dan 79,43 pada
siklus II serta tingkah laku siswa juga mengalami peningkatan dilihat dari data nontes. Relevansi penelitian Diba dengan penelitian ini adalah sama-sama
mengkaji keterampilan menulis narasi. Perbedaannya adalah pada strategi pembelajaran yang digunakan, Diba menggunakan teknik meneruskan cerita
dalam penelitiannya, sedangkan peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe explicit instruction teknik kronologis peristiwa.
Pada tahun 2009, Setyawati melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Wacana Narasi melalui media gambar seri
pada siswa kelas IV SDN II Kebondalem Kabupaten Pemalang”. Dari penelitian ini dikaji peran media gambar seri dalam peningkatan kemampuan menulis
wacana narasi dan perubahan tingkah laku siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari hasi rata
– rata tes siklus I yang mencapai 67,80 dan 78,33 hasil tes pada siklus II. Berdasarkan pada data nontes siswa juga mengalami perubahan tingkah laku.
Persamaan penelitian Setyawati dengan penelitian ini adalah sama – sama
mengkaji keterampilan menulis karangan narasi. Perbedaaannya adalah pada strategi pembelajaran yang digunakan. Setyawati menggunakan media gambar
seri, sedangkan peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe explicit instruction teknik kronologi peristiwa.
Pada tahun yang sama, Inayati juga melakukukan penelitian yang berjudul “PeningkatanKeterampilan Menulis Narasi Melalui Media Lirik Tembang
Campursari dengan Metode Sugesti Imajinasi”. Dari penelitian ini dikaji peran media lirik tembang campursari dan metode sugesti imajinasi dalam peningkatan
keterampilan menulis karangan narasi dan perubahan tingkah laku siswa. Hasil penelitian Inayati menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis
karangan narasi sebesar 24,87 dari siklus I yaitu 65,68 dan meningkat pada siklus II, yaitu 77,23 serta perubahan tingkah laku siswa. Relevansi penelitian
Inayati dengan penelitian ini adalah sama- sama mengkaji keterampilan menulis karangan narasi. Perbedaannya, yaitu Inayati menggunakan media lirik temabng
campursari metode sugesti imajinasi, sedangkan penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe explicit instruction teknik kronologi peristiwa.
Selanjutnya, pada tahun 2010 Agusnain melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menarasikan Teks Wawancara melalui
metode student teams achievement division pada siswa kelas VII C SMP N 3 Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 20092010
”. Dari penelitian ini dikaji peran metode student teams achievement division untuk meningkatkan
keterampilan menulis narasi siswa dan perubahan tingkah laku. Diperoleh data
dari hasil siklus I mencapai 74,17 meningkat 12 dari prates, yaitu 57, 83. Hasil siklus II menunjukkan skor rata-rata kelas 86,17 dan mengalami peningkatan
28,34 dari siklus I. Dan terdapat perubahan tingkah laku dilihat dari hasil nontes dari hasil observasi dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, dari
71,05 menjadi 93, 43. Relevansi penelitian yang dilakukan Agusnain dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji mengenai menulis narasi. Perbedaannya
adalah pada strategi pembelajaran, Agusnian menggunakan metode student teams achievement division, sedangkan penelitian ini menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe explicit instruction teknik kronologis peristiwa. Pada tahun yang sama, Pristiwati melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Menulis Narasi dengan Media Bergambar”. Dari penelitian ini dikaji peran media bergambar dalam peningkatan menulis narasi dan perubahan
tingkah laku. Hasil penelitian Pristiwati menunjukka adanya peningkatan menulis narasi,yaitu yang pada awalnya rata-rata siswa 60, pada siklus I yaitu 68,5. Hal
tersebut dirasakan masih belum optimal dan respon siswa dalam pembelajaran masih kurang, maka, pembelajaran dilanjutkan pada siklus II. Dan pada siklus II,
pembelajaran sudah terjadi secara optimal, dilihat dari rata-rata nilai siswa yang sudah mencapai 75, 78. Relevansi penelitian Pristiwati dengan penelitian ini
adalah sama-sama mengkaji mengenai menulis narasi. Perbedaannnya, Pristiwati menggunakan media bergambar, sedangkan penelitian ini menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe explicit instruction teknik kronologis peristiwa. Selanjutnya, pada tahun 2011 Sulistiyo melakukan penelitian yang
berjudul “Peningkatan Kompetensi Mengubah Hasil Wawancara Menjadi
Karangan Naratif Melalui Curah Gagasan dengan Pola Kooperatif Dua-Dua- Empat”. Dari penelitian ini mengalami peningkatan setelah dilaksanakan
pembelajaran, yaitu Peningkatan itu ditandai oleh meningkatnya jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 70 dari kondisi awal sebelum diberi tindakan pada
siklus I 40 ke kondisi setelah siklus II diputuskan berakhir 88. Peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 70 tersebut adalah 48. Dan terdapat
pula perubahan tingkah laku. Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji mengenai menulis narasi dari hasil wawancara serta penggunaan
pembelajaran kooperatif, sedangkan perbedaannya terletak pada metode dan teknik. Sulistiyo menggunakan metose Dua-Dua Empat, sedangkan penelitian ini
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe explicit instruction teknik kronologis peristiwa.
Pada tahun yang sama, Rachmawati juga melakukan penelitian yang berjudul “Syair Lagu sebagai Media Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII E SMP Negeri Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 20102011”. Dari penelitian ini dikaji peran
media syair lagu dalam peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dan perubahan tingkah laku. Hasilnya, siklus I dan siklus II pada rata- rata skor total
mengalami peningkatan 13, 72 ., yaitu dari 63,14 menjadi 76,86. Relevansi penelitian Rachmawati dengan penelitian ini adalah sama
–sama mengkaji keterampilan menulis karangan narasi. Perbedaannya adalah pada teknik
pembelajaran yang digunakan. Widyastuti menggunakan media syair lagu,
sedangkan peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe explicit instruction teknik kronologi peristiwa.
Berdasarkan kajian pustaka tersebut peningkatan keterampilan menulis karangan narasi telah banyak dilakukan, baik menggunakan media reka cerita
bergambar, metode diskusi, teknik penceritaan pengalaman pribadi, teknik berjenjang dengan bantuan gambar berseri dan teknik modeling. Penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe explicit instruction teknik kronologi peristiwa pada pembelajaran menulis karangan narasi belum pernah dilakukan, sehingga
kedudukan penelitian ini adalah sebagai pengembang dari penelitian sebelumnya.
2.2 Landasan Teoritis