Teknik Kronologis Peristiwa Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan

2.2.8 Teknik Kronologis Peristiwa

Hubungan yang lahir dari rentetan peristiwa narasi akan lahir sebagai kausalitas, sebagai hukum sebab akibat.sebab itu perbuatan dalam narasi harus dilihat sebagai suatu arus gerak yang harus bersinambungan sepanjang waktu. Kronologis peristiwa merupakan suatu laju dari awal kejadian sampai peristiwa itu terjadi. Penceritaan kronologis dengan mengurutkan proses pengurutan waktu kejadiannya. Keraf 2001: 175. Menurut Djuharie 2007: 47, kronologis peristiwa adalah peristiwa atau kejadian yang disusun menurut sistematika waktu, yang menggunakan alur cerita atau plot, baik dengan alur maju maupun alur mundur, alur keras atau lembut, alur terbuka atau tertutup. Selain itu disertai dengan tokoh, latar. Karsana 1986: 132 menyatakan kronologis peristiwa adalah saat pelaku yang melakukan tindakan di suatu tempat yang melahirkan kejadian, dan beberapa kejadian yang berhubungan membentuk peristiwa yang diurutkan dan dihubungkan dengan urutan waktu. Dari ketiga pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan teknik kronologis peristiwa adalah teknik yang menekankan pada peristiwa yang terbentuk dari kejadian yang berhubungan yang disusun menurut sistematika waktu, yang menggunakan alur disertai dengan tokoh serta latar dalam penceritaannya.

2.2.9 Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Explicit Instructions Teknik Kronologis Peristiwa Pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan hasil wawancara ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe explicit instructions teknik kronologis peristiwa. Sudah dipaparkan sebelumnya, model pembelajaran kooperatif tipe explicit instructions teknik kronologis peristiwa ini dipilih karena akan menjadikan siswa lebih aktif dan memberikan siswa pengalaman belajar yang tinggi. Siswa akan belajar mengenai tanggung jawab, kerja sama, dan sumbang saran. Di samping itu, siswa akan mendapatkan bimbingan dari guru secara bertahap, melihat bahwa siswa kurang mendapakan pelatihan sebelumnya, sehingga setiap siswa memahami pembelajaran yang diberikan dan mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal. Dalam penerapan pembelajaran ini, satu kelas terdiri dari 32 siswa, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa tersebut mendiskusikan mengenai pemodelan yang diberikan guru. Guru berperan sebagai motivator bukan sebagai pemberi informasi sehingga siswa lebih aktif dalam mencari informasi. Berikut ini tahapan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran mengubah teks berita menjadi narasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe explicit instructions teknik kronologis peristiwa. Kegitan awal, pada tahap ini guru memberikan stimulus kepada siswa menuju pada pembelajaran yang akan dibahas dan mengaitkan dengan pengalaman siswa, yaitu 1 guru mengondisikan siswa agar siap pada pembelajaran, 2 guru melakukan apersepsi, yaitu bertanya apakah siswa pernah melihat realitas sosial dan mengarang cerpen sebelumnya, 3 guru memaparkan tujuan dan manfaat pembelajaran hari ini, 4 guru menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa 5 guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari Selanjutnya setelah siswa sudah siap dalam pembelajaran, guru menunjukkan contoh teks wawancara dan karangan narasi kepada siswa. Kemudian, guru bersama siswa mendefinisikan wawancara, teks wawancara, dan narasi seraya guru menjelaskan dan mencontohkan menulis narasi dari teks wawancara dengan teknik kronologis peristiwa. Tiap kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa, diberikan satu teks wawancara, kemudian secara berkelompok siswa mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan teknik kronologis peristiwa. Ketika siswa bekerja secara berkelompok guru mengadakan bimbingan secara eksplisit ke setiap kelompok, sehingga ketika terdapat kesalahan dalam menulis narasi siswa dalam kelompok dapat segera memperbaikinya. Guru mengecek atau mengevaluasi pekerjaan siswa di dalam kelompok. Setelah siswa dapat menulis narasi dari teks berita, siswa secara individu mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan teknik kronologis peristiwa dengan bimbingan guru secara eksplisit. Melalui pembelajaran seperti ini, diharapkan dapat memecahkan masalah rendahnya keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa dan diharapkan mampu mengubah tingkah laku siswa selama pembelajaran.

2.2 Kerangka Berpikir

Tujuan pembelajaran bahasa membantu siswa mengembangkan keterampilan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh peserta didik. Dengan demikian, keterampilan menulis di sekolah harus ditingkatkan, tidak terkecuali di SMP karena pembelajaran jika berhasil akan membawa manfaat yang besar dalam ketempilan berbahasa siswa. Keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa kelas VII I SMP Negeri 3 Ungaran masih rendah. Hal tersebut disebabkan strategi dan model yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan kompetensi dasar sehingga suasana kelas kurang kondusif dan efektif untuk pembelajaran. Dan pada akhirnya berdampak pada peserta didik, siswa menjadi malas dan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Di samping itu, kurangnya pelatihan dan bimbingan dalam menulis karangan juga berdampak pada keterampilan menulis siswa. Strategi dan model pembelajaran yang tidak sesuai tersebut, sudah terlihat mempunyai pengaruh besar terhadap keterampilan siswa dalam menulis. Selain itu, kecenderungan guru hanya memberikan materi tanpa diikuti praktik yang sebenarnya dalam pembelajaran menulis menjadi awal siswa kurang menguasi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERTANYAAN TERBIMBING MELALUI MEDIA FILM PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KANDEMAN KABUPATEN BATANG

0 14 317

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN TEKS WAWANCARA TOKOH BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 KUDUS

3 34 231

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 29

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VII SMP Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Media Teks Wawancara Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Sjarbini Gesi Sragen Tahun A

0 1 15

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VII SMP Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Media Teks Wawancara Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Sjarbini Gesi Sragen Tahun A

0 2 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TEKNIK CIRC PADA Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf melalui Pendekatan Kooperatif Teknik CIRC Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Wedarijaksa – Pati Tahun Pembelajarn 2011-2012.

0 0 20

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TEKNIK CIRC Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf melalui Pendekatan Kooperatif Teknik CIRC Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Wedarijaksa – Pati Tahun Pembelajarn 2011-2012.

0 1 32

Peningkatan Keterampilan Menulis Hasil Wawancara Menjadi Bentuk Narasi dengan Teknik Menulis Berita Siswa Kelas VII F SMP Negeri 01 Kandeman, Batang Tahun Ajaran 2008/2009.

0 0 233

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NARASI MENGGUNAKAN METODE PEMODELAN DAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS VII F

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI KELAS VII SMP NEGERI 25 PEKANBARU

0 0 9