Penelitian dilaksanakan di kelas VII I dengan jumlah siswa 32 siswa yang terdiri dari 15 siswa putri dan 17 siswa putra. Peneliti mengambil subjek tersebut
dengan alas an berdasarkan hasil pengamatan selama PPL dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMP Negeri 3 Ungaran
yang mengajar di kelas VII I, saat ini kondisi kemampuan akademik relatif rendah, khususnya keterampilan menulis dan siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran
menulis paragraf narasi.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yakni keterampilan menulis hasil wawancara menjadi narasi dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
explicit instructions teknik kronologis peristiwa.
3.3.1 Variabel Keterampilan menulis hasil wawancara menjadi narasi.
Dalam penelitian ini, siswa akan disajikan teks wawancara. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi teks wawancara yang diberikan untuk
diubah menjadi paragraf narasi. Kompetensi menulis hasil wawancara menjadi narasi merupakan salah satu kompetensi dasar aspek menulis dalam kurikulum 2006 yang
harus dicapai siswa kelas VII SMP. Siswa harus mampu menulis paragraf narasi dari teks wawancara berdasarkan kesesuaian judul dengan isi, pengembangan topik,
keterpaduan antar kalimat dan paragraf serta penggunaan tanda baca yang tepat.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dari teks wawancara apabila telah mencapai nilai ketuntasan
belajar yaitu 70. Dalam hal ini peneliti mengambil sampel kemampuan menulis paragraf nari dari teks wawancara siswa kelas VII I SMP Negeri 3 Ungaran.
3.3.2 Variabel Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe eksplicit
instruction teknik kronologis peristiwa.
Proses penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe expicit instructions teknik kronologis peristiwa untuk mengarahkan siswa berperan aktif dalam
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk saling bekerjasama dalam kelompok agar siswa dapat saling menyumbang saran dan membantu
temannya yang belum mengerti mengenai menulis hasil wawancara menjadi narasi. Metode explicit instruction dimaksudkan agar dalam pembelajaran siswa tidak hanya
praktik tanpa didampingi pengarahan oleh guru, akan tetapi guru di sini secara eksplisit memberikan pengarahan ketika proses menulis dan menunjukkan penulisan-
penulisan yang benar kepada siswa. Teknik kronologis peristiwa adalah teknik yang digunakan untuk mencapai penulisan narasi wawancara sehingga siswa dapat
mencapai tujuan pembelajaran. Diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe explicit instructions mampu memacu keaktifan siswa dan sekaligus mendidik
pendidikan karakter, dari awal sampai akhir proses pembelajaran.
3.4 Instrumen Penelitian