Model Pembelajaran Konvensional Landasan Teori

1. guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang; 2. guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm; 3. guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran; 4. peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana; 5. setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan; 6. guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu siswa, tongkat akan bergulir dari satu siswa ke siswa yang lain, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya tongkat akn bergulir lagi dari siswa yang terakhir menjawab pertanyaan hingga semua pertanyaan telah dijawab; 7. siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan; 8. guru memberikan kesimpulan; 9. guru melakukan evaluasipenilaian, baik secara kelompok maupun individu; 10. guru menutup pembelajaran. Selanjutnya, menurut Suprijono 2012:110, ketika stick bergulir dari peserta didik ke peserta didik lainnya, seyogyanya diiringi musik.

2.1.8 Model Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal, kemudian pemberian tugas. Metode ini sering disebut metode ekpositori.Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lesan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan, tetapi juga membuat soal latihan dan bertanya jika tidak mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual, menjelaskan lagi kepada siswa secara individual atau klasikal. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri mungkin juga saling bertanya dan mengerjakan bersama dengan temannya atau disuruh membuat di papan tulis. Langkah-langkah yang digunakan pada pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah 1 pendahuluan yang berisi apersepsi dan motivasi; 2 pengembangan materi berisi kegiatan menjelaskan materi dan memberi contoh soal; 3 penerapan materi berisi kegiatan memberikan latihan, memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan latihan, serta menunjuk siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas; dan 4 penutup yang berisi kegiatan membahas soal dan merangkum materi serta pemberian PR. Selain langkah–langkah tesebut, perlu dikaji pula kelebihan dan kekurangan pembelajaran konvensional. Kelebihan dari pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut. a. Dapat menampung kelas besar, setiap siswamempunyai kesempatan aktif sama. b. Bahan pelajaran diberikan secara urut oleh guru. c. Guru dapat menentukan terhadap hal-hal yang dianggap penting. d. Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual maupun klasikal. e. Mampu membangkitkan minat dan antusias siswa. f. Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berlatihnya. g. Merangsang kemampuan siswa untuk mencari informasi cara penyelesaian dari berbagai sumber. Di lain pihak pembelajaran konvensional mempunyai beberapa kelemahan atau kekurangan. Kekurangan tersebut adalah sebagai berikut. a Pada model ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas mental siswa. b Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi bahan pelajaran. c Pembelajaran konvensional cenderung menempatkan posisi siswa sebagai pendengar, pencatat dan mengerjakan soal yang ada. d Pengetahuan yang didapat dengan pembelajaran konvensional cepat hilang. e Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan. f Keterbatasan kemampuan pada tingkat rendah.

2.1.9 Lembar Kegiatan Siswa

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA SMA ANTAR YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL THROWING PADA POKOK BAHASAN KONSEP MOL.

0 9 14

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK Efektivitas Pembelajaran Model Talking Stick Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Materi Ekosistem Kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura Sukoharjo T

0 3 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN KELAS VIII MTSN BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN KELAS VIII MTSN BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN KELAS VIII MTSN BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN KELAS VIII MTSN BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING STICK BERBANTUAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI PRISMA DAN LIMAS

0 0 8

261 KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV

0 1 6

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN DAYA NALARSISWA

0 2 18