Representasi Kurva-S Representasi Kurva Bentuk Lonceng Bell Curve

12 Fungsi keanggotaan : 2 Kurva Beta Seperti halnya kurva PI, kurva BETA juga berbentuk lonceng namun lebih rapat. Kurva ini juga didefinisikan dengan 2 parameter,yaitu nilai pada domain yang menunjukkan pusat kurva , dan setengah lebar kurva seperti terlihat pada gambar 10. Fungsi keanggotaan : Gambar 9. Karakteristik fungsional kurva PI Gambar 10. Karakteristik fungsional kurva BETA 13 3 Kurva GAUSS Jika kurva PI dan BETA menggunakan 2 parameter yaitu dan k, kurva GAUSS juga menggunakan untuk menunjukkan nilai domain pada pusat kurva, dan k yang menunjukkan lebar kurva. Dapat dilihat pada gambar 11. Fungsi keanggotaan : Gambar 11. Karakteristik Fungsional Kurva GAUSS Cox,1994 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat yang dikenal sebagai lokasi rawan longsor. Penelitian ini memakan waktu 6 bulan, mulai dari Maret sampai Agustus 2014. Lokasi penelitian Gambar 12 secara geografis terletak di antara 00 01’ γ4” – 00 β8’ 4γ” LS dan λλ 46’ γλ” – 100 γβ’ 50” BT dengan luas 247.952 ha yang terdiri dari 14 Kecamatan Gambar 2 dan Tabel 1. 14 Gambar 12. Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi literatur yang berkaitan dengan mitigasi bencana tanah longsor dan managemen kebencanaan, peta tematik, peta Rupa Bumi Indonesia RBI, citra satelit Landsat 2013, kuesioner, serta bahan-bahan lain yang menunjang penelitian. Adapun alat-alat penelitian yang digunakan antara lain adalah komputer yang dilengkapi dengan Microsoft Office, ArcGIS, software ERDAS IMAGINE, Envi 4.5, sedangkan untuk kerja lapang digunakan Global Positioning system GPS, kamera digital, dan alat tulis menulis. Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan pada penelitian ini adalah data hasil kerja lapang melalui wawancara maupun observasi morfologi wilayah. Data sekunder terdiri dari data spasial dan data tabular. Tabel 2 berikut menyajikan matrik hubungan antara tujuan dengan jenis data dan metode yang digunakan dalam tahap analisis. 15 Tabel 1. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Agam No Kecamatan Luas Ha 1 Ampek Nagari 32042 2 Banuhampu 8032 3 Baso 11842 4 Candung 6167 5 IV Koto 9443 6 Kamang Magek 10262 7 Lubuk Basung 31170 8 Malalak 12840 9 Matur 10950 10 Palembayan 39650 11 Palupuh 28578 12 Tanjung Mutiara 24223 13 Tanjung Raya 16210 14 Tilatang Kamang 6542 Total Luas 247.952 Sumber : BPS Kabupaten Agam 2013 Tahap Analisis Kerentanan dan Risiko Longsor Dalam tahap analisis kerentanan bencana longsor ini dilakukan dengan menggunakan metode spasial Analisis Multi Kriteria AMK, yang mengacu pada peraturan BNPB 2012 dimana AMK merupakan penggabungan dari beberapa kriteria yang didasarkan pada nilai masing-masing kriteria Saaty 1988; Saaty dan Sodenkamp 2008. Pengambilan keputusan spasial yang dilakukan merujuk pada aplikasi analisis multi kriteria yang berkaitan dengan konteks elemen berdimensi spasial Kasim 2011; Sulma 2012 dalam Yulianto 2014. Parameter yang termasuk dalam penentuan kerentanan longsor versi BNPB 2012 diuraikan sebagai berikut :

a. Analisis Kerentanan Longsor

Indikator yang digunakan dalam menentukan kerentanan longsor dalam penelitian ini mengacu pada Peraturan Kepala BNPB No. 02 Tahun 2012, tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana di Indonesia. Secara umum, potensi kerentanan tersebut dapat disajikan dalam persamaan 1 BNPB 2012. Landslide_vulnb = w VF + w VS + wVE +wVL.........................................1 Dimana : Landslide_Vulnb adalah kerentanan longsor yang terdiri atas penggabungan aspek fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan. VF adalah kerentanan dalam aspek fisik. VS adalah kerentanan dalam aspek sosial. VE adalah kerentanan eknomi. VL adalah kerentanan dalam aspek lingkungan. w adalah bobot pada masing-masing kriteria kerentanan. 10 Tabel 2. Matriks hubungan antara Tujuan, Jenis Data, Sumber data, Metode analisis dan Output No Tujuan Jenis Data Input Sumber Data Metode Analisis Data Output yang diharapkan 1 Menganalisis Kerentanan longsor di Kabupaten Agam 1. Data topografi 2. Landuse 3. Demografi 4. Persepsi Pakar RBI BAPPEDA KDA Kuisioner 1. Analisis Spasial 2. Analisis Multi Kriteria AMK. Peta Kerentanan Longsor 2 Menganalisis Risiko 1. Peta Bahaya 2. PetaKerentanan longsor Fransiska,2014 Hasil tujuan 1 1.Overlay SIG Formula :R = HxV BNPB,2012 Peta risiko Longsor 3 Menyusun Arahan mitigasi bencana longsor 1. Peta Bahaya 2. Peta Kerentanan Fransiska,2014 Hasil tujuan 1 Analisis Deskriptif Arahan mitigasi bencana longsor 16 17 Pembobotan w Pembobotan w pada masing-masing kriteria dilakukan dengan menggunakan metode Perbandingan Berpasangan PB dalam Analisis Hirarki Proses AHP. Metode tersebut telah dikembangkan oleh Saaty 1970 dan digunakan sebagai alat bantu tools dalam pengambilan sebuah keputusan. AHP merupakan suatu metode pengukuran melalui matriks perbandingan berpasangan untuk mendapatkan skala prioritas Tabel 3. Tabel 3. Skala nilai kepentingan untuk perbandingan berpasangan pairwise comparison Skala Intensitas Kepentingan Keterangan 1 Sama penting Kedua elemen sama pentingnya 3 Sedikit lebih penting Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya. 5 Lebih penting Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya. 7 Sangat penting Satu elemen jelas sangat lebih penting daripada elemen lainnya dan memiliki dominasi nyata 9 Mutlak penting Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya dan dipilih secara tegas. 2,4,6,8 Nilai menengah Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan. 1n Kebalikan reciprocals Nilai untuk kebalikan perbandingan. Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka disbanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i. Dalam penelitian ini, perbandingan antara masing-masing kriteria tersebut dilakukan berdasarkan jawaban kuisioner yang diberikan kepada tim ahli pakar. Tim ahli terdiri dari 5 orang dimana 2 orang pakar dari akademisi, 1 orang pakar dari kementrian ESDM, dan 2 orang pakar dari Kementerian Pertanian. Tujuan kuisioner adalah untuk membuat penilaian tentang bobot kepentingan relatif dari masing-masing pasangan kriteria BNPB 2012. Pada penelitian ini 5 lima pakar memberikan penilaian terhadap besarnya bobot dalam menentukan kerentanan longsor. Setelah melakukan pemberian bobot tersebut, maka secara spesifik karakteristik kerentanan longsor di daerah penelitian dapat dipetakan. Penggunaan skala penilaian dalam penelitian ini menggunakan metode PB dalam AHP seperti yang disajikan dalam Tabel 3. Skala penilaian diletakkan bersama dalam suatu matriks dengan semua indikator di sepanjang baris dan kolom. Faktor pembobotan diperoleh dengan menghitung eigenvektor dari matriks dan kemudian dinormalisasi hasilnya dengan nilai total 1. Penilaian konsistensi hasil dari kepentingan relatif secara berpasangan, digunakan rasio konsistensiconsistency ratio CR, hal ini agar dalam perhitungan eigenvektor tidak mengalami gangguan Marinoni 2004; Seniarwan 2013; Yulianto 2014. Saaty 1988 mendefinisikan CR sebagai rasio antara consistency index CI terhadap suatu average consistency index RI berdasarkan persamaan berikut Saaty Sodenkamp 2008: