47
b. PDRB
Pertumbuhan ekonomi setiap tahun merupakan agregat dari pertumbuhan sektor-sektor dan sub sektor ekonomi atau lapangan usaha. Untuk melihat kinerja
masing-masing sektor atau sub sektor ekonomi dapat dilihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB sektoral. PDRB merupakan hasil
penjumlahan dari seluruh nilai tambah produk barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah tertentu dalam waktu tertentu. Perkembangan yang terjadi di
masing-masing sektor ekonomi dapat lebih pesat atau lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan PDRB secara total. Artinya pertumbuhan nilai tambah
masing-masing sektor atau sub sektor yang terjadi selama satu periode tertentu akan menunjang pertumbuhan ekonomi suatu wilayah secara keseluruhan pada
periode tersebut.
Data PDRB yang digunakan dalam penelitian ini yaitu PDRB Kabupaten Agam Tahun 2010- 2013 atas dasar harga berlaku yang secara spasial disajikan
pada Gambar 31. PDRB atas dasar harga berlaku adalah PDRB yang menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan
menggunakan harga pada tahun bersangkutan harga yang terjadi setiap tahunnya.
Gambar 31. Indikator Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Untuk mendapatkan PDRB per kecamatan di Kabupaten Agam tersebut maka dilakukan dengan cara membagi nilai rupiah PDRB seluruh kabupaten
dengan luasan kabupaten dikali dengan luas kecamatan. Selanjutnya secara umum hasil perhitungan terkait estimasi nilai luas lahan produktif dan PDRB di wilayah
Kabupaten Agam disajikan dalam Tabel 15. Standarisasi nilai perhitungan konversi ke dalam nilai absolut, menunjukkan bahwa semakin besar nilai luas
48 lahan produktif dan semakin besar nilai PDRB, maka hal ini menunjukkan tingkat
Kerentanan Ekonomi di daerah penelitian akan semakin tinggi dimana nilai absolut mendekati 1. Sebaliknya, semakin kecil nilai luas lahan produktif dan
semakin kecil nilai PDRB, maka Kerentanan Ekonomi menjadi semakin rendah atau nilai absolut mendekati 0.
Tabel 15. Estimasi perhitungan nilai luas lahan produktif dan PDRB di
Kabupaten Agam Sumber: Kabupaten Dalam Angka, BPS 2014
Kecamatan Luas Lahan Produktif Juta RPHa
Total Luas Lahan Produktif Juta
RPHa PDRB
Perkebunan Tanaman Bahan Pangan
Ampek Nagari 12.512
14.249 26.760
487.036 Banuhampu
7.214 134.882
147.393 122.781
Baso 34.454
256.144 268.655
181.221 Candung
10.754 124.708
137.219 94.362
IV Koto 18.723
84.196 96.707
144.194 Kamang Magek
17.019 108.835
121.347 156.905
Lubuk Basung 1.204
5.621 18.133
473.678 Malalak
8.793 25.216
37.728 195.933
Matur 18.731
96.222 108.734
167.103 Palembayan
36.290 93.867
106.379 603.931
Palupuh 36.568
88.334 100.846
436.246 Tanjung Raya
9.422 67.901
80.412 247.030
Tilatang Kamang 22.979
141.031 153.543
99.993 Total
234.663 1.241.206
1.403.857 3.410.413
Tabel 16. Matriks penilaian komposit pada bobot indikator Kerentanan Ekonomi di daerah penelitian
LP PDRB
Bobot LP
1 4.04
0.80 PDRB
0.25 1
0.20 Keterangan: LP: Luas Lahan Produktif, PDRB : Pendapatan Daerah Regional Bruto.
Untuk mendapatkan nilai kerentanan ekonomi secara total maka dilakukan pembobotan. Hasil pembobotan Tabel 16 menunjukkan bahwa parameter lahan
produktif LP mempunyai bobot lebih tinggi yakni mempunyai nilai 0.80 pada skala maksimal 1, sedangkan untuk PDRB mempunyai nilai bobot lebih rendah
sebesar 0.20. Dengan demikian tingkat Kerentanan Ekonomi VE di daerah penelitian, dapat diperhitungkan dengan menggunakan formula VE = 0.80 LP
+ 0.20 PDRB. Hasil perhitungan tersebut secara spasial dapat ditunjukkan pada Gambar 32. Beberapa lokasi yang memiliki tingkat KerentananEkonomi
tinggi adalah Kecamatan-kecamatan Baso, Palupuh, Palembayan. Sebaliknya lokasi-lokasi yang memiliki tingkat Kerentanan Ekonomi rendah yaitu di
Kecamatan-kecamatan Kamang Magek, Tilatang Kamang, Banuhampu, IV Koto, Malalak, Matur, Tanjung Raya, Ampek Nagari.
49 Dalam konteks bencana alam, kerentanan ekonomi menggambarkan
peluang kehilangan sumber pendapatan dan aset akibat bencana alam, beban utangkredit akibat bencana alam, ketidakmampuan mengakses sumber
pendapatan, dan kebutuhan sandang papan yang taktercukupi. Tingkat kerentanan ekonomi sangat bergantung pada status ekonomi dari masyarakat dan komunitas.
Dimana tingkat ekonomi masyarakat maupun pendapatan daerah khusus Kabupaten Agam yang lemah pada umumnya akan meningkatkan tingkat
kerentanan ekonomi. Selain itu keterbatasan akses terhadap infrastruktur pendukung perekonomian seperti akses jalan, perbankan, pasar juga berpengaruh
pada tingkat kerentanan ekonomi.
Gambar 32. Zonasi perhitungan total Kerentanan Ekonomi VE Kabupaten Agam dari Penggabungan Total Indikator Lahan Produktif LP
dan PDRB di Daerah Penelitian. 4. Kerentanan Lingkungan