Sebaran diameter telur pada ikan TKG III yang diamati sebanyak 4 ekor dengan diameter berkisar antara 0,11 - 1,04 mm, sedangkan sebaran diameter telur
pada ikan TKG IV yang diamati sebanyak 4 ekor dengan diameter berkisar antara 0,38 - 1,85 mm.
Pada Gambar 19 berdasarkan sebaran diameter telur diduga pola pemijahan ikan Juaro P. polyuranodon adalah total spawner, dimana ikan Juaro
melakukan pemijahan hanya sekali dalam setahun dengan mengeluarkan telur yang masak sekaligus dalam satu waktu. Hal ini terlihat dari sebaran diameter
telur TKG IV membentuk 1 puncak. Sesuai pendapat Siregar 2004 ikan Patin kunyit Pangasius kunyit di perairan Sungai Kampar memiliki pola pemijahan
total spawner , dengan musim pemijahan Agustus – Desember.
100 150
200 250
300
Fr eku
ens i
N = 4
TKG 3
50
50 100
150 200
250 300
0, 11-
0, 25
0, 26-
0, 4
0, 41-
0, 55
0, 56-
0, 7
0, 71
-0, 85
0, 86
-1 1,
01- 1,
15 1,
16- 1,
3 1,
31- 1,
45 1,
46- 1,
6 1,
61- 1,
75 1,
76- 1,
9
Selang diameter telur mm Fr
ekuen si
N = 4
TKG 4
Gambar 19. Sebaran Diameter Telur Ikan Juaro P. polyuranodon Pada TKG III dan TKG IV
4.6 Pengelolaan Sumberdaya Ikan Juaro P. polyuranodon
Dalam suatu perairan pengelolaan sumberdaya yang terdapat di perairan tersebut perlu dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelestarian
sumberdaya di perairan tersebut. Pengelolaan terhadap sumberdaya perikanan di perairan Sungai Musi perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem
baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang. Perairan Sungai Musi kaya akan sumberdaya perikanan, dimana semuanya itu perlu diperhatikan
kelestariannya, khususnya ikan Juaro P. polyuranodon. Beberapa aspek biologi yang dapat membantu pengelolaan antara lain adalah evaluasi terhadap kapasitas
dan potensi perairan serta pengetahuan tentang perubahan-perubahan besarnya atau jumlah stok Effendie, 2002. Dari beberapa aspek biologi tersebut
diantaranya adalah aspek biologi reproduksi yang dapat bermanfaat demi kelestarian sumberdaya perikanan di Perairan Sungai Musi.
Pengelolaan sumberdaya ikan Juaro di Sungai Musi ditujukan pada upaya untuk menjamin kelestarian stok ikan tersebut di perairan Sungai Musi melalui
pendekatan aspek biologi reproduksinya. Reproduksi dari suatu jenis ikan sangat berkaitan dengan populasi ikan tersebut di alam.
Informasi yang dihasilkan dari penelitian mengenai aspek biologi reproduksi ikan Juaro merupakan suatu informasi yang bermanfaat dalam upaya
pengelolaan populasi ikan tersebut di perairan Sungai Musi. Dari hasil penelitian ini dihasilkan beberapa informasi yang diharapkan dapat mendukung kegiatan
pengelolaan sumberdaya ikan Juaro lebih lanjut, diantaranya ikan Juaro memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif untuk ikan jantan dan ikan betina. Rasio
kelamin ikan Juaro secara keseluruhan selama penelitian seimbang 1 : 1. Rata-rata faktor kondisi ikan Juaro cenderung meningkat seiring dengan
meningkatnya tingkat kematangan gonad. Ikan Juaro telah memasuki waktu memijah diduga sekitar bulan Juni - Agustus. Ikan Juaro betina memiliki indeks
kematangan gonad yang lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Fekunditas ikan Juaro setelah dilakukan pengamatan berkisar antara 616 – 7.059 butir telur,
dan memiliki pola pemijahan total spawner. Dari informasi yang diperoleh diatas, diharapkan dapat menjadi informasi
yang penting bagi upaya pengelolaan ikan Juaro. Adapun upaya yang dapat