Pangasius djambal patin jambal, Pangasius macronema ikan rios, riu, lancang, Pangasius micronemus wakal, rius caring, Pangasius nasutus
pedado, Pangasius nieuwenbuissii ikan Lawang, dan Pangasius polyuranodon ikan Juaro in www.bi.go.id 2007
Ikan Juaro merupakan ikan konsumsi, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan Juaro dan beberapa patin
lainnya dinilai lebih aman untuk kesehatan karena kadar kolesterolnya rendah dibandingkan dengan daging ternak www.bi.go.id 2007. Ikan Juaro
merupakan ikan omnivora dengan makanan utamanya adalah hewan benthik seperti moluska dan crustacea.
Berdasarkan ciri morfometrik dan meristrik, ikan ini mempunyai bentuk tubuh yang memanjang. Bentuk kepala yang pipih dan pendek, bentuk tubuh
tampak depan bundar, punggung berwarna biru gelap sampai biru kehitam- hitaman. Bentuk mata normal, bentuk mulut subterminal, mampu mencapai
panjang baku tubuh hingga 80 cm serta tidak memiliki lineal lateral. Sirip punggung dengan jari-jari bertulang keras berjumlah 2-2, sirip punggung jari-jari
lemah 6-8, sirip anal berjari-jari tulang keras 0-0, sirip anal dengan jari-jari lemah 33-43, sirip ekor panjang dan bercagak. Sedangkan untuk sirip yang sepasang,
sirip pectoral berjari-jari tulang keras 1, dan berjari-jari lemah 9-15 dengan bentuk normal, untuk sirip perut pelvics dengan 1 jari-jari keras dan 6-6 jari-jari lemah
dengan bentuk abdominal.
2.2 Habitat dan Distribusi
Penyebaran ikan Juaro tidak hanya terbatas di Indonesia saja, namun ikan ini juga banyak ditemukan di negara-negara beriklim tropis seperti Malaysia,
Thailand, dan Vietnam. Ikan Juaro banyak ditemukan di sungai-sungai besar seperti Sungai Musi, Kapuas, Mekong, Batang rajang, Kinabatangan, Sabah dan
Sarawak www.bi.go.id 2007. Menurut FAO 2007, penyebaran ikan Juaro meliputi perairan Asia dan kepulauan Indonesia. Habitat ikan Juaro di Indonesia
sendiri adalah daerah estuari, pinggiran sungai maupun rawa banjiran di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Di Sungai Mekong ikan ini ditemukan pada
muara sungai. Ikan Juaro hidup pada salinitas tawar, penyebarannya di Indonesia yaitu di Sungai Musi dan Kapuas, serta Banjarmasin, Borneo.
Menurut informasi masyarakat sekitar bahwa ikan Juaro memijah di bagian tengah sampai hilir DAS Musi, ikan ini berbeda dengan jenis Pangasius lain yang
apabila memijah bermigrasi ke bagian hulu, karena ikan Juaro ini bukan tipe ikan bermigrasi. Setelah memijah ikan Juaro memilih perairan yang agak tenang untuk
nursery ground dan feeding ground, setelah cukup dewasa ikan Juaro mencari makan sampai ke perairan yang memiliki arus yang lambat sampai sedang. Hal
ini dibuktikan saat pengambilan ikan contoh banyak ditemukan di bagian tengah sampai hilir DAS Musi, jarang sekali ditemukan di bagian hulu.
2.3 Hubungan Panjang-Berat
Pola pertumbuhan ikan dapat diketahui dengan melakukan analisis hubungan panjang-beratnya. Berat dapat dianggap sebagai fungsi dari panjang.
Nilai praktis yang didapat dari perhitungan panjang-berat dapat digunakan untuk menduga berat dari panjang ikan atau sebaliknya, keterangan mengenai
pertumbuhan, kemontokan, dan perubahan dari lingkungan Effendie, 2002.
2.4 Rasio Kelamin
Nikolsky 1969 berpendapat bahwa perbandingan kelamin dapat berubah menjelang dan selama musim pemijahan, dalam ruaya ikan untuk
memijah ikan jantan lebih banyak mengalami perubahan nisbah kelamin secara teratur, pada awalnya ikan jantan lebih banyak dari pada ikan betina, kemudian
rasio kelamin berubah menjadi 1:1 diikuti dengan dominasi ikan betina. Namun pada kenyataannya di alam perbandingan rasio kelamin tidaklah mutlak,
dipengaruhi oleh pola distribusi yang disebabkan oleh ketersediaan makanan, kepadatan populasi, dan keseimbangan rantai makanan Effendie, 2002.
2.5 Aspek Biologi Reproduksi
Reproduksi pada ikan merupakan tahap penting dalam siklus hidupnya
untuk menjamin kelangsungan hidup suatu spesies Effendie, 2002. Biologi
reproduksi dapat memberikan gambaran tentang aspek biologi yang terkait