Pada masing-masing bulan pengambilan ikan contoh terdapat perbedaan frekuensi jumlah ikan Juaro P. polyuranodon yang tertangkap Gambar 4. Pada
bulan Juni 2006 sebanyak 27 ekor ikan, diantaranya 14 ekor ikan jantan dan 13 ekor ikan betina, dengan frekuensi terbesar ikan jantan dan betina berada pada
selang kelas 146-206 mm, masing-masing berjumlah 6 ekor. Untuk bulan Agustus 2006 sebanyak 14 ekor ikan, diantaranya 9 ekor ikan jantan dan 5 ekor
ikan betina, dengan frekuensi terbesar berada pada selang kelas 146-206 mm untuk ikan jantan dan 85-145 mm untuk ikan betina dengan frekuensi masing-
masing sebanyak 4 ekor. Untuk bulan Januari 2007 ikan yang tertangkap hanya 3 ekor, dimana tidak ditemui ikan jantan, frekuensi terbesar berada pada selang
kelas 207-267 mm yakni berjumlah 2 ekor. Sedangkan untuk bulan Juli 2007 tertangkap sebanyak 7 ekor, dimana seluruhnya adalah ikan betina dengan
frekuensi terbesar berada pada selang kelas 390-450 mm.
4.3 Hubungan Panjang-Berat Ikan Juaro P. polyuranodon
Setelah dilakukan analisis hubungan panjang berat, diperoleh model hubungan panjang berat ikan Juaro jantan adalah W = 0,00002L
2,8062
dengan nilai b sebesar 2,8062, sedangkan untuk ikan Juaro betina adalah W = 0,00002L
2,8215
dengan nilai b sebesar 2,8215 Gambar 5. Dari hasil analisis hubungan panjang berat diperoleh nilai koefisien
korelasi r yang tinggi, baik pada ikan Juaro jantan 0,9827 maupun ikan Juaro betina 0,9536. Menurut Walpole 1995, apabila nilai koefisien korelasi r
mendekati 1 maka menunjukan hubungan yang sangat erat antara kedua peubah dan dapat dikatakan terdapat korelasi yang tinggi antara keduanya. Sehingga
menunjukan bahwa panjang total tubuh dari ikan Juaro P. polyuranodon sangat mempengaruhi berat total tubuh ikan tersebut, artinya semakin besar nilai panjang
total tubuh ikan maka semakin besar pula nilai berat total tubuh ikan tersebut. Berdasarkan analisis hubungan panjang berat diperoleh nilai koefisien determinasi
R
2
yang dapat menjelaskan besarnya pengaruh nilai panjang terhadap berat ikan. Pada ikan jantan, nilai panjang total tubuh ikan dapat menjelaskan nilai berat
tubuh ikan sebesar 96,57 sedangkan pada ikan betina nilai panjang total tubuh ikan dapat menjelaskan nilai berat tubuh ikan sebesar 90,94.
y =0,00002x
2,8062
R
2
= 0,9657 r=0,9827
0,00 100,00
200,00 300,00
400,00 500,00
600,00 700,00
800,00 900,00
100 200
300 400
500 600
Panjang mm B
e ra
t g r
Jantan
y = 0,00002x
2,8215
R
2
= 0,9094 r=0,9536
100 200
300 400
500 600
Panjang mm
Betina
Gambar 5. Hubungan Panjang Berat Ikan Juaro P. polyuranodon Jantan dan Betina
Berdasarkan analisis uji t Lampiran 8 terhadap nilai b ikan Juaro P. polyuranodon
jantan diperoleh T-hitung sebesar 2,79 dan T-tabel sebesar 2,01. Hal ini menunjukan bahwa T-hitung T-tabel, sehingga pola pertumbuhan ikan
Juaro jantan adalah allometrik negatif, artinya pertambahan nilai panjang tubuh ikan lebih cepat daripada pertambahan nilai berat tubuh ikan. Sedangkan pada
ikan Juaro betina diperoleh T-hitung sebesar 2,23 dan T-tabel sebesar 1,98. Hal ini menunjukan bahwa T-hitung T-tabel, sehingga pola pertumbuhan ikan Juaro
betina pun allometrik negatif, artinya pertambahan nilai panjang tubuh ikan lebih cepat dari pertambahan nilai beratnya.
Panjang dan berat sering kali dihubungkan dengan reproduksi, dengan mengetahui hubungan panjang dan berat, kita dapat mengetahui pola pertumbuhan
suatu ikan. Pola pertumbuhan ini dapat digunakan untuk menentukan kondisi dari ikan tersebut. Keadaan ini diduga merupakan indikasi dari musim pemijahan dari
ikan khususnya ikan-ikan betina Effendie, 2002. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan panjang dan berat mempunyai pengaruh terhadap
reproduksi ikan.
4.4 Rasio Kelamin Ikan Juaro P. polyuranodon