Berdasarkan tingkat kematangan gonad, ikan Juaro P. polyuranodon jantan memiliki rata-rata indeks kematangan gonad berkisar antara 0,08 - 0,81
dan pada ikan betina nilainya berkisar antara 0,2 - 8,21 Gambar 17, Lampiran 14. Pada gambar 17 dapat dilihat bahwa rata-rata indeks kematangan gonad
cenderung meningkat seiring dengan peningkatan tingkat kematangan gonad. Hal ini sesuai dengan pernyataan Effendie 2002 bahwa ada hubungan antara indeks
kematangan gonad dengan tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad dan akan
menurun setelah ikan selesai memijah. Hasil analisis indeks kematangan gonad berdasarkan bulan pengambilan
ikan contoh dan tingkat kematangan gonad menunjukan bahwa ikan betina memiliki rata-rata indeks kematangan gonad yang lebih besar dibandingkan
dengan ikan jantan. Hal ini dikarenakan ikan betina yang tertangkap selama empat bulan pengambilan ikan contoh memiliki gonad yang lebih berkembang
dibandingkan dengan ikan jantan. Perkembangan gonad tersebut seiring dengan peningkatan berat gonad yang kemudian mempengaruhi nilai rata-rata indeks
kematangan gonad. Indeks kematangan gonad akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan berat gonad ikan tersebut Effendie, 2002.
4.5.4 Fekunditas Ikan Juaro P. polyuranodon
Fekunditas ikan Juaro diperoleh berdasarkan analisis 14 sampel gonad yang sudah masak, TKG III 4 gonad dan TKG IV 10 gonad. Jumlah telur yang
didapatkan setelah dilakukan pengamatan berkisar antara 616 - 7.059 butir telur. Jumlah telur ikan Juaro dengan frekuensi terendah ditemukan pada ikan dengan
panjang tubuh total 391 mm sebanyak 616 butir telur TKG IV, sedangkan jumlah telur dengan frekuensi tertinggi ditemukan pada ikan dengan panjang
tubuh total 285 mm sebanyak 7.059 butir telur pada TKG yang sama. Berdasarkan hasil regresi fekunditas dengan panjang tubuh Gambar 18 diperoleh
koefisien determinasi sebesar 0,0766, nilai ini menunjukan bahwa hanya 7,66 dari keragaman nilai fekunditas ikan Juaro dapat dijelaskan oleh panjang tubuh
total, dan didapat nilai koefisien korelasi r sebesar 0,277, nilai tersebut termasuk
rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kurang erat antara fekunditas dengan panjang tubuh.
N= 14
y = -4.0214x + 3356.5 R
2
= 0.0766 r= 0.277
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
100 200
300 400
500
Panjang tubuh mm F
eku nd
it as
Gambar18. Hubungan Panjang Total Ikan Juaro P. polyuranodon Dengan Fekunditas TKG III dan TKG IV
Effendie 2002 menyatakan bahwa fekunditas suatu jenis ikan berhubungan erat dengan lingkungannya, dalam hal ini fekunditas dari suatu
spesies ikan akan berubah bila keadaan lingkungannya berubah. Hal ini berkaitan dengan kelimpahan makanan yang tersedia dalam lingkungan tersebut. Sehingga
fekunditas lebih sering dihubungkan dengan panjang daripada berat, karena panjang penyusutannya lebih kecil dibandingkan dengan berat yang dapat dengan
mudah berkurang apabila terjadi perubahan lingkungan dan kondisi fisiologis pada ikan.
4.5.5 Diameter Telur Ikan Juaro P. polyuranodon
Jumlah gonad yang masak ikan Juaro P. polyuranodon betina seluruhnya berjumlah 14 gonad, terdiri dari 4 TKG III dan 10 TKG IV. Dari 14
gonad tersebut diamati sebaran diameter telur sebanyak 8 gonad, yaitu 4 TKG III dan 4 TKG IV dimana diambil secara acak dari 10 TKG IV yang masak.
Kemudian sebaran diameter telur diamati pada masing-masing gonad yang terpilih sebanyak 200 butir telur, sebaran diameter telur ikan Juaro betina yang diamati
bervariasi mulai dari 0,11 - 1,85 mm, diperoleh selang kelas sebanyak 12 kelas.
Sebaran diameter telur pada ikan TKG III yang diamati sebanyak 4 ekor dengan diameter berkisar antara 0,11 - 1,04 mm, sedangkan sebaran diameter telur
pada ikan TKG IV yang diamati sebanyak 4 ekor dengan diameter berkisar antara 0,38 - 1,85 mm.
Pada Gambar 19 berdasarkan sebaran diameter telur diduga pola pemijahan ikan Juaro P. polyuranodon adalah total spawner, dimana ikan Juaro
melakukan pemijahan hanya sekali dalam setahun dengan mengeluarkan telur yang masak sekaligus dalam satu waktu. Hal ini terlihat dari sebaran diameter
telur TKG IV membentuk 1 puncak. Sesuai pendapat Siregar 2004 ikan Patin kunyit Pangasius kunyit di perairan Sungai Kampar memiliki pola pemijahan
total spawner , dengan musim pemijahan Agustus – Desember.
100 150
200 250
300
Fr eku
ens i
N = 4
TKG 3
50
50 100
150 200
250 300
0, 11-
0, 25
0, 26-
0, 4
0, 41-
0, 55
0, 56-
0, 7
0, 71
-0, 85
0, 86
-1 1,
01- 1,
15 1,
16- 1,
3 1,
31- 1,
45 1,
46- 1,
6 1,
61- 1,
75 1,
76- 1,
9
Selang diameter telur mm Fr
ekuen si
N = 4
TKG 4
Gambar 19. Sebaran Diameter Telur Ikan Juaro P. polyuranodon Pada TKG III dan TKG IV
4.6 Pengelolaan Sumberdaya Ikan Juaro P. polyuranodon