Tingkat Kematangan Gonad TKG Ikan Juaro P. polyuranodon

4.5.2 Tingkat Kematangan Gonad TKG Ikan Juaro P. polyuranodon

Tingkat kematangan gonad adalah tahap-tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah Effendie, 2002. Tingkat kematangan gonad ikan Juaro P. polyuranodon jantan dan betina ditentukan melalui pengamatan secara morfologi dan histologi. Pengamatan morfologi tingkat kematangan gonad ikan jantan berbeda dengan ikan betina. Effendie 1979 menyatakan bahwa untuk ikan betina yang diamati adalah bentuk, ukuran, warna, kehalusan, dan pengisian ovarium dalam rongga tubuh serta ukuran, kejelasan bentuk, warna telur dalam ovarium. Sedangkan untuk ikan jantan yang diamati adalah bentuk, ukuran, warna, dan pengisian testes dalam rongga tubuh serta keluar tidaknya cairan dari testes keadaan segar. Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad ikan Juaro jantan dan betina secara morfologi dan histologi dapat dilihat pada Gambar 10-13 dan Tabel 3. TKG I TKG II TKG IV TKG III Gambar 10. Bentuk Morfologi Testes Ikan Juaro P. polyuranodon . TKG I TKG II Sp K-Tb 40 x 10 40 x 10 20 µm 30 µm TKG III TKG IV Ss St Sz 40 x 10 40 x 10 50 µm 50 µm Gambar 11. Bentuk Histologi Testes Ikan Juaro P. polyuranodon Ket : K-Tb Kantung Tubulus, Sp Spermatosit primer, Ss Spermatosit sekunder, St Spermatid, Sz Spermatozoa. Secara histologi pada gonad jantan TKG I sel spermatogonium tidak terlihat jelas, karena tertutup oleh kantung tubulus seminiferi pada pembesaran 400 kali. Pada TKG II gonad lebih berkembang, kantung tubulus seminiferi sudah mulai diisi oleh spermatosit primer. Kemudian pada TKG III spermatosit primer berubah menjadi spermatosit sekunder, dan pada TKG IV spermatosit sudah menyebar, kemudian berkembang menjadi spermatid dan spermatozoa, Gambar 11. TKG I TKG II TKG III TKG IV Gambar 12. Bentuk Morfologi Ovarium Ikan Juaro P. polyuranodon TKG I TKG II Og Os 40 x 10 40 x 10 30 µm 40 µm TKG III TKG IV FYG Nu Ot Ov 40 x 10 40 x 10 50 µm 50 µm Gambar 13. Bentuk Histologi Ovarium Ikan Juaro P. polyuranodon Ket : Og Oogonia, Os Oosit, Ot Ootid, FYG Fusion of Yolk Globule Butir kuning telur, Ov Ovum, Nu Nukleus. Pada gonad betina TKG I di dominasi oleh oogonium dan sedikit oosit. Pada TKG II ukuran sel telur bertambah besar, di dominasi oleh oosit dan ukuran nukleus yang besar. Pada TKG III sel telur berkembang menjadi ootid dan diameter telur semakin membesar. Kuning telur dan butiran minyak sudah terbentuk. Pada TKG IV ootid berkembang menjadi ovum. Jumlah kuning telur dan butiran minyak semakin besar, Gambar 13. Dalam Ernawati, 1999 dijelaskan bahwa dari bentuk histologi suatu ikan dapat ditentukan pola pemijahannya, jika pada tiap perkembangan sel dari suatu TKG masih terlihat bagian sel TKG sebelumnya, maka ikan tersebut umumnya memiliki tipe pola pemijahan partial spawner mengeluarkan telur yang masak tidak dalam satu waktu, namun jika tidak terlihat maka ikan tersebut memiliki tipe pola pemijahan total spawner mengeluarkan telur yang masak dalam satu waktu. Jika dilihat dari bentuk histologinya maka ikan Juaro memiliki tipe pola pemijahan total spawner . Tabel 3. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Juaro P. polyuranodon TKG Jantan Betina I Ikan muda Gonad testis kecil, memanjang, warna jernih. Gonad ovarium masih kecil dan agak membulat, warna ovarium merah muda. II Masa Perkembangan Testis berwarna putih susu, ukuran testis jauh lebih besar dan panjang, bentuk lebih jelas daripada TKG I. Ukuran ovarium bertambah besar, bagian yang membulat sudah mulai terisi bakal butiran telur, namun belum terlalu jelas, warna ovarium berubah menjadi kuning muda, butiran telur belum terlalu jelas. III Dewasa Ukuran testis jauh lebih besar dari TKG II,warna putih agak kuning, permukaan agak berlekuk. Ukuran ovarium makin besar dari TKG II, mengisi hampir 13 rongga perut, butiran minyak mulai muncul, butir- butir telur terlihat jelas dan berwarna kuning muda. IV Matang Testes makin besar dan pejal, lebih berkembang bentuknya dari TKG III, lekukan pada permukaan makin jelas, berwarna putih agak kuning. Gonad mengisi penuh rongga perut, semakin banyak butiran minyaknya dan warna butiran telur kuning tua. Butiran telur makin besar dan mudah dipisahkan, kantung tubulus seminifer agak tebal dan lunak. V Mijah Tidak diperoleh sampel. Tidak diperoleh sampel. Ket : Hasil Analisis Pribadi Jantan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ti ngk a t k e m a ta nga n gona d Betina 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 85 -14 5 14 6-2 06 20 7-2 67 26 8-3 28 32 9-38 9 39 0-4 50 45 1-5 11 Selang kelas panjang total mm Tingk a t k e m a ta n g a n go na d TKG 1 TKG 2 TKG 3 TKG 4 Gambar 14. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Juaro P. polyuranodon Berdasarkan Selang Kelas Panjang Total mm Tingkat kematangan gonad ikan Juaro P. polyuranodon jantan dan betina hampir semua meningkat seiring dengan bertambahnya nilai selang kelas panjang total Gambar 14, Lampiran 12. Hal ini menunjukan bahwa bertambahnya panjang tubuh ikan, maka akan meningkatkan tingkat kematangan gonad, diduga ikan Juaro seimbang dalam menggunakan energi baik untuk pertumbuhan maupun perkembangan gonadnya. Frekuensi tertinggi ikan Juaro jantan dan betina TKG I terdapat pada selang kelas panjang total 146-206 mm, yaitu masing-masing berjumlah 7 ekor dan 5 ekor. Ikan jantan TKG II terdapat pada 3 selang kelas panjang total yakni 85-145 mm, 146-206 mm, 207-267 mm, masing-masing berjumlah 1 ekor, sedangkan frekuensi tertinggi ikan betina TKG II terdapat pada selang kelas panjang total 207-267 mm dengan jumlah 3 ekor. Ikan jantan TKG III frekuensi tertinggi terdapat pada selang kelas panjang total 146-206 mm sebanyak 2 ekor, sedangkan frekuensi tertinggi ikan betina TKG III terdapat pada selang kelas panjang total 85-145 mm sebanyak 2 ekor. Ikan jantan TKG IV terdapat pada selang kelas panjang total 268-328 mm dan 329-389 mm, masing-masing 1 ekor, sedangkan ikan betina TKG IV frekuensi tertinggi terdapat pada selang kelas panjang total 329-389 mm sebanyak 4 ekor. Ikan betina memiliki gonad yang lebih berkembang dibandingkan dengan ikan jantan selama empat bulan pengambilan ikan contoh di Sungai Musi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lagler et al. 1984 in Saepudin 1999 bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kematangan gonad adalah jenis kelamin yang berbeda. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi yaitu umur, ukuran, sifat fisiologis, suhu lingkungan, arus, dan tempat memijah yang sesuai. Berdasarkan bulan pengambilan ikan contoh diperoleh bahwa ikan Juaro P. polyuranodon jantan didominasi oleh ikan TKG I, begitupun dengan ikan betina Gambar 15, Lampiran 11. Frekuensi tertinggi ikan jantan TKG I terdapat pada bulan Juni 2006 sebanyak 11 ekor, begitupun ikan betina pada TKG dan bulan yang sama sebanyak 7 ekor. Pada Gambar 15 dapat terlihat ikan betina dengan TKG yang sudah matang TKG IV banyak ditemukan di bulan Juni 2006 Agustus 2006 dan Juli 2007, diduga bahwa bulan tersebut merupakan waktu memijah untuk ikan Juaro, namun dugaan ini kurang valid karena tidak ditemukannya ikan jantan pada bulan Januari 2007 dan Juli 2007. Berdasarkan hasil analisis pendugaan ukuran pertama kali ikan matang gonad dengan metode Spearmen-Karber Lampiran 13, ikan Juaro P. polyuranodon jantan di duga pertama kali matang gonad pada kisaran panjang total 309-374 mm. Sedangkan, ukuran pertama kali matang gonad pada ikan Juaro P. polyuranodon betina di duga pada panjang total 159-355 mm Lampiran 13. Sesuai dengan pendapat Effendie 2002 yang menyatakan bahwa ukuran pertama kali matang gonad pada tiap spesies berbeda, begitu pula pada ikan yang sama spesiesnya. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Juni 06 Agustus 06 Januari 07 Juli 07 Bulan T in g kat kem atan g a n g o n a d TKG 1 TKG 2 TKG 3 TKG 4 Jantan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Juni 06 Agustus 06 Januari 07 Juli 07 Bulan T in g kat kem at an g an g o n ad TKG 1 TKG 2 TKG 3 TKG 4 Betina Gambar 15. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Juaro P. polyuranodon Berdasarkan Bulan Pengambilan Ikan Contoh

4.5.3 Indeks Kematangan Gonad IKG Ikan Juaro P. polyuranodon