IV. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Sebelum penelitian, dilakukan pengamatan pendahuluan pada bulan Januari-Mei 2005 dan September-Oktober 2005 untuk melihat lokasi
penyebaran Katak pohon hijau di Kampus IPB Darmaga dan untuk melihat waktu terjadinya musim kawin. Dari pengamatan pendahuluan didapatkan tiga
lokasi penyebaran Katak pohon hijau di Kampus IPB Darmaga. Ketiga lokasi tersebut adalah Arboretum Fakultas Kehutanan, Laboratorium Lapangan
Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata dan Lapangan voli Fakultas Teknologi Pertanian.
Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2005 sampai dengan Januari 2006. Pengamatan perilaku dilakukan mulai pukul
18.00 sampai pukul 06.00 pagi mengikuti perilaku katak yang sedang kawin. Pemilihan hari dilakukan acak dengan bergantung pada hujan yang turun pada
hari tersebut. Lokasi penelitian perilaku berbiak katak pohon ini dilakukan di Arboretum Fakultas Kehutanan dan Laboratorium Konservasi Tumbuhan.
Gambar 4. Potret udara kampus IPB Darmaga dan lokasi penelitian. Keterangan: a. Arboretum Fahutan dan b. Laboratorium
Konservasi Tumbuhan.
a b
U
B. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian perilaku berbiak adalah populasi Katak pohon hijau yang ada di Arboretum Fahutan dan Laboratorium
Lapangan Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:
C. Pengumpulan Data 1.
Data Primer
Data primer didapatkan langsung di lapangan. Data diambil dengan cara melakukan pengamatan pada lokasi tempat ditemukannya Katak
pohon hijau. Waktu pengamatan dimulai pukul 18.00 saat katak mulai melakukan aktivitasnya seperti bersuara calling.
Pengamatan perilaku dilakukan dengan menggunakan bantuan senter dan metode sampling
perjumpaan, baik perjumpaan dengan individu, larva berudu maupun perjumpaan dengan sarang foam nest Heyer et al., 194; Lehner, 1979.
Pengamatan dilakukan pada bulan-bulan yang curah hujannya cukup tinggi. Pengamatan lebih diutamakan jika terjadi hujan pada sore harinya
atau saat pengamatan terjadi hujan. Data primer yang diambil meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Pengukuran terhadap faktor-faktor fisik dan biotik lingkungan lokasi
penelitian antara lain: tipe vegetasi, posisi horizontal terhadap badan air, posisi vertikal terhadap permukaan air, suhu udara, pH air,
kedalaman air, sifat naungan dan penutupan oleh vegetasi. -
Meteran -
Tali Rafia -
Altimeter -
Kantung plastik -
Pengukur waktu -
Senter Headlamp -
Kaliper -
Video recorder -
Baterai -
Spidol permanen -
Timbangan -
Termometer -
Higrometer -
pH meter -
Kamera digital -
Perekam suara digital -
Kaset Video
b. Perilaku Berbiak
1 Waktu dan Musim kawin. Pengamatan musim kawin dilakukan
selama tujuh bulan yaitu sebelum penelitian perilaku dilaksanakan. Setiap dua minggu dilakukan pengamatan di sekitar Arboretum
Fahutan. Musim berbiak ditandai dengan adanya aktivitas bersuara dari Katak pohon hijau jantan, serta ditemukannya sarang dan
berudu. Sedangkan pencatatan waktu kawin dilakukan berdasarkan hasil pengamatan pada bulan November 2005 sampai Januari 2006.
2 Jumlah katak berbiak dan lokasi berbiak. Penyebaran temporal dari
Katak pohon hijau dilakukan setiap pengamatan. Pengukuran spasial tinggi dari tanah dan jarak dari air dan kualitatif
penutupan vegetasi dari lokasi tempat memanggil dan jenis tanaman tempat bertengger dicatat untuk menentukan penyebaran
spasial dan pemilihan mikrohabitat. Penghitungan populasi katak hijau dihitung berdasarkan perjumpaan atau suara yang ditemukan
saat pengamatan. Pencatatan meliputi jumlah katak dalam satu kelompok dan jumlah pasangan yang kawin atau melakukan
aktivitas breeding lainnya. Pencatatan juga dilakukan untuk menghitung jumlah katak jantan yang aktif bersuara di malam hari
dan setiap jam melalui pengamatan selama 15 menit setiap jam untuk menentukan puncak aktivitas waktu dimana jumlah katak
jantan terbanyak aktif berbunyi. 3
Perilaku berbiak Katak pohon hijau di Kampus IPB Darmaga yang meliputi: urutan sistematika perkawinan, durasilama aktivitas
berlangsung dan prestasi atau hasil yang diperoleh dari perkawinan.
¾ Data urutansistematika perilaku kawin dilakukan secara
langsung di lapangan. Semua aktivitas yang dilakukan dicatat dan dideskripsikan melalui tulisan dan bantuan tape recorder.
¾ Durasi dari setiap bagian aktivitas berbiak yang dilakukan
dihitung dengan menggunakan stopwatch.
¾ Prestasi yang dihasilkan dari suatu perkawinan ditentukan
oleh keberhasilan dalam bertelur dan keberhasilan dalam menutupi telur dengan busa foam.
Setelah proses berbiak selesai maka jantan dan betina yang kawin ditangkap dan diukur SVL, berat dan kecacatan jika ada.
Pengukuran SVL akan menggunakan Kaliper dan berat diukur dengan menggunakan Pesola O Spring.
4 Akustik suara direkam dengan menggunakan perekam suara
Olympus DM-20. Perekaman suara dilakukan secara keseluruhan. Perekaman pada titik tertentu dilakukan secara acak untuk melihat
tipe-tipe suara yang dikeluarkan oleh Katak pohon hijau tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari studi literatur, mencakup: a.
Kondisi umum lokasi penelitian. b.
Data iklim dan curah hujan di lokasi penelitian
D. Analisis Data
Data yang didapatkan dianalisis dalam bentuk grafik untuk menjelaskan hubungan antara parameter-parameter yang diukur. Aktivitas berbunyi katak
jantan diukur dengan menghitung jumlah katak jantan yang secara akustik aktif selama periode sampling dan dihubungkan dengan suhu udara, kondisi
cuaca, jumlah katak jantan lainnya yang ada di sekitarnya. Akustik yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan program
software Gram 11 dan Sound Forge 5.0. Hasil dipaparkan dalam bentuk
spectogram dan oscillogram.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Faktor Lingkungan 1.
Kondisi Habitat
Arboretum Fahutan merupakan salah satu lokasi yang digunakan Katak pohon hijau sebagai habitat. Arboretum Fahutan memiliki parit
kecil di sebelah selatan yang biasanya akan digenangi air pada musim hujan. Katak pohon hijau akan mendatangi parit pada musim hujan sebagai
lokasi untuk melakukan perkawinan. Beberapa jenis tumbuhan yang ada di sekitar parit sangat umum digunakan pada saat musim kawin. Beberapa
jenis tumbuhan yang sering digunakan saat berbiak adalah angsana Pterocarpus indicus, burahol Stelechocarpus burahol, gmelina
Gmelina arborea, tanjung Mimosops elengi, kaliandra Caliandra callothyrsus
dan tumbuhan bawah talas-talasan. Lokasi lainnya yang merupakan habitat Katak pohon hijau adalah
Laboratorium Konservasi Tumbuhan. Tempat genangan air yang merupakan lokasi membesarkan berudu berupa atap bangunan yang dapat
menampung air hujan. Atap bangunan berbentuk kolam persegi berukuran 3 x 3 m, tersusun secara berurutan. Substrat dasar kolam berupa semen
yang ditumbuhi oleh lumut dan sisa-sisa tumbuhan yang telah membusuk. Tumbuhan yang sering digunakan selama aktivitas kawin adalah matoa
Pometia pinnata, petai Parkia speciosa, meranti Shorea sp. dan tumbuhan merambat.
Gambar 5. Kondisi habitat Katak pohon hijau a. Arboretum Fahutan dan b. Laboratorium Konservasi Tumbuhan.