Suhu Udara, Kelembaban dan Curah hujan.

2. Suhu Udara, Kelembaban dan Curah hujan.

Suhu udara selama pengamatan di lapangan pada malam hari menunjukkan kisaran 22,0 o C-27,0 o C dengan kelembaban udara berkisar antara 91-92 . Curah hujan harian selama pengamatan menunjukkan kisaran 0-47,5 mm Stasiun Klimatologi Darmaga, 2006 dengan kondisi cuaca cerah, berangin, gerimis dan hujan. Pada saat penelitian yang berlangsung selama 3 bulan, curah hujan relatif tinggi dimana rata-rata curah hujan harian tertinggi dijumpai pada bulan Januari 2006 Gambar 6. Tabel 2. Keadaan suhu udara, kelembaban dan curah hujan harian pada saat pengamatan. Arboretum Fahutan dan Lab Konservasi Tumbuhan Tanggal T ◦C RH CH mm Cuaca 16 Nov 05 25,0 92 0,50 Cerah 18 Nov 05 22,0 91 6,00 Cerah, purnama 19 Nov 05 22,0 91 3,80 Cerah, sore hujan 21 Nov 05 27,0 92 2,80 Cerah, sore hujan 28 Nov 05 25,0 92 0,70 Cerah, habis hujan 23 Des 05 23,0 91 4,70 Cerah 25 Des 05 24,0 91 33,50 cerah berangin, gerimis 29 Des 05 25,5 92 0,80 Cerah 31 Des 05 23,0 91 0,00 Cerah 3 Jan 06 23,0 91 0,00 Cerah, siang hujan 7 Jan 06 23,0 91 0,00 Mendung, hujan 9 Jan 06 24,0 91 1,30 Cerah, siang hujan 25 Jan 06 23,0 91 33,50 Cerah, siang hujan 26 Jan 06 23,0 91 47,50 Mendung,hujan 31 Jan 06 24,0 91 0,00 Cerah Suhu udara dan curah hujan merupakan salah satu faktor fisik yang sangat mempengaruhi aktivitas amfibi. Menurut Stebbins dan Cohen 1995, di daerah tropis amfibi berbiak sepanjang tahun, walaupun ada yang berbiak secara musiman dan beberapa mengikuti waktu hujan yang berlimpah. Gambar 6 menunjukkan curah hujan harian selama 3 bulan pengamatan. Crump 1994 dalam Yuliana 2000 mengatakan bahwa suhu udara berpengaruh nyata terhadap perkembangan dan pertumbuhan amfibi, serta seringkali mengatur siklus reproduksi dan perilaku. Amfibi merupakan jenis satwa ektoterm, suhu tubuh sangat bergantung pada suhu lingkungannya Campbell et al., 2003; Duellman Treub 1994. Oleh sebab itu pola aktivitas amfibi disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Curah Hujan di Kampus IPB Darmaga 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0 160.0 November 05 Desember 05 Januari 06 Februari 06 Tanggal CH m m 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Gambar 6. Curah hujan di Kampus IPB Darmaga bulan November 2005- Februari 2006 Stasiun Klimatologi Darmaga, 2006 Kombinasi suhu dan kelembaban udara menentukan tingkat kehilangan air dari permukaan tubuh amfibi sehingga secara langsung berhubungan dengan metabolisme tubuh Duellman Treub 1994. Kisaran suhu dan kelembaban di lokasi pengamatan secara umum tidak berbeda dengan beberapa lokasi habitat amfibi di Jawa Barat. Pratomo 1994 mengemukakan bahwa kisaran suhu lokasi penelitian di Bogor berada pada 20,0C o -26,0 o C, Sukabumi 21,0C o -25,0 o C dan Cianjur 19,0 o C- 25,0 o C. Bull frog Rana catesbiana menurut Susanto 1999, dapat beraktivitas dan berbiak membutuhkan suhu 24,0C o -27,0 o C. Goin et al, 1978 mengatakan bahwa suhu toleransi untuk amfibi pada kisaran 3,0 o C- 41,0 o C, dan suhu optimum pada habitat katak berkisar pada 25,0 o C- 30,0 o C.

3. Keasaman pH dan Beberapa Parameter Fisik Lain.