kawasan hutan. Keadaan topografi Kampus IPB Darmaga adalah 41 dari luas kawasan memiliki kemiringan 0-5, 37 areal memiliki kelerengan
5-15, 17 areal memiliki kelerengan 15-25 dan 5 memiliki kelerengan 25.
Jenis tanah di Kampus IPB Darmaga termasuk jenis Latosol. Ketinggian lokasi penelitian berkisar antara 145-200 m dpl.
Menurut klasifikasi Schmidt Ferguson, Kampus IPB Darmaga termasuk daerah bertipe hujan A Mulyani, 1985 dengan bulan basah 9
bulan. Curah hujan rata-rata tahunan wilayah Darmaga dalam 2 tahun terakhir 2004-2005 mencapai 4524,15 mm, dengan temperatur udara
rata-rata tahunan 25,8 ˚C, suhu maksimum 32,0˚C dan minimum 22,7˚C.
Sedangkan kelembaban nisbi 84,25, kecepatan angin 2,1 kmjam dan laju penguapan 4,1 Stasiun Klimatologi Darmaga, 2006.
Pola penggunaan lahan di Kampus IPB Darmaga terbagi kedalam 11 kelompok yaitu Komplek Akademik, Pusat Administrasi, Plaza Taman
Rektorat, Arboretum, Kompleks Graha Widya Wisuda, Kandang Ternak, Komplek Olahraga, Komplek Mesjid Al Hurriyyah, Asrama Mahasiswa,
Kebun Percobaan dan Ruang Terbuka Hijau.
2. Kondisi Biotik
a. Flora
Vegetasi di lingkungan Kampus IPB Darmaga berupa vegetasi semak berumput, tegakan karet, hutan pinus, hutan campuran, hutan
percobaan, arboretum dan tanaman pekarangan perumahan dosen dan taman. Pada mulanya seluruh wilayah Kampus IPB Darmaga
didominasi oleh tegakan karet Hevea brasilliensis namun saat ini hanya tinggal beberapa bagian saja yang tersisa. Selain itu terdapat
juga hutan campuran yang terletak di sebelah utara Mesjid Al Hurriyyah yang merupakan miniatur dari hutan tropika dataran rendah
karena memiliki struktur tajuk berbeda.
b. Fauna
Kampus IPB Darmaga memiliki keanekaragaman satwaliar yang tinggi. Menurut Hernowo et al., 1991 ditemukan 12 jenis mamalia,
68 jenis burung, 37 jenis reptil dan 4 jenis ikan di Kampus IPB Darmaga, sedangkan untuk amfibi ditemukan sebanyak 13 jenis yang
semuanya berasal dari ordo Anura Yuliana, 2000. Dari 13 jenis amfibi yang ditemukan, yang kelimpahannya paling banyak adalah
Bufo melanostictus sedangkan yang paling sedikit ditemukan adalah
Occidozyga lima ,
Fejervarya limnocharis dan Rhacophorus
reinwardtii Yuliana, 2000.
Arboretum Fakultas Kehutanan merupakan salah satu habitat yang disukai oleh katak. Terdapat 6 jenis katak yang dapat ditemukan di
Arboretum Fakultas Kehutanan dan sekitarnya. Keenam jenis katak tersebut antara lain Katak pohon hijau Rhacophorus reinwardtii,
Katak pohon bergaris Polypedates leucomystax, Katak tegalan Fejervarya limnocharis, Katak batu raksasa Limnonectes
macrodon , Kodok buduk Bufo melanostictus dan Kodok buduk
sungai Bufo asper Pengamatan pendahuluan, 2005; Yuliana, 2000.
IV. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Sebelum penelitian, dilakukan pengamatan pendahuluan pada bulan Januari-Mei 2005 dan September-Oktober 2005 untuk melihat lokasi
penyebaran Katak pohon hijau di Kampus IPB Darmaga dan untuk melihat waktu terjadinya musim kawin. Dari pengamatan pendahuluan didapatkan tiga
lokasi penyebaran Katak pohon hijau di Kampus IPB Darmaga. Ketiga lokasi tersebut adalah Arboretum Fakultas Kehutanan, Laboratorium Lapangan
Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata dan Lapangan voli Fakultas Teknologi Pertanian.
Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2005 sampai dengan Januari 2006. Pengamatan perilaku dilakukan mulai pukul
18.00 sampai pukul 06.00 pagi mengikuti perilaku katak yang sedang kawin. Pemilihan hari dilakukan acak dengan bergantung pada hujan yang turun pada
hari tersebut. Lokasi penelitian perilaku berbiak katak pohon ini dilakukan di Arboretum Fakultas Kehutanan dan Laboratorium Konservasi Tumbuhan.
Gambar 4. Potret udara kampus IPB Darmaga dan lokasi penelitian. Keterangan: a. Arboretum Fahutan dan b. Laboratorium
Konservasi Tumbuhan.
a b
U