perkembangbiakan. Katak pohon jantan juga terlihat melakukan gerakan merenggang seperti menarik kedua kaki belakangnya dan mengoleskan cairan
yang dikeluarkan melalui anus ke seluruh permukaan tubuhnya. Adapun tata urutan perkawinan Katak pohon hijau adalah sebagai berikut:
1. Tata urutan kawin Katak pohon hijau di Arboretum Fahutan
Katak pohon hijau jantan umumnya mengambil posisi di ketinggian 2 m dan melakukan panggilan suara dari ranting yang terbuka Gambar
15a, betina akan tertarik dan keluar dari persembunyiannya dan mengumumkan kehadirannya komunikasi visual pada seluruh katak
jantan yang ada Gambar 15b, kehadiran betina juga dapat diketahui katak jantan dari suara yang ditimbulkan oleh gerakan betina seperti goyangan
ranting, suara percikan air, dan suara serasah.
Gambar 15. Urutan perkawinan Katak pohon hijau di Arboretum Fahutan
Betina mendatangi jantan yang dianggap paling menarik dan jantan yang berdekatan akan saling berkompetisi untuk mendapatkan betina
Gambar 15c. Katak betina memilih pasangannya dan melakukan
amplexus yang umumnya terjadi di atas pohon berada pada ketinggian ± 2 m dari permukaan tanah. Tipe amplexus pada katak pohon hijau adalah
axillary . Di Arboretum Fahutan amplexus lebih sering terjadi di atas
pohon burahol Stelechocarpus burahol. Katak yang amplexus akan melompat ke ranting lainnya dan turun menuju ke arah parit yang berada
disisi selatan Arboretum Fahutan Gambar 15d, 15e dan 15f. Pasangan turun ke bawah dan melompat-lompat digenangan air Gambar 15g.
Pasangan kemudian naik kembali ke atas parit dan mencari lokasi yang paling tepat untuk bertelur Gambar 15h, 15i dan 15j. Jika pasangan katak
telah menemukan lokasi yang tepat maka pasangan tersebut akan bertelur di antara dedaunan dan semak yang ada. Pada tahapan akhir, telur yang
dilapisi dengan busa putih ditutupi dengan dedaunan yang ada disekitarnya oleh betina dan betina meninggalkannya setelah semua permukaan busa
diperkirakan telah tertutup dengan baik.
Gambar 16. Ilustrasi proses perkawinan Katak pohon hijau yang dimulai dari amplexus sampai bertelur di Arboretum Fahutan.
Waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing pasangan dalam melakukan satu kali perkembangbiakan sangat beragam. Tabel 5
menunjukkan pembagian waktu pada masing-masing tahapan perkawinan Katak pohon hijau.
Tabel 5. Pembagian waktu dari tiap urutan perkawinan pasangan Katak pohon hijau yang berbiak.
Kode K untuk pasangan di Lab. Konservasi tumbuhan dan A untuk pasangan katak di Arboretum Fahutan.
Menunggu adalah saat yang paling menarik dari perilaku katak betina dan katak jantan yang akan melakukan aktivitas berbiak. Ketika waktu
malam sudah tidak cukup lagi untuk melakukan amplexus diatas pukul 02.00 dini hari maka betina dari Katak pohon hijau bersiap-siap untuk
menunggu keesokan hari di lokasi tempat katak jantan melakukan panggilan calling sites. Selama pengamatan, perilaku ini hanya terlihat
pada populasi katak di Arboretum Fahutan sedangkan pada populasi katak di Laboratorium Konservasi Tumbuhan tidak ditemukan pola perilaku
menunggu. Perilaku menunggu Katak pohon hijau ditunjukkan oleh Gambar 17.
Durasi jam:menit Bertelur
Tanggal Kode
Pasangan Calling Amplexus berbusa
telur keluar
Menutup sarang
TOTAL WAKTU
TOTAL WAKTU
TANPA CALLING
K.1. 0:32 4:18 0:38 0:50
0:39 6:57 6:25 K.2. 5:11 3:24 0:50
1:22 1:08 11:55 6:44
31 Des 2005
1 Januari 2006
K.3. 7:40 3:35 0:50
0:40 12:45 5:05 9-10
Januari 2006
K.4. 3:42 2:30 0:44 0:57 - 7:53 4:11
16-17 November
2005 A.1. 1:58 4:04
1:56 0:36 8:54 6:56
16-17 November
2005 A.2.
1:29 7.29- hilang tidak terdeteksi -hilang
21-22 November
2005 A.3.
3:41 3:37
1.18- gangguan dari ular picung gagal berbiak 25 Januari
2006 A.4. 1:21
hilang 25 Januari
2006 A.5. 2:25 3:58 0:52
0:27 7:42 5:17
Gambar 17. Perilaku menunggu Katak pohon hijau di Arboretum Fahutan Perilaku menunggu umumnya dilakukan pada lokasi yang penutupan
tajuknya lebih rapat dari lokasi lainnya disekitar pohon Burahol. Selama pengamatan perilaku menunggu selalu terjadi dengan melibatkan dua ekor
individu betina secara bersamaan.
2. Tata urutan kawin Katak pohon hijau di Laboratorium Konservasi