18:00-06:00 pagi hari. Selama periode perkembangbiakan amplexus dapat terjadi pada waktu yang berbeda-beda, bergantung pada suhu, curah hujan,
jumlah dan tipe suara jantan dan keberadaan betina. Tabel 3 menunjukkan waktu saat ditemukannya katak yang sedang amplexus.
Tabel 3. Waktu terjadinya amplexus pada periode perkembangbiakan Katak pohon hijau di Kampus IPB Darmaga.
Pasangan 1
2 3
4 5 6 7 8 9 Waktu
Amplexus 19:32 23:11
1:40 21:42
19:58 19:29 21:41 19:21 20:25
Pasangan amplexus di Laboratorium Konservasi Tumbuhan. pasangan 5 -9 amplexus di Arboretum Fahutan.
Waktu terjadinya amplexus berkisar pada pukul 19:21-01:40 WIB. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa umumnya amplexus lebih sering terjadi
pada selang pukul 19:21-21:42 WIB tujuh pasang. Amplexus diluar selang pukul 23:11 dan 01:40 kemungkinan terjadi dikarenakan pada saat
itu sudah ada pasangan yang sedang amplexus dan kemunculan betina lain yang lebih lama dari pasangan yang pertama. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan, batas waktu terjadinya amplexus adalah pada selang waktu terlama yaitu pukul 01:40 WIB, hal ini dibuktikan oleh individu
yang aktif berbiak pada Tanggal 25 Januari 2006 dimana dua ekor betina dan katak jantan lainnya yang telah memiliki ketertarikan pukul 02.14
WIB menunda amplexus dan melanjutkan amplexus pada malam berikutnya.
2. Jumlah Katak Berbiak dan Lokasi Berbiak
a. Jumlah Katak Berbiak
Selama pengamatan dari bulan November 2005 sampai Januari 2006 dijumpai 33 individu katak yang meliputi 25 katak jantan dan 8
katak betina. Jumlah individu pada kedua lokasi pengamatan berbeda, namun tidak terlalu jauh perbedaannya. Individu jantan yang aktif
setiap malammya di Arboretum Fahutan berkisar antara 2-12 ekor dan betina 1-3 ekor. Sedangkan di Lab. Konservasi Tumbuhan ditemukan
individu jantan antara 2-13 ekor dan betina 1-3 ekor. Lokasi di Lab. Konservasi Tumbuhan terdapat dua lokasi berbiak, namun tidak pernah
ditemukan kedua lokasi berbiak digunakan pada waktu yang bersamaan selama periode perkawinan.
Tidak semua katak melakukan aktivitas kawin. Katak-katak ini umumnya dijumpai di sekitar tempat berbiak dengan aktivitas diam,
bersuara, melompat dan melihat. Pada pengamatan ditemukan sebanyak 9 pasang katak yang amplexus 5 pasang di Arboretum
Fahutan dan 4 pasang di Laboratorium Konservasi Tumbuhan. Berdasarkan data perjumpaan dengan sarang yang ada di dua lokasi
pengamatan yang digabungkan dengan perjumpaan katak yang amplexus maka jumlah perkawinan yang terjadi selama 3 bulan
pengamatan sebanyak 21 pasang. Untuk lebih jelasnya jumlah katak yang amplexus, suhu udara dan curah hujan serta parameter lainnya
saat pengamatan dapat dilihat pada Gambar 11 dan 12.
Gambar 11. Suhu, kelembaban, curah hujan dan jumlah pasangan yang amplexus tanpa data perjumpaan sarang selama
pengamatan mulai bulan November 2005-Januari 2006.
Gambar 12. Suhu, kelembaban, curah hujan dan jumlah pasangan yang amplexus dengan data perjumpaan sarang selama
pengamatan mulai bulan November 2005-Januari 2006.
Hasil pengukuran terhadap tiga pasangan dan satu ekor jantan menunjukkan bahwa ukuran tubuh dan berat katak betina jauh lebih
besar daripada katak jantan Tabel 4. Tabel 4. Ukuran panjang tubuhSVL Snout Vent Lenght dan berat
badan pasangan katak yang kawin. ♂
♀ No Kode
SVL mm
Berat gram SVL
mm Berat
gram 1 P.1. 43.42 17.00 72.46 34.25
2 P.2. 46.30 17.75 72.76 32.00 3 P.3. 46.32 17.50 73.60 32.00
4 Jantan
lain 50.20 18.00
- -
∑ 186.24 70.25 218.82 98.25 µ 46.56
17.5625 72.94 32.75
Rata-rata ukuran tubuh katak betina adalah 72,94 mm dengan berat 32,75 g sedangkan katak jantan berukuran 46,56 mm dengan berat
17,56 g. Hal ini memang umum pada kebanyakan amfibi Shine, 1979. Mengingat bahwa rasio antara jantan dan betina tidak seimbang,
dimana jumlah betina jauh lebih sedikit diduga bahwa katak betina mampu kawin beberapa kali dengan jantan yang berbeda poliandri.
b. Lokasi Berbiak