6
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: Apakah partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran mempengaruhi kinerja manajerial?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.
b. Menganalisis pengaruh komitmen tujuan anggaran terhadapa kinerja manajerial
c. Menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis Sebagai tambahan pengetahuan dan dapat mengetahui serta
mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran dalam hubungannya
dengan kinerja manajerial di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
7
2. Bagi pembaca Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan bagi pembaca dan menyediakan informasi terkait dengan partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran
dalam hubungannya dengan kinerja manajerial di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara.
3. Bagi akademisi Diharapkan
penelitian ini
dapat memperkaya
bahan kepustakaan
dan mampu
memberikan kontribusi
pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan akuntansi,
khususnya untuk memahami partisipasi anggaran dalam proses penyusunan anggaran.
4. Bagi pihak yang terkait atau PT PLN Persero Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis
untuk menerapkan sistem anggaran yang efektif sebagai alat bantu manajemen dalam memotivasi dan mengevaluasi kinerja
manajerial.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep dan Peranan Anggaran
Semua perusahaan pada umumnya memiliki anggaran karena anggaran berkaitan dengan pengendalian dan perencanaan. Perencanaan melihat ke depan
yaitu menetapkan tindakan tertentu dan pengendalian melihat ke belakang yaitu menilai apa yang telah dihasilkan. Dari perbandingan yang dihasilkan maka
dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran. Menuru
t Adisaputro dan Asri 2004:07 “anggaran adalah suatu proses sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelumnya dimulainya
penyusunan rencana pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri,
implementasi dari rencana tersebut, sampai pada ahirnya tahap
pengawasan dan evaluasi dari hasil melaksanakan rencana itu.” Sedangkan menurut Munandar 2004:10, “anggaran memiliki fungsi sebagai
pedoman kerja, sebagai alat pengkooordinasian kerja, dan sebagai alat pengawasan kerja” Anggaran mempunyai definisi yang beraneka ragam, namun
apabila diamati dengan teliti masing-masing definisi tersebut memiliki pengertian yang sama atau hampir sama. Perbedaan yang ada pada umumnya
berkisar kepada titik berat anggaran tersebut, apakah kepada prosedurnya atau kepada isi anggaran yang akan disusun. Dari beberapa pendapat dapat
disimpulkan “anggaran merupakan perencanaan secara formal mencakup seluruh kegiatan perusahaan tanpa pengecualian di dalam jangka waktu tertentu
yang dinyatakan di dalam unit kuantitatif moneter”, Ahyari 2002:08.
Universitas Sumatera Utara
9
Kegiatan yang direncanakan ini bukannya tanpa batas waktu, melainkan akan dibatasi untuk jangka waktu tertentu saja.
Dari berbagai sudut pandang yang dikemukakan di atas, sebenarnya peran anggaran selain sebagai alat perencanaan, anggaran juga merupakan alat
bagi manajer untuk mengendalikan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi kinerja, dan memotivasi bawahannya sehingga memperoleh
informasi yang relevan dalam pekerjaan. Untuk itu pentingnya anggaran dalam suatu organisasi akan terlihat dari peran dan tujuan anggaran. Adapun
tujuan utama penyusunan anggaran menurut Darsono dan Purwanti 2008:08 adalah sebagai berikut :
1. Memaksa manajer membuat rencana kerja 2. Tolak ukur mengevaluasi kinerja
3. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar manajer 4. Membantu pengambilan keputusan
Anggaran mempunyai kemungkinan dampak fungsional atau disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi. Untuk
mengatasi hal tersebut maka diperlukan pemberian kesempatan kepada bawahan yang mau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran
sehingga tujuan yang ingin dicapai perusahaan akan lebih dapat diterima oleh anggota organisasi dengan ikut mengetahui dan terlibat dalam
menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Anggaran merupakan pedoman rencana manajemen dimasa yang
akan datang mempunyai beberapa manfaat. Menurut Harahap 2001:122
Universitas Sumatera Utara
10
anggaran memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Memaksa perlunya kebijaksaan dasar
2. Memaksa perlunya
struktur organisasi
yang baikpertumbuhan yang baik
3. Memaksa partisipasi semua pihak 4. Menciptakan harmoni antar bagian
5. Memaksa manajemen memperhatikan prestasi terbaik 6. Memaksa perlunya data akuntansi yang akuntansi
7. Mendorong efesiensi segala bidang. 8. Perlunya pertimbangan yang matang untuk setiap policy
9. Mengurangi biaya karena berkurangnya supervisor 10. Pimpinan puncak bebas dari urusan rutin sehari hari
11. Menghilangkan
ketidakpastiankekeliruan di
dalam perusahaan
12. Menunjukkan perbedaan efesiensi dan ketidakefesiensian 13. Mendorong pengertian antara atasan bawahan
14. Memfokuskan perhatian eksekutif pada hal hal strategis 15. Memaksa dilaksanakannya set analysis dalam perusahaan
16. Persyaratan meminjam ke Bank 17. Dapat mencek kemajuan kerja
18. Dapat meningkatkan citra perusahaan kepada masyarakat 19. Memenuhi persyaratan dari lembaga lembaga pengatur
Disamping memiliki manfaat, anggaran juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut Darsono dan Purwanti 2008:14 kelemahan
tersebut antara lain :
1. Prediksi kegiatan bisnis di masa mendatang belum tentu tepat atau belum tentu mendekati kenyataan.
2. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di masa mendatang sulit diprediksi sehingga sering tidak terjangkau
dalam pemikiran pembuat anggaran 3. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran
maupun dalam pelaksanaannya 4. Pembuat anggaran kepala seksi, bagian,divisi sering berpikir
subyetif, mementingkan seksinya ,bagiannya, atau divisinya asaja.
5. Anggaran pada umumnya sangat idelistik sehingga sulit tercaapai dan dapat mengakibatkan para pelaksana frustasi
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.2. Partisipasi Anggaran
“Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para individu terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan
yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap para individu tersebut “, Hidayah Fauziah, 2010:64.
“Partisipasi anggaran adalah sebagai suatu proses dalam organisasi yang melibatkan para manajer dalam penentuan tujuan anggaran yang
menjadi tanggung jawabnya. Partisipasi banyak menguntungkan bagi suatu organisasi. Hal ini diperoleh dari berbagai
penelitian tentang partisipasi,” Brownell dalam
Sardjito
dan
Muthaher
, 2008:38 Disini partisipasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting
yang menekankan pada proses kerjasama dari berbagai pihak, baik bawahan maupun manajer level atas. Dengan kata lain bahwa anggaran yang disusun
tidak semata-mata ditentukan oleh atasan saja, melainkan juga keterlibatan atau keikutsertaan bawahan, karena para pekerja atau manajer tingkat
bawah merupakan bagian organisasi yang memiliki hak suara untuk memilih tindakan secara benar dalam proses manajemen. Sebagian besar studi
menunjukkan bahwa partisipasi anggaran lebih banyak membawa manfaat pada organisasi. Beberapa manfaat partisipasi dalam proses penyusunan
anggaran antara lain Omposunggu dan Bawono dalam Andrianto, 2008;12: 1. Seseorang yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran
tidak saja task involved melainkan juga ego involved dalam kerjasama.
2. Keterlibatan seseorang akan meningkatkan rasa kebersamaan dalam kelompok, karena dapat meningkatkan
kerjasama antara anggota kelompok di dalam penetapan sasaran, serta dapat mengurangi rasa tertekan.
3. Keterlibatan seseorang akan mengurangi rasa keperbedaan di dalam mengalokasikan sumber daya di
antara unit-unit yang ada di organisasi.
Universitas Sumatera Utara
12
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan akan mempunyai lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam
perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut. Oleh karena hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai macam
anggaran yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Dalam penggunaan anggaran untuk evaluasi kinerja manajerial perlu
diperhatikan bagaimana jumlah yang dianggarkan dibandingkan dengan hasil aktual. Oleh karenanya, anggaran dapat dibagi menjadi anggaran statis
dan anggaran fleksibel. Anggaran statis dibuat berdasarkan tingkat aktivitas yang telah ditentukan, karena itu anggaran ini tidak begitu berguna bila
digunakan untuk menyusun laporan kinerja manajerial. Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk menyusun anggaran sebelum adanya tingkat aktivitas
yang diharapkan karena anggaran ini dapat menentukan besarnya biaya pada berbagai tingkat aktivitas anggaran tersebut dapat digunakan untuk
menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan pada tingkat aktivitas aktual. Kinerja akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan
efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajerial dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah
ditetapkan. Hasil penelitian Yusfaningrum Ghozali 2005:664 menunjukkan
bahwa “partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial”. Sedangkan Matolla 2011:58 menunjukkan bahwa
“partisipasi anggaran berpengaruh langsung terhadap kinerja”.
Universitas Sumatera Utara
13
Dari beberapa bukti empiris yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
H1 : Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
2.1.3. Komitmen Tujuan Anggaran
Menurut Indarto Ayu 2011:35 “komitmen tujuan anggaran didefenisikan sebagai keinginan yang kuat untuk berusaha mencapai tujuan
anggaran dan ketekunan dalam melakukan pencapaian tujuan anggaran terserbut”. Komitmen menunjukan keyakinan dan dukungan yang kuat
terhadap nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Komitmen untuk mencapai tujuan anggaran terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan anggaran
yang telah ditetapkan. Penerimaan terhadap tujuan tersebut dapat disebabkan oleh adanya partisipasi anggaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Shields dan Shiels dalam Indarto Ayu 2011:39,”menemukan bukti bahwa tindakan pertisipasi menaikkan
kepercayaan bawahan, pengendalian dan keterlibatan diri dengan organisasi sehingga bawahan dapat menerima dan mempunyai komitmen terhadap
tujuan anggaran yang telah disusun. ”
Bila bawahan atau pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan
atau pemegang kuasa anggaran sehingga atasan atau pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
Universitas Sumatera Utara
14
pengetahuan yang relevan dengan tugas dan juga menimbulkan rasa bertanggung jawab terhadap tujuan dari anggaran tersebut sehingga
berkomitmen untuk tujuan anggaran. Menurut Yusfaningrum Ghozali
2005:659 “bawahan yang mempunyai komitmen lebih tinggi terhadap tujuan anggaran mereka,
akan berusaha berinteraksi dengan orang-orang yang dapat memberikan wawasanpengetahuan tentang lingkungan kerja, tujuan
kinerja, strategi tugas dan permasalahan lain yang mempunyai pengaruh penting pada kinerj
a mereka”. Kondisi ini memberikan pemahaman yang lebih baik pada bawahan
mengenai alternatif keputusan dan tindakan yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan anggaran. Locke dalam Indarto Ayu 2011:35
mendefinisikan : “komitmen tujuan anggaran sebagai keinginan yang kuat
untuk berusaha mencapai tujuan anggaran, dan ketekunan dalam melakukan pencapaian tujuan ang
garan tersebut”. Seseorang akan berkinerja lebih baik ketika ia berkomitmen untuk mencapai kinerja tertentu.
“Komitmen untuk mencapai tujuan anggaran terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan
anggaran yang telah ditetapkan. Penerimaan tersebut dapat dicapai karena adanya partisipasi pe
ngganggaran,” Indarto Ayu, 2011:35. Komitmen tujuan anggaran menjadi penting karena produktifitas dari
manajer ditentukan sebagian besar dari apakah organisasi mencapai tujuan finansialnya. Bawahan yang berkomitmen tinggi kepada tujuan anggaran
mereka, mencari interaksi dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan mengenai lingkungan kerja mereka, tujuan kinerja, strategi tugas, dan
masalah-masalah lainnya, yang memiliki pengaruh penting pada kinerja. Menurut Yusfaningrum Ghozali 2005:659,
“tingginya komitmen
Universitas Sumatera Utara
15
terhadap tujuan anggaran akan mempermudah penerimaan anggaran tersebut meskipun sulit untuk dicapai
”. Sedangkan penetapan tujuan secara spesifik dan sulit, tetapi memungkinkan untuk dicapai, akan mempertinggi tingkat
kinerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah fungsi utama dari pencapaian tujuan dan komitmen tujuan anggaran merupakan
alat untuk memprediksikannya.
Dari beberapa bukti empiris yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
H2: Komitmen tujuan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
2.1.4. Kinerja Manajerial
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan perusahaan bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral dan etika. Kinerja merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan keefektifan perusahaan. Menurut Mahoney dalam Indarto Ayu
2011:37 ” Kinerja manajerial didasarkan atas fungsi-fungsi manajemen klasik, yaitu seberapa jauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
yang meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pemilihan staf, negosiasi dan perwakilan”.
Universitas Sumatera Utara
16
Mahoney dkk dalam Hidayah Fauziah 2010:67 mendefinisikan kinerja manajerial dalam fungsi-fungsi:
1. Perencanaan.
Menentukan tujuan, kebijakan, dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, pemograman, dll.
2. Investigasi.
Mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, analisis pekerjaan, dll.
3. Koordinasi.
Tukar menukar informasi dengan organisasi di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahudepartemen lain,
hubungan dengan manajer lain, dan lain-lain.
4. Evaluasi.
Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang di amati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan akhir, penilaian laporan keuangan,
pemeriksaan produk, dan lain-lain.
5. Pengawasan Supervisi
Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas
atau pekerjaan dan menangani keluhan, dan lain-lain.
6. Pengaturan Staf Staffing
Mempertahankan angkatan kerja atau karyawan, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan memutasi
pegawai, dan Iain-lain.
Universitas Sumatera Utara
17
7. Negosiasi.
Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar-menawar secara kelompok, dan Iain-lain.
8. Perwakilan atau representasi.
Menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara kemasyarakatan, pendekatan kepada
masyarakat, mempromosikan tujuan umum dan sebagainya.
Tanggung jawab manajer melibatkan kinerja yang efisien dan efektif. Efisiensi yakni kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan
tepat adalah konsep input-output. Seorang manajer yang efisien adalah manajer yang mencapai output atau keluaran yang sesuai dengan input
tenaga kerja, bahan baku dan waktu yang digunakan untuk mencapai output itu. Manajer yang mampu meminimalkan ongkos sumber daya yang
digunakannya untuk mencapai tujuan dianggap telah bertindak secara efisien. Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih sasaran yang
tepat. Seorang manajer yang efektif adalah manajer yang memilih pekerjaan yang tepat dilaksanakan. Manajer yang memilih suatu sasaran yang tidak
tepat, misal memproduksi hanya barang X pada saat permintaan akan barang Y sedang melambung tinggi adalah manajer yang tidak efektif. Sekalipun
barang X itu diproduksi dengan tingkat efisiensi yang maksimum.
Universitas Sumatera Utara
18
2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti
Jurnal Variabel
Metodologi Hasil
Indarto Ayu
2011 Pengaruh
Partisipasi Anggaran
terhadap Kinerja Manajerial
Perusahaan Melalui
Kecukupan Anggaran,
Komitmen Organisasi,
Komitmen Tujuan
Anggaran, Dan Job
Relevant Information
Variabel Bebas X1=Partisipasi
Anggaran Variabel Mediasi
X2=Kecukupan Anggaran
X3=Komitmen Organisasi
X4=Komitmen Tujuan Anggaran
X5=JRI Variabel Terikat=Y
Kinerja Manajerial Objek
penelitia adalah
para manajer
tingka menengah
atau manajer fungsional
yang bekerja di perusahaan
manufaktur
di Jawa
Timu Dengan
menyebarkan 215 kuesioner dan y
kembali 163 da 153
kuesioner tersebut
yan lengkap pengisia
datanya atau 71 Pengujian
hipotesis dilakuka dengan Model
Regresi Pengaruh
variabe independen terhada
variabel media
adalah signifikan.
Dan pengaruh
variabel media
terhadap variabe
dependen signifika dan positip.
Yusfaningru m
da Ghozali
2005 Analisis Pengaruh
Partisipasi Anggaran Terhada
Kinerja Manajeria Melalui Komitmen
Tujuan
Anggara dan Job Relevant
Information sbg Variabel
Intervening Variabel
independen= Partisipasi
Anggaran Variabel
dependen= Kinerja Manajerial
Variabel Intervening=Job
Relevan Information
Populasi penelitia ini adalah manajer
atau kepala bagian yang
berjumla 1085.
Kuesioner dikirim ke masing
masing perusahaa sebanyak 20 da
populasi.
Data diolah
menggunakan SEM.
Pengaruh secar
langsung Partisipasi Anggaran
terhadapKinerja Manajerial
lebih tinggi
jika dibandingkan
pengaruh Partisipasi Anggaran
terhada Kinerja
Manajeria melalui
Komitmen Tujuan Anggaran da
JRI sebagai variabe intervening
Universitas Sumatera Utara
19
Deliana 2015
Managenerial performance
in Indonesia
Loca Government:
Impact of Budge Participation
and Budget
Goa Commitment
Variabel depende :
manageria performance
Variabel independen
: a
budget goa
commitment b.
budge participation
Penelitian ini
menggunakan explonatory
research. Populasi penelitian ini di
unit SKPD medan. Data dikumpulkan
melalui kuesioner Hasil penelitian ini
menunjukkan bahw Budget
goa commitment
da Budget participation
berpengaruh positi
terhadap manageria performance di unit
SKPD Medan.
Universitas Sumatera Utara
20
2.3. Kerangka Konseptual Gambar 2.1