Perbedaan Struktur Kapal Gabungan Beton dan Kayu pada Kapal Pukat Cincin

109 5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Kajian Desain Kayu dan Struktur Beton pada Rangka Kapal Pukat Cincin 5.1.1. Perbedaan Desain Kapal Kayu dan Kapal Gabungan Beton, Kayu. Perbedaan desain kapal kayu dan kapal gabungan beton dan kayu menunjukkan sebagai berikut : 1 Kapal gabungan beton dan kayu relatif lebih stabil dibandingkan kapal kayu. 2 Berat kapal kayu relatif hampir sama dengan berat kapal gabungan beton dan kayu karena dimensi beton dihitung dengan membandingkan berat gading-gading, linggi haluan dan lunas kayu terhadap dimensi beton. 3 Kayu yang digunakan dimensi sangat besar sehingga sangat sulit untuk didapat atau akan banyak menggunakan kayu yang seharusnya pohon sebagai pelindung atau hutan lindung yang bukan untuk ditebang, sedangkan material beton relatif mudah didapat terutama di Aceh banyak quarry. 4 Untuk galar atau balok deck yang overstress harus menggunakan kayu dengan balok atau profil susun. 5 Penggunaan gabungan beton dan kayu diharapkan menambah umur pakai kapal life time. Umur pakai beton bisa mencapai lebih dari 30 tahun asalkan pengecoran beton tidak keropos.

5.2 Perbedaan Struktur Kapal Gabungan Beton dan Kayu pada Kapal Pukat Cincin

Struktur gabungan beton dan kayu dengan 2 tipe kondisi input yaitu dengan beban dimasukkan hanya pada rangka struktur frame dan dimasukkan pada masing-masing bagian kapal shell yaitu berat sendiri lambung dimasukkan pada lambung demikian juga lunas, linggi, balok deck, galar dimasukkan pada bagian masing-masing dengan variasi pembebanan 1,2 DL + 1,6 LL +0,9 WL dan 1,2 DL + 1,6 LL. 110 5.2.1. Perbedaan Gaya dan Defleksi Dengan Variasi Pembebanan 1,2 DL+ 1,6 LL+ 0,9 WL Perbedaan memasukkan berat sendiri dan muatan pada masing-masing bagian shell dan memasukkan seluruh berat sendiri dan muatan hanya pada gading-gading, balok deck frame. 1 Pada kondisi pulang dengan muatan penuh 1 Dengan memasukkan beban pada masing-masing shell, gaya momen, geser, axial pada lambung lebih besar pada shell dibandingkan memasukkan frame. 2 Dengan memasukkan beban pada masing-masing shell, gaya momen,geser,axial pada batang galar, gading-gading, balok galar lebih kecil pada shell dibandingkan frame. 3 Defleksi lambung pada haluan, midship dan buritan lebih besar dengan memasukkan shell dibandingkan frame. 4 Defleksi batang galar, gading-gading, balok galar pada haluan, midship dan buritan lebih besar dengan memasukkan shell dibandingkan frame. 2 Pada kondisi berangkat dengan bekal penuh 1 Dengan memasukkan beban pada masing-masing shell, gaya momen,geser,axial pada lambung lebih besar pada shell dibandingkan memasukkan frame. 2 Dengan memasukkan beban pada masing-masing shell, gaya momen,geser,axial pada batang galar, gading-gading, balok galar lebih kecil pada shell dibandingkan frame. 3 Defleksi lambung pada haluan, midship dan buritan lebih besar dengan memasukkan shell dibandingkan frame. 4 Defleksi batang galar, gading-gading, balok galar pada haluan, midship dan buritan ada yang lebih besar dengan memasukkan shell dibandingkan frame. 111 5.2.2. Perbedaan Gaya dan Defleksi dengan Variasi Pembebanan 1,2 DL + 1,6 LL Perbedaan memasukkan beban pada masing-masing shell dan memasukkan seluruh berat dan muatan hanya pada gading-gading, balok deck frame. 1 Pada kondisi pulang dengan muatan penuh. 1 Dengan memasukkan beban pada masing-masing shell, gaya momen,geser,axial lambung lebih kecil dengan pada shell dibandingkan frame. 2 Dengan memasukkan beban pada masing-masing shell, gaya momen,geser,axial pada batang galar, gading-gading, balok galar lebih kecil pada shell dibandingkan frame. 2 Pada kondisi berangkat dengan bekal penuh. 1 Dengan memasukkan beban pada masing-masing shell, gaya momen,geser,axial pada lambung lebih besar pada shell dibandingkan frame. 2 Dengan memasukkan beban pada masing-masing shell, gaya momen,geser,axial pada batang galar, gading-gading, balok galar lebih kecil pada shell dibandingkan frame. 5.3.Sambungan Antara Beton dan Kayu Sambungan antar beton dan kayu telah memenuhi yaitu : 1 Diperhatikan sambungan baut minimal dan jarak yang dipersyaratkan SNI. 2 Baut yang tertanam di beton dipasang sebelum beton di cor sehingga sambungannya monolith. 3 Baut yang tertanam harus dikait dengan pembesian beton , agar pada waktu mengecor baut tidak bergeser atau berpindah tempat.

5.3.1. Sambungan Gading-Gading dan Lambung

112 Sambungan gading-gading dan lambung dengan variasi pembebanan 1,2 DL + 1,6 LL + 0,9 WL menunjukkan hal-hal sebagai berikut : 1 Pada kondisi pulang dengan muatan penuh dengan memasukkan pada shell lebih sedikit jumlah baut dari pada memasukkan pada frame. 2 Pada kondisi berangkat dengan bekal penuh dengan memasukkan beban pada shell jumlah baut sama dengan memasukkan beban pada frame.

5.3.2. Sambungan Gading-Gading dan Galar

Sambungan gading-gading dan galar dengan variasi pembebanan 1,2 DL + 1,6 LL + 0,9 WL menunjukkan hal-hal sebagai berikut : 1 Pada kondisi pulang dengan muatan penuh dengan memasukkan pada shell jumlah baut lebih banyak dari memasukkan pada frame. 2 Pada kondisi berangkat dengan bekal penuh dengan memasukkan beban pada shell jumlah baut sama dengan memasukkan beban pada frame .

5.3.3. Sambungan Lunas dan Linggi

Sambungan lunas dan linggi hanya dibuat dengan variasi pembebanan 1,2 DL + 1,6 LL + 0,9 WL kondisi pulang muatan penuh menunjukkan bahwa perhitungan dengan shell jumlah baut lebih banyak dari perhitungan dengan frame.

5.3.4. Sambungan Lunas dan Gading-Gading Kayu

Sambungan lunas dan linggi hanya dibuat dengan variasi pembebanan 1,2 DL + 1,6 LL + 0,9 WL kondisi pulang muatan penuh menunjukkan bahwa perhitungan dengan shell jumlah baut sama banyak dari perhitungan dengan frame.

5.4. Defleksi Pada Lunas