Identifikasi dan Perumusan Masalah

23 antara 16-28 m, lebar antara 3,5 – 6 m dan dalam antara 1,4 – 2 m. Kapal- kapal tersebut diperkirakan memiliki tonase 40 GT dengan mesin utama kapal berkekuatan mulai dari 105 sampai 320 PK. Penampang melintang kapal pukat cincin Aceh berbentuk V, ruang dibagi menjadi satu ruang mesin, ruang kemudi, palka dan gudang. Ruang kemudi letaknya agak kebelakang sehingga menyisakan bagian depan yang luas untuk menyusun dan memperbaiki pukat cincin. Palka terletak dibagian bawah haluan depan, gudang terletak dibagian buritan belakang. Kapal pukat cincin Aceh terbuat dari bahan kayu yang dilapisi dengan seng setebal 0,4 mm. Hampir semua kapal tersebut dibuat oleh galangan kapal milik rakyat yang terletak di Kota Banda Aceh. Ada 4 empat jenis kayu yang dijadikan bahan pembuat kapal, yaitu kayu semantok damar hutan, kruing, rengas dan tempiris. Penelitian kapal pukat cincin yang telah dilakukan adalah : 1 Moch. Rizal Mahdi 2005. Pengembangan Perikanan Pukat Cincin di Lampulo kota Banda Aceh Propinsi NAD. 2 Eddi Husni 2003. Analisis Gerakan Coupled Heaving – Pitching Kapal Pukat cincin Terhadap Gelombang Regular Head Seas. 3 Rosdianto 2003. Studi Tentang Stabilitas Statis Kapal Pukat cincin kapal Longline di Propinsi Kalimantan Selatan. 4 Saifan Noer 1976. Penelitian Tentang Penangkapan Ikan Cakalang Dengan Pukat cincin di Perairan Aceh Besar. 5 Juliaty Golda R.S.1997. Kinerja Laut Kapal Kayu Pukat Cincin.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Prosiding seminar pengembangan kapal ikan di Indonesia dalam rangka implementasi wawasan nusantara, November 1984, permasalahan adalah : 1 Kayu sebagai bahan utama kapal ikan berukuran sedang 30-250 GT ternyata kurang optimal dimanfaatkan, walaupun berdasarkan kenyataan sekarang ada jenis kayu tertentu yang agak susah didapat dalam stok yang mencukupi. 24 2 Pengetahuan tentang perkembangan teknologi material kayu untuk pembuatan kapal ikan masih kurang dikuasai. 3 Belum ada informasi data-data prototipe kapal ikan yang dikaitkan dengan alat tangkap, wilayah penangkapan dan kondisi perairan bagi jenis-jenis dan ukuran kapal ikan. 4 Peraturan keselamatan kapal secara nasional masih untuk kapal dibawah100m 3 sekitar 35 GT. 5 Dalam rangka pembangunan kapal ikan tradisional supaya tetap mempertahankan segi arsitektur perahu atau kapal, tetapi perlu dipertimbangkan peningkatan pada stabilitas dan konstruksi serta kualitas kapal. 6 Kapal tradisional masih terlalu boros dalam pemakaian bahan baku . Perlu dipikirkan efisiensi penggunaan bahan baku dengan membuat suatu pedoman. 7 Akibat pembuatan kapal yang masih tradisional, sering dijumpai cacat, bentuk kapal tidak simetris dan adanya sambungan pada posisi yang seharusnya tidak diperbolehkan. 8 Perlu dikembangkan suatu Metode konstruksi kapal ikan yang diharapkan lebih tepat guna dan berhasil guna untuk bahan kayu laminasi, aluminium, fiber dan lain-lain. Kapal ikan dari kayu yang digunakan adalah kayu dengan kelas kuat I . Umur kayu yang biasanya digunakan berasal dari pohon dengan umur panjang, konsumsi banyak sehingga menimbulkan kelangkaan, hal ini menjadi problem dikemudian hari bila digunakan secara besar-besaran tanpa penanaman dan lahan yang memadai, perlu dicari alternatif material untuk satu komponen kapal. Selain itu pembuatan kapal ikan belum berdasarkan Naval Architecture tetapi berdasarkan keterampilan yang turun temurun, sehingga tingkat akurasi kapal dan gaya-gaya yang bekerja pada kapal belum dapat diketahui. 25 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah menganalisis stabilitas kapal pukat cincin eksisting dan kapal alternatif serta menghitung dan menganalis struktur alternatif kapal penangkap ikan, berdasarkan gaya dan beban yang bekerja pada masing-masing bagian struktur kapal. 1.4.Manfaat Penelitian Manfaat bagi ilmu perkapalan yang merupakan struktur alternatif yang dapat dikembangkan dan diharapkan sebagai bahan acuan standar kapal penangkapan ikan. Selain itu di harapkan memberi kontribusi bagi ilmu pengetahuan.dan masyarakat terutama masyarakat yang berkecimpung dalam bidang perkapalan. 1.5.Batasan Penelitian Kapal penangkapan ikan dengan alat tangkap pukat cincin didaerah propinsi Nanggroe Aceh Darusalam dan sekitarnya. Batasan masalah yang akan diteliti adalah : 1 Kapal pukat cincin 30 GT. 2 Struktur dan dimensi kapal pukat cincin eksisting. 3 Kelengkapan dan perbekalan yang harus dimasukkan pada beban pada deck dan lantai bawah seperti air bersih, provision, awak kapal, alat tangkap dan bumb. 4 Penggunaan struktur beton pada gading-gading dibagian 15 dari haluan sampai dengan linggi buritan, lunas dan linggi buritan.

1.6. Hipotesis