58
Untuk meredam gerakan-gerakan pada kapal biasanya ditambahkan antiroll devices
seperti bilge keel, controllable fins, controlling tanks dan sebagainya. Bilge keel umumnya merupakan tambahan pada badan kapal
berupa struktur steel plate yang di tempatkan pada permukaan lambung kapal. Penempatan struktur spesifik dan detail pada badan kapal seperti
bilge keel bekerja berdasarkan teori sederhana, yaitu Gillmer and Johnson,
1982
GM k
T 108
, 1
=
dimana k merupakan radius mass gyration rolling kapal 3.1.2. Tujuan
Membandingkan stabilitas kapal struktur gabungan beton dan kayu dengan struktur kapal kayu
3.1.3. Manfaat. .Manfaat bagi ilmu perkapalan adalah mengetahui stabilitas struktur
kapal gabungan beton dan kayu yang dapat dikembangkan dan diharapkan sebagai bahan acuan standar kapal penangkapan ikan.
3.1.4. Lingkup Penelitian Desain mencakup semua aspek yaitu bentuk, dimensi badan kapal,
dimensi struktur dan finishing kapal. Kajian ini difokuskan pada stabilitas kapal pukat cincin yang saat ini digunakan dan stabilitas kapal gabungan
material kayu dan beton. Beton bertulang digunakan pada lunas, gading- gading dan linggi buritan
3.2. Metode Penelitian
Metode studi kasus pada penelitian stabilitas kapal. Penelitian ini berdasarkan kapal yang digunakan saat ini di Nanggroe Aceh Darusalam di
daerah Lampulo. Dilaksanakan selama 4 bulan yakni dari bulan Agustus 2006 sampai dengan November 2006 di :
1 Pelabuhan Lampulo Banda Aceh. 2 Galangan Kapal Rakyat di Lampulo Banda Aceh.
Menggunakan alat pengukur antara lain meteran, penggaris siku, benang dan paku selain itu alat dokumentasi yaitu tustel handycam.
59
3.2.1 Pengumpulan Data Data sekunder dikumpulkan dari penelitian terdahulu yaitu dari tesis, disertasi
dan studi kapal dari laporan konsultan di Departemen Kelautan dan Perikanan, sedangkan data primer dilakukan dengan melihat dan mengukur dimensi struktur
kapal langsung ke pelabuhan Lampulo, galangan kapal rakyat di Lampulo. Data yang dikumpulkan bentuk dan dimensi kapal, dimensi lambung, gading-gading, balok deck,
galar, linggi. 3.2.1.1 Kondisi Eksisting Kapal Pukat Cincin
Berdasarkan data kapal yang telah beroperasi yaitu dari data sekunder penelitian terdahulu, data yang ada adalah :
1 Panjang total L
OA
. 2 Panjang garis dek Lpp.
3 Lebar B, Cb. 4 Dalam D.
5 Draft penuh d. 6 Berat Kapal GT, kecepatan kapal
Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa data stuktur belum diukur, yaitu data struktur yang diperlukan antara lain:
1 Dimensi kayu lunas, linggi haluan dan linggi buritan dan kulit lambung, 2 Dimensi gading-gading dan jarak gading-gading
3 Sambungan papan kayu, alat sambung dan diameter alat sambung Berdasarkan kapal pukat cincin Sitompul. 2003 sesuai tabel 8 dan 9.
Tabel 8. Data Kapal Pukat Cincin Sibolga
C
w
C
b
C
Φ
C
vp
C
p
L
OA
mL
PP
m L
WL
mBm Dm d m B
WL
GT Vms 1 0,787 0,484 0,712 0,615 0,679 25,00 20,50 20,70 6,50 2,00 1,50 6,10
62,533 6,419 2 0,771 0,501 0,712 0,650 0,703 25,00 21,00 21,15 6,60 1,93 1,50 6,10
76,156 6,338 3 0,806 0,499 0,714 0,619 0,699 25,00 21,00 21,50 6,50 2,00 1,50
6,345 4 0,827 0,521 0,715 0,630 0,728 25,00 21,00 21,10 6,30 2,20 1,75 6,00
74,447 6,009 5 0,791 0,479 0,692 0,606 0,692 26,50 22,00 22,20 7,00 2,20 1,50 6,40
78,097 6,266 6 0,826 0,502 0,694 0,607 0,723 27,00 22,50 22,65 7,20 2,00 1,50 6,65
86,136 6,123 7 0,797 0,521 0,726 0,654 0,717 27,00 22,50 22,70 6,90 2,20 1,75 6,60
85,769 5,875
60 8 0,785 0,490 0,718 0,624 0,682 27,00 23,00 23,15 8,20 1,88 1,50 7,55
96,142 5,954 9 0,795 0,493 0,710 0,620 0,695 28,00 23,50 23,70 7,50 2,00 1,50 6,95
91,887 6,024 100,823 0,518 0,713 0,629 0,727 28,00 23,50 23,65 7,60 2,00 1,50 7,00 89,706 5,953
Tabel 9. Data Kapal Pukat Cincin Medan
C
w
C
b
C
Φ
C
vp
C
p
L
OA
m L
PP
m L
WL
mBm Dm d m B
WL
GT Vms
1 0,777 0,504 0,741 0,649 0,680 25,00 20,50 20,70
6,50 1,33 1,00 6,10 22,469 6,960 2 0,796 0,509 0,741 0,640
0,688 25,00 20,50 20,65 7,00 1,50 1,125 6,60
27,571 6,651 3 0,774 0,513 0,745 0,662
0,688 25,00 21,00 20,70 6,70 1,50 1,125 6,30
26,557 6,706 4 0,825 0,542 0,761 0,657
0,712 26,50 21,00 22,65 7,20 1,96 1,50 7,00
45,494 5,950 5 0,753 0,476 0,753 0,632
0,632 27,00 22,50 20,40 6,50 1,56 1,25 6,25
26,678 6,694 6 0,788 0,527 0,751 0,668
0,702 27,00 22,50 24,65 6,70 1,60 1,25 6,50 37,244 6,221
7 0,775 0,482 0,732 0,622 0,659 27,00 22,50 22,65
7,20 1,65 1,25 6,50 31,312 6,465 8 0,802 0,509 0,725 0,635
0,702 27,00 22,50 22,65 7,30 2,00 1,50 6,85
41,791 6,063 9 0,759 0,473 0,720 0,624
0,657 27,00 23,00 22,60 7,80 1,60 1,125 6,90
29,286 6,410 10 0,737 0,571 0,727 0,639 0,649 28,00 23,50 20,05
7,10 1,50 1,125 6,25 23,454 6,894
Cb menentukan tingkat kegemukan kapal. Semakin mendekati nilai 1, kapal dikatakan semakin gemuk dan bila mencapai 1 maka bagian kapal yang
terendam air memiliki bentuk balok. Dimensi kayu kapal pukat cincin di Nanggroe Aceh Darusalam adalah
6 Lunas dan linggi haluan lebar 25 cm, tinggi 35 cm. 7 Linggi buritan lebar 23 cm, tinggi 35 cm.
8 Gading-gading lebar 10 cm atau 8 cm dan tinggi15 cm. 9 Balok deck lebar 8 cm dan tinggi 15 cm.
10 Papan lambung tebal 4 cm dan lebar 20 cm. Selain itu data kapal pukat cincin yang digunakan sesuai tabel 10.
Tabel 10. Data Kapal Pukat Cincin Yang Diteliti
C
w
C
b
C
Φ
C
vp
C
p
L
OA
m L
PP
m L
WL
m Bm Dm d m B
WL
0,777 0,504
0,741 0,649 0,680
25,00 20,50 20,70
6,50 1,33 1,00 6,10
Kayu yang digunakan untuk strukur kapal adalah kayu batu menurut bahasa masyarakat nelayan kayu tersebut sangat keras setara dengan kayu klas kuat I dan II
sehingga berat jenis kayu diambil rata2 1040 kgm3, sedangkan berat jenis beton
61
2500 kgm3 karena menggunakan beton mutu tinggi K 350. Dimensi struktur alternatif dibuat dengan memperhitungkan berat total struktur gading-gading, lunas, linggi
buritan kapal eksisting dibagi berat jenis beton dan dihitung dimensi beton yang didapat dari berat total kayu yang akan diganti dibagi berat jenis beton dan dihitung
dimensi struktur beton, sedangkan struktur kayu eksisting dibagian haluan yaitu linggi haluan dan gading-gading haluan dimensinya tidak diubah.
3.2.1.2 Material Kayu Kayu yang digunakan untuk Lunas, linggi adalah kayu batu
masyarakat setempat menyebut demikian sedangkan lambung dan gading- gading dengan kayu bungah. Bla dilihat kayu yang digunakan kemungkinan
bangkirai dan masyarakat mendapatkan dari gunung peneliti menyelidiki kemungkinan dari Indrapuri. Ukuran kayu yang digunakan besar-besar
dibandingkan kapal pukat cincin dari pulau Jawa karena masing banyak kayu glondongan yang mudah didapat.
3.2.1.3. Material Beton Bertulang Beton bertulang yang digunakan mutu tinggi minimal K350 yang
memiliki tegangan karakteristik minimal 350 kgcm2. Tegangan mutu tinggi mempunyai sifat water tight hal ini sangat diperlukan struktur kapal
mengingat selalu berada di air asin dan lingkungan yang mudah korosi. Selain mutu tinggi yang perlu diperhatikan pada pengunaan struktur beton adalah
kepadatan pada waktu pengecoran dan selimut beton. Bila dalam pengecoran dan selimut beton diragukan kepadatan maka sebaiknya diberi water proof
liquid yang dilaburkan terutama pada lunas bagian bawah, samping kiri kanan
dan linggi buritan bagian luar. Hal ini untuk mencegah air laut masuk yang dapat mempercepat korosi pembesian.
3.2.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang dimasukkan untuk analisis stabilitas adalah beban
pada 4 kondisi yaitu : 1 Kapal berangkat dalam keadaan bekal penuh.
2 Kapal pulang dengan keadaan muatan atau hasil tangkapan penuh. 3 Kapal pulang dalam keadaan muatan atau hasil tangkapan setengah
penuh.
62
4 Kapal pulang dalam keadan muatan atau hasil tangkapan penuh. Penyebaran muatan harus diperkirakan dengan tepat sesuai kondisi
kapal yang sebenarnya pada kondisi berangkat dan pulang. Perkiraan distribusi muatan dimasukkan dalam package program.
3.2.3 Analisis Data Bentuk, ukuran kapal dan dimensi struktur kapal dimasukkan pada package
program dan disimulasi, kemudian menghasilkan nilai stabilitas. Dalam menguji stabilitas menggunakan instrumen sebagai berikut :
3 Kurva stabilitas melalui Metode Attwood Formula Hind 1982 dan IMO International Maritime Organization pada International Convention for The Safety
of Fishing Vessel-Regulation 28 1977 4 Hasil simulasi dengan package program Maxsurf.
3.2.4. Analisis Stabilitas Dasar pemikiran perlu dianalisis stabilitas dan titik berat kapal yaitu :
1 Penempatan muatan sesuai dengan kondisi sebenarnya kapal. 2 Dibuat lima kondisi ruang muat untuk mengetahui titik berat center of
gravity. 3 Analisis stabilitas.
4 Analisis titik berat dan gaya apung. Kondisi ekisting kapal pukat cincin ditabulasi dan dimasukkan kedalam
package program, karena data sekunder tidak ada data struktur maka data struktur dari pengukuran langsung di galangan kapal rakyat di Lampulo
Dari data sekunder kapal pukat cincin maka dilakukan uji stabilitas kapal kayu sesuai kondisi saat ini dan stabilitas kapal alternatif dengan
material gabungan beton dan kayu dilakukan beberapa kali uji dengan beberapa kondisi pembebanan.
1 Pembebanan yang diperhitungkan Beban kapal diperhitungka pada 4 kondisi kapal dalam keadaan
yaitu : 1 Kapal berangkat dalam keadaan bekal penuh.
2 Kapal pulang dengan keadaan muatan atau hasil tangkapan penuh.
63
3 Kapal pulang dalam keadaan muatan atau hasil tangkapan setengah penuh.
4 Kapal pulang dalam keadan muatan atau hasil tangkapan penuh. Penyebaran muatan harus diperkirakan dengan tepat sesuai kondisi
kapal yang sebenarnya pada kondisi berangkat dan pulang. Perkiraan distribusi muatan dimasukkan dalam package program.
2 Uji Stabilitas Hasil simulasi komputer stabilitas kapal pukat cincin eksisting dan